Day 2 - Mesjid Selat Melaka
Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, dan Day 1 di Melaka di sini.
And this is Day 2, my Journey in Melacca, Malaysia.
--UPDATE-- ketika gw nulis ini, gw udah 3 kali mengexplore Melaka.
And this is Day 2, my Journey in Melacca, Malaysia.
--UPDATE-- ketika gw nulis ini, gw udah 3 kali mengexplore Melaka.
Setelah tidur dengan nyenyak (bahkan ngorok, kalik) karena kemarin jalan hampir seharian, gw bangun dan jogging (aseek) melalui pedestrian walk di sepanjang pinggir sungai Melaka. Kali ini gw berjalan ke arah hulu, menjauh dari Jonker. Ada beberapa view yang menarik loh!
(kiri) Mangrove di bantaran sungai Melaka, lokasinya di depan The Shore Mall (kanan) Kampung Morten, di seberang the Shore Mall. Perkampungan dengan bangunan bergaya melayu tradisional |
Selesai jogging, gw sarapan di restoran hostel. Mayan, dapat roti, buah, teh dan kopi! Sambil gugling destinasi menarik lainnya di Melaka, mumpung ada wifi gratis juga di sini. Jadi, destinasi gw berikutnya adalah Phnom Penh (kan gw dapat tiket promo KL-PP cuma 150k!) dan flight gw tuh besok subuh! So, gw masih ada waktu seharian (lebih tepatnya setengah harian) di Melaka. Gw rencana nginep ajalah di bandara biar hemat 😁
Puas makan dan puas gugling, gw memantabkan hati untuk nengunjungi Mesjid Selat Melaka. Lokasinya ada di pulau reklamasi di selat Malaka. Mandi dulu lah brur, habis keringetan. Lalu packing dan cabcuss... Gw nitip ransel gw di hostel, biar enak gitu explore-nya.
Now, the real question is, how to get there? If you're hoping some public transportation to save budget, then you're f***ed! Ga ada transportasi publik ke sana cuy! Lu kudu naxi, Grab, naik becak tea ato sekalian sewa sepeda. Kalau taxi maupun grab, kurang lebih RM18 sekali jalan (naik grab minus proses tawar-menawarnya si). Rental sepeda antara 10-20RM. Karena gw lagi mode cheap ass, gw memutuskan:
JALAN KAKI SAJA!
Yep, you read that alright! Yaah, kurang lebih jaraknya cuma 4 kiloan koq.
---Kuaaat 💪💪💪---
--- lebih tepatnya terpaksa menguatkan diri karena gw kudu berhemat tapi nafsu explore-nya lagi high!
Dari hostel, gw jalan menelusuri sungai sampai jonker walk. Thank god kemaren udah puas foto-foto di sini, jadi ga stuck lagi. Gw langsung mengarah ke dataran merdeka, lewatin mallnya, lalu nyeberang ke Mahkota Parade Mall. Gw keluar melewati pintu belakang mall ini, menuju jalan Syed Abdul Aziz, jalan arteri kota ini.
Mulai nih, panas-panasan gw jalan kaki. Salah sendirii! Hahahaha...
Nah, di jalan gede ini, gw bisa menyusuri jalanan ini hingga ke Jalan Raya Melaka 35, di mana ada jembatan menuju Pulau Melaka. Tapi koq viewnya asa biasa weh. Ruko-ruko doang. Jadinya, gw ngambil jalur di belakang ruko-ruko tadi, dengan ekspektasi bakal melihat pemandangan selain toko.
Boy, I was right!
Puas makan dan puas gugling, gw memantabkan hati untuk nengunjungi Mesjid Selat Melaka. Lokasinya ada di pulau reklamasi di selat Malaka. Mandi dulu lah brur, habis keringetan. Lalu packing dan cabcuss... Gw nitip ransel gw di hostel, biar enak gitu explore-nya.
Now, the real question is, how to get there? If you're hoping some public transportation to save budget, then you're f***ed! Ga ada transportasi publik ke sana cuy! Lu kudu naxi, Grab, naik becak tea ato sekalian sewa sepeda. Kalau taxi maupun grab, kurang lebih RM18 sekali jalan (naik grab minus proses tawar-menawarnya si). Rental sepeda antara 10-20RM. Karena gw lagi mode cheap ass, gw memutuskan:
JALAN KAKI SAJA!
Yep, you read that alright! Yaah, kurang lebih jaraknya cuma 4 kiloan koq.
---Kuaaat 💪💪💪---
--- lebih tepatnya terpaksa menguatkan diri karena gw kudu berhemat tapi nafsu explore-nya lagi high!
Dari hostel, gw jalan menelusuri sungai sampai jonker walk. Thank god kemaren udah puas foto-foto di sini, jadi ga stuck lagi. Gw langsung mengarah ke dataran merdeka, lewatin mallnya, lalu nyeberang ke Mahkota Parade Mall. Gw keluar melewati pintu belakang mall ini, menuju jalan Syed Abdul Aziz, jalan arteri kota ini.
Mulai nih, panas-panasan gw jalan kaki. Salah sendirii! Hahahaha...
Nah, di jalan gede ini, gw bisa menyusuri jalanan ini hingga ke Jalan Raya Melaka 35, di mana ada jembatan menuju Pulau Melaka. Tapi koq viewnya asa biasa weh. Ruko-ruko doang. Jadinya, gw ngambil jalur di belakang ruko-ruko tadi, dengan ekspektasi bakal melihat pemandangan selain toko.
Boy, I was right!
View di belakang ruko. Area pepohonan di ujung sana adalah Pulau Melaka, cuma dipisahkan oleh "sungai" yang lagi surut |
Melacca Strait Mosque
Jadi, pulau Melaka ini ternyata pulau reklamasi loh! Dulunya cuma ada lautan luas di Selat Melaka aja. Entah kenapa tahun 1996 pemerintah daerah Melaka punya ide bikin pulau baru di sana. Dengan segala kendala, akhirnya sekitar 800 meter dari pesisir pantai Melaka terdapat pulau baru seluas 40ha dengan jembatan sepanjang 30 meter untuk menghubungkan pulau ini dengan dataran utama. Dan rencananya bakal ada pulau kembarannya loh. Yang saat itu belum terlihat keberadaannya, entah kapan selesainya.
Nah, jadi kebayang, area yang dulunya laut sekarang ada pulau yang luas. Yang terpisahkan oleh semacam sungai. Gw sebut sungai soalnya lihat di peta, gada namanya, dan bukan laut -meski secara teknis itu dulunya bagian dari laut-. Nah, sungai ini hampir ga ada airnya! Yes, gw cuma ngelihat bebatuan di pesisir daratan dari sisi gua dan pepohonan rindang di sisi sebelah. Di tengahnya cuma ada tanah berwarna coklat dan cuma sedikit air. Gw hampir punya ide gila, jalan aja di tengah situ menuju pulau sebelah biar jalannya ga jauh.
Untung ga jadi!
Jadi, pulau Melaka ini ternyata pulau reklamasi loh! Dulunya cuma ada lautan luas di Selat Melaka aja. Entah kenapa tahun 1996 pemerintah daerah Melaka punya ide bikin pulau baru di sana. Dengan segala kendala, akhirnya sekitar 800 meter dari pesisir pantai Melaka terdapat pulau baru seluas 40ha dengan jembatan sepanjang 30 meter untuk menghubungkan pulau ini dengan dataran utama. Dan rencananya bakal ada pulau kembarannya loh. Yang saat itu belum terlihat keberadaannya, entah kapan selesainya.
Nah, jadi kebayang, area yang dulunya laut sekarang ada pulau yang luas. Yang terpisahkan oleh semacam sungai. Gw sebut sungai soalnya lihat di peta, gada namanya, dan bukan laut -meski secara teknis itu dulunya bagian dari laut-. Nah, sungai ini hampir ga ada airnya! Yes, gw cuma ngelihat bebatuan di pesisir daratan dari sisi gua dan pepohonan rindang di sisi sebelah. Di tengahnya cuma ada tanah berwarna coklat dan cuma sedikit air. Gw hampir punya ide gila, jalan aja di tengah situ menuju pulau sebelah biar jalannya ga jauh.
Untung ga jadi!
Area ruko sebelum jembatan ke Pulau Melaka, jalanan sangat lengang dan teriknya bikin keringet langsung kering |
Soalnya, waktu itu airnya ternyata lagi surut! Otomatis tanah coklat tadi itu ternyata lumpur! Bisa nyungsep gw di tengah-tengah lumpur! Banyak ikannya pula. Ikan jenis mudskipper, atau ikan Gelodok, atau ikan Tembakul, atau ikan anal-anal - ga banget ya, namanya 😅
Di sepanjang perjalanan gw ke jembatan Jalan Raya Melaka 35 (namanya panjang amat yak) cuma ada ruko-ruko. Ga begitu menarik sih. Terpaksa ngelewatin ruko-ruko tadi soalnya jalur pesisir ketutup. Sampai di tengah jembatan, viewnya lumayan menarik. Sampai di ujung jembatan kita disuguhkan oleh monumen Melaka Gateway, yang harusnya sih spot foto yang bagus, tapi saat itu di belakangnya banyak bangunan belum jadi dan beberapa poster serta terpal. Ga menarik deh.
Di sepanjang perjalanan gw ke jembatan Jalan Raya Melaka 35 (namanya panjang amat yak) cuma ada ruko-ruko. Ga begitu menarik sih. Terpaksa ngelewatin ruko-ruko tadi soalnya jalur pesisir ketutup. Sampai di tengah jembatan, viewnya lumayan menarik. Sampai di ujung jembatan kita disuguhkan oleh monumen Melaka Gateway, yang harusnya sih spot foto yang bagus, tapi saat itu di belakangnya banyak bangunan belum jadi dan beberapa poster serta terpal. Ga menarik deh.
Melaka Gateway, sayang baliho di belakangnya ngeganggu! |
Jadi, di pulau Melaka ini bakal dibangun 4 ribuan residensial, 4 ribuan mixed commercials, dan beberapa tourism based amenities, seperti theme park, marina, hotel dan waterfront. Waktu itu, area residensial, apartment dan mall masih dalam progress. Wild Life Theatre sudah kelar, tapi belum massive marketingnya. Nantinya bakal ada Cable Car dan Ferris Wheel juga di sini, serta Arab City yang lagi dibangun. Mesjidnya sendiri berada di ujung barat laut pulau ini.
Begitu sampai di gerbangnya, sudah mulai kelihatan turis-turis. Kebanyakan bermobil, cuma gw dan ada 2 bule yang jalan kaki. Niat abis! Ada juga beberapa orang lokal buka lapak di parkirannya, jual es buah, cendol dan cemilan. Menggiurkan.
Begitu sampai di gerbangnya, sudah mulai kelihatan turis-turis. Kebanyakan bermobil, cuma gw dan ada 2 bule yang jalan kaki. Niat abis! Ada juga beberapa orang lokal buka lapak di parkirannya, jual es buah, cendol dan cemilan. Menggiurkan.
Selamat datang di Mesjid Selat Melaka! |
Dari depan udah kelihatan megahnya mesjid ini. Katanya sih, waktu terbaik untuk berkunjung tuh pas sunset atau magrib. Kubah mesjid yang berwarna emas semakin mendramatisir foto kalian. Dijamin banyak likes deh. Sayangnya gw datang pas tengah hari, pas waktu Zuhur. Yaudah, sekalian shalat aja lagi alim. Sekalian ngadem. Enak banget, bayangin, habis jalan kaki di bawah panas terik matahari, terus ngambil wudhu -kali ini pake keran koq, bukan kolam lagi, hehe-, lalu masuk ke dalam mesjidnya di mana pintu-pintunya terbuka lebar ngebiarin angin laut masshook Pak Ekoo. Sejuk euy!
Kalau kalian datang tanpa sarung, bisa pinjem di dalam. Sebelum masuk, ada ibu-ibu yang bakal 'nyiramin' parfum ke badan kalian. Buat yang non-muslim, kalau mau masuk, harap datang dengan pakaian sopan dan sedikit tertutup (jangan pake tanktop, hotpants ato minidress) dan harap menutup kepala pakai scarf. Itu kalau mau masuk di dalam mesjidnya, kalau di luarnya aja gapapa loh. Soalnya bagian parkirannya pun bagus buat foto-foto. Gw lihat banyak turis utamanya yang berwajah oriental, pakaiannya mini-mini, aman-aman aja. Untuk foto-foto instagrammable, di sini tempatnya. Bahkan ada rombongan yang jadiin tempat ini sebagai foto pre-wed mereka.
Kalau kalian datang tanpa sarung, bisa pinjem di dalam. Sebelum masuk, ada ibu-ibu yang bakal 'nyiramin' parfum ke badan kalian. Buat yang non-muslim, kalau mau masuk, harap datang dengan pakaian sopan dan sedikit tertutup (jangan pake tanktop, hotpants ato minidress) dan harap menutup kepala pakai scarf. Itu kalau mau masuk di dalam mesjidnya, kalau di luarnya aja gapapa loh. Soalnya bagian parkirannya pun bagus buat foto-foto. Gw lihat banyak turis utamanya yang berwajah oriental, pakaiannya mini-mini, aman-aman aja. Untuk foto-foto instagrammable, di sini tempatnya. Bahkan ada rombongan yang jadiin tempat ini sebagai foto pre-wed mereka.
Jangan lupa pinjem sarung kalau ga pake celana panjang, biar bisa sholat di dalem! |
Puas foto-foto, gw cobain jajanan di sini. Lalu pulang. Jalan kaki lagi. Panas-panasan. Heuuu... Sampai di hostel, gw ambil tas gua lalu berangkat. Untuk ngambil bus ke Melaka Sentral, gw kudu ke ujung Jonker Walk yang ada gate gede dari batu marmer, bukan yang deket ama bangunan merah. Kalau yang dekat bangunan merah, busnya kudu muter-muter dulu. Selain lama, mahal pulak. Kalau yang di ujung Jonker, tepatnya di Jalan Kubu, busnya udah muter-muter dan langsung mengarah ke Melaka Sentral. Selain itu bisa ngambil dari Jalan Hang Tuah, sebelum perempatan ke Hang Tuah Mall, ada bus stop di situ, ga jauh dari Jembatan Hang Tuah.
View dari atas jembatan, dari sisi yang lain. Nampak air laut udah mulai pasang. Pembangunan masif sedang dibuat di sekitar area ini. |
(kiri atas) Melaka Imperial Heritage Hotel (kanan atas) Dataran Pahlawan Megamall (kiri bawah) St. Paul Church (kanan bawah) warga lagi bersiap-siap jualan di Jonker Walk night market |
Waktu itu udah mulai sore, sekitaran jam 4. Karena mau ke jalan Kudu di ujung Jonker, mau ga mau gw lewatin Jonker Walk. Ternyata jam segitu beberapa penjual udah mulai buka lapak. Karena lapar, gw mampir bentar buat makan. Habis makan, baru lah gw nunggu bus di bus stop Jalan Kudu. Bus stopnya dekat dengan parkiran umum, jadi banyak turis yang markir sekitar situ. Waktu itu, turis-turis asal Cina ngerumunin area situ, ampe ke tengah jalan. Alhasil busnya lewat gitu aja karena nyangkain ga ada yang nungguin bus di situ.
...KZL ABISSSS...
Terpaksa gw jalan ke arah Jalan Hang Tuah, biar gada turis ngeselin. Untung jaraknya ga jauh dari situ, sekitar 600 meteran doang. Nunggunya juga ga lama, sekitar 10-15 menitan. Begitu naik bus pun, 10 menitan udah nyampe! Horeee. Turun dari bus, gw ke arah terminal bas antar bangsa (maksudnya mah, bus antar kota kalo di Indonesiain). Cari bus yang paling cepet berangkat ke TBS, trus gw lihat ada yang berangkat langsung ke KLIA2! Harganya pun kurang lebih sama! Wah yaudahlah ya, langsung embat bus yang itu!
Dari naik bus, gw langsung tepar! Iyalah, seharian jalan, plus habis makan. Ga nyadar, udah nyampe KLIA2. Pesawat gw berangkat besok pagi, jadinya gw bakal tidur di bandara aja.
What a day!
--- つづく
Damage Cost
...KZL ABISSSS...
Terpaksa gw jalan ke arah Jalan Hang Tuah, biar gada turis ngeselin. Untung jaraknya ga jauh dari situ, sekitar 600 meteran doang. Nunggunya juga ga lama, sekitar 10-15 menitan. Begitu naik bus pun, 10 menitan udah nyampe! Horeee. Turun dari bus, gw ke arah terminal bas antar bangsa (maksudnya mah, bus antar kota kalo di Indonesiain). Cari bus yang paling cepet berangkat ke TBS, trus gw lihat ada yang berangkat langsung ke KLIA2! Harganya pun kurang lebih sama! Wah yaudahlah ya, langsung embat bus yang itu!
Dari naik bus, gw langsung tepar! Iyalah, seharian jalan, plus habis makan. Ga nyadar, udah nyampe KLIA2. Pesawat gw berangkat besok pagi, jadinya gw bakal tidur di bandara aja.
What a day!
--- つづく
NEXT: Phnom Penh, Cambodia
Damage Cost
Ngemil di Mesjid Selat Malaka RM5
Makan di Jonker RM12
Bus to Melaka Sentral RM1
Bus to KLIA RM10
Total (rate ringgit saat itu) IDR 88.200
Total (rate ringgit saat itu) IDR 88.200
TIPS
Access to Melacca Strait Mosque
Ga ada publik transport ke sini! Jadi kudu naik taxi, atau rental sepeda (RM10-20) atau naik grab (rata-rata RM18).
Access to Melacca
Akses ke Melaka bisa dengan bus dan pesawat. Dengan pesawat, bandaranya Internasional, tapi cukup jauh dari pusat kota. Lebih jauh dari Melaka Sentral. Gw belum pernah naik pesawat langsung ke sini, jadi ga bisa ngasi tips. Dengan bus, sekarang sudah bisa naik bus langsung dari KLIA 1&2. Selain itu, bisa melalui TBS. Semuanya udah gw jabanin! Lebih lengkapnya, baca di sini.
What to Do
If you are a Moslem, cobain sholat dong di sini. Kalau non-muslim, bisa foto-foto di area sekitar mesjid yang instagrammable banget, either dengan background mesjid atau background laut! Kalau mau tau destinasi-destinasi menarik di Melaka, gua udah ngumpulin jadi satu artikel, bisa baca di sini.
If you are a Moslem, cobain sholat dong di sini. Kalau non-muslim, bisa foto-foto di area sekitar mesjid yang instagrammable banget, either dengan background mesjid atau background laut! Kalau mau tau destinasi-destinasi menarik di Melaka, gua udah ngumpulin jadi satu artikel, bisa baca di sini.
Comments
Post a Comment