Halal Food di Yangon
Yangon, Myanmar merupakan salah satu destinasi menarik menurut gua. Negara yang baru beberapa tahun lalu membuka diri dengan dunia internasional, setelah puluhan tahun mengisolasikan diri, sehingga banyak culture shock bagi orang luar.
Sebagai muslim, pasti halal food menjadi salah satu concern utama ketika menjelajah daerah baru. Jangan khawatir, di Yangon banyak tuh halal food. Dan ga seperti pemberitaan media, di mana banyak diberitain kalau umat Muslim diopresi oleh biksu Buddha, menurut pengalaman gua aman-aman saja tuh. Malah di tempat gua tinggal waktu itu, dekat dengan pusat komunitas muslim, dan berdekatan dengan komunitas agama lain juga. So, halal food juga banyak gua temuin.
Berikut empat resto halal yang gua kunjungi waktu itu.
Mandalay Resto
Lokasi di sini
Ini resto favorit gua di Yangon. Direkomendasiin ama supir taxi yang kita sewa. Dalam seminggu, hampir tiap lunch kita ke sini. Dari luar nampak seperti Chinese Food biasa, tapi ada tulisan HALAL kecil di pojokan papan namanya. Begitu masuk, langsung disapa ama AC gede dan wastafel. Pelayannya juga berwajah oriental semua, lengkap dengan sarung pastinya.
Setelah masuk dan perhatiin hiasan di dindingnya, baru ngeh kalau ini restoran muslim. Banyak pajangan kaligrafi dan tulisan Al Quran di dinding. Menu yang disajikan, bervariasi dari Chinese, Thai sampai Burma Cuisines. Yang gua rekomendasiin, Tom Yum Soup. Oke, emang bukan khas makanan Burma, tapi karena gua demen, jadi selalu mesen ini. Seporsinya bisa buat berempat, isinya seafood. Cobain jus-jusnya. Seger bangeeet, apalagi pas makan siang. Di luar lagi panas-panasnya! Harga affordable, dari 3.000-7.000 Kyat per menu
Nilar Biryani & Cold Drinks
Lokasi di sini
Dari depan udah nampak aura-aura India di tempat ini. Nasi kebuli dan nasi biryani nya di masak dalam wok super gede di depan. Jadi kalau lewat pasti kecium deh. Ditambah potongan ayam goreng tandoori khas India juga di display di depan. Menu-menunya di pajang lengkap dengan fotonya di depan, jadi gampang kalau mau order. Damn, jadi laper.
Inwa Cold Drinks & Confectionary
Lokasi di sini
Masih di daerah Anawrahta Road, ga jauh dari Nilar Biryani. Dari papan namanya yang segede gaban, ga ada tulisan Halalnya. Tapi pas masuk, banyak ibu-ibu berjilbab panjang lagi belanja. Pas merhatiin, baru ngeliat tulisan halalnya ada di salah satu pilar di pintu masuk, itu pun kecil banget!
Isinya semacam food court, dari Chinese Food, seperti Mie Goreng, Siomay, Bakpao, Thai Food, Indian Food dengan masakan berkari, hingga minuman seperti cendol atau jus durian. Yeah, jus durian cuy! ENAK BANGET! Di dalam ada toko rotinya dan cake juga.
Arab Area
Oke, di daerah sini lebih tepatnya area Arab dan India, gua ga tau nama officialnya apa. Keliling sekitar sini, bisa ketemu beberapa mesjid (atau musholla) dengan bentuk yang ga seperti mesjid di sini. Tanpa kubah, malah lebih mirip seperti ruko, dengan pintu masuk yang kecil. Kalau ga lihat papan namanya, mungkin ga bakal ngeh kalau itu mesjid. Di dekat mesjid-mesjid ini juga berdiri kuil Hindu. Dan jangan lupa ada Sule Pagoda, salah satu kuil Buddha terkenal di Yangon.
Bagi gua sih, jalan-jalan di sini cukup nyaman, dan bisa eksplor suasana lokal. Di daerah sini banyak makanan halal pastinya. Modelnya berupa warung-warung kecil, dengan meja di pajang di pinggir jalanan. Kursinya semacam kursi plastik mini yang biasa dipakai untuk nyuci di sini. Jadi kalau makan, kayak semi jongkok gitu deh.
Juga beberapa toko menjual roti yang menurut gua enak-enak loh! Warung yang gua coba, menunya campuran masakan India dan Melayu. Ada mie goreng, mutton kebab dan teh tarik. Untuk minum, mereka nyediain teh biasa dalam pot aluminium gitu. Free flow. Penjualnya fasih bahasa melayu loh!
Tiga tempat terakhir yang gua sebutin berada di daerah Anawrahta Road. Emang daerah sini pusatnya backpacker, sekaligus pusat bisnis kota ini. Di sepanjang jalan, banyak makanan deh, dari makanan India, Arab, China (Chinatown berada di sebelah kiri jalan ini), Melayu, hingga masakan khas Burma itu sendiri. Dari restoran, warung, warteg, gerobak, sampai modal kompor doank, bertebaran di sini. Dari jualan gorengan, roti-roti dengan penampakan menarik -seriously, semacam breadtalk gitu aura rotinya, dan palata, semacam martabak khas Myanmar.
Sekedar info, buat cari tau halal atau ga, biasanya mereka pasang logo halal di papan nama resto mereka. Kalaupun ga ada, cari di salah satu sudut ruangannya. Atau, cari tulisan 786, simbol Bismillah yang sering dipakai di Pakistan, India, Myanmar dan Bangladesh. Itu kalau di resto ya, kalau dipinggir jalan, wallahualam deh.
WARNING! Di Yangon banyak street food kayak gini (lihat foto di bawah). Penampakannya semacam sate yang dicelup -, daging, telur, jeroan ditusuk kayak sate terus dicelup di dalam kuah, panci kuahnya berada di tengah, dikelilingi sate-sate yang siap dicelup, penjual dan pembeli duduk melingkar ngelilingin si panci, duduknya hampir ngemper gitu. Menggiurkan sih, dan selalu rame.
Nah, ini namanya Wet Thar Dote Htoe, yang harfiahnya, sate babi. So, pasti ga halal ya!
Sebagai muslim, pasti halal food menjadi salah satu concern utama ketika menjelajah daerah baru. Jangan khawatir, di Yangon banyak tuh halal food. Dan ga seperti pemberitaan media, di mana banyak diberitain kalau umat Muslim diopresi oleh biksu Buddha, menurut pengalaman gua aman-aman saja tuh. Malah di tempat gua tinggal waktu itu, dekat dengan pusat komunitas muslim, dan berdekatan dengan komunitas agama lain juga. So, halal food juga banyak gua temuin.
Berikut empat resto halal yang gua kunjungi waktu itu.
Mandalay Resto
Lokasi di sini
Ini resto favorit gua di Yangon. Direkomendasiin ama supir taxi yang kita sewa. Dalam seminggu, hampir tiap lunch kita ke sini. Dari luar nampak seperti Chinese Food biasa, tapi ada tulisan HALAL kecil di pojokan papan namanya. Begitu masuk, langsung disapa ama AC gede dan wastafel. Pelayannya juga berwajah oriental semua, lengkap dengan sarung pastinya.
Setelah masuk dan perhatiin hiasan di dindingnya, baru ngeh kalau ini restoran muslim. Banyak pajangan kaligrafi dan tulisan Al Quran di dinding. Menu yang disajikan, bervariasi dari Chinese, Thai sampai Burma Cuisines. Yang gua rekomendasiin, Tom Yum Soup. Oke, emang bukan khas makanan Burma, tapi karena gua demen, jadi selalu mesen ini. Seporsinya bisa buat berempat, isinya seafood. Cobain jus-jusnya. Seger bangeeet, apalagi pas makan siang. Di luar lagi panas-panasnya! Harga affordable, dari 3.000-7.000 Kyat per menu
Mandalay Resto |
Nilar Biryani & Cold Drinks
Lokasi di sini
Dari depan udah nampak aura-aura India di tempat ini. Nasi kebuli dan nasi biryani nya di masak dalam wok super gede di depan. Jadi kalau lewat pasti kecium deh. Ditambah potongan ayam goreng tandoori khas India juga di display di depan. Menu-menunya di pajang lengkap dengan fotonya di depan, jadi gampang kalau mau order. Damn, jadi laper.
Inwa Cold Drinks & Confectionary
Lokasi di sini
Masih di daerah Anawrahta Road, ga jauh dari Nilar Biryani. Dari papan namanya yang segede gaban, ga ada tulisan Halalnya. Tapi pas masuk, banyak ibu-ibu berjilbab panjang lagi belanja. Pas merhatiin, baru ngeliat tulisan halalnya ada di salah satu pilar di pintu masuk, itu pun kecil banget!
Isinya semacam food court, dari Chinese Food, seperti Mie Goreng, Siomay, Bakpao, Thai Food, Indian Food dengan masakan berkari, hingga minuman seperti cendol atau jus durian. Yeah, jus durian cuy! ENAK BANGET! Di dalam ada toko rotinya dan cake juga.
Arab Area
Oke, di daerah sini lebih tepatnya area Arab dan India, gua ga tau nama officialnya apa. Keliling sekitar sini, bisa ketemu beberapa mesjid (atau musholla) dengan bentuk yang ga seperti mesjid di sini. Tanpa kubah, malah lebih mirip seperti ruko, dengan pintu masuk yang kecil. Kalau ga lihat papan namanya, mungkin ga bakal ngeh kalau itu mesjid. Di dekat mesjid-mesjid ini juga berdiri kuil Hindu. Dan jangan lupa ada Sule Pagoda, salah satu kuil Buddha terkenal di Yangon.
Bagi gua sih, jalan-jalan di sini cukup nyaman, dan bisa eksplor suasana lokal. Di daerah sini banyak makanan halal pastinya. Modelnya berupa warung-warung kecil, dengan meja di pajang di pinggir jalanan. Kursinya semacam kursi plastik mini yang biasa dipakai untuk nyuci di sini. Jadi kalau makan, kayak semi jongkok gitu deh.
Juga beberapa toko menjual roti yang menurut gua enak-enak loh! Warung yang gua coba, menunya campuran masakan India dan Melayu. Ada mie goreng, mutton kebab dan teh tarik. Untuk minum, mereka nyediain teh biasa dalam pot aluminium gitu. Free flow. Penjualnya fasih bahasa melayu loh!
Daerah Arab-India. (kiri) kalau malam, penampakannya seperti itu. Gelap, suram, tapi yakinlah, aman-aman saja. (kanan) foto menu makanan yang gua order. Yummy! |
Tiga tempat terakhir yang gua sebutin berada di daerah Anawrahta Road. Emang daerah sini pusatnya backpacker, sekaligus pusat bisnis kota ini. Di sepanjang jalan, banyak makanan deh, dari makanan India, Arab, China (Chinatown berada di sebelah kiri jalan ini), Melayu, hingga masakan khas Burma itu sendiri. Dari restoran, warung, warteg, gerobak, sampai modal kompor doank, bertebaran di sini. Dari jualan gorengan, roti-roti dengan penampakan menarik -seriously, semacam breadtalk gitu aura rotinya, dan palata, semacam martabak khas Myanmar.
Sekedar info, buat cari tau halal atau ga, biasanya mereka pasang logo halal di papan nama resto mereka. Kalaupun ga ada, cari di salah satu sudut ruangannya. Atau, cari tulisan 786, simbol Bismillah yang sering dipakai di Pakistan, India, Myanmar dan Bangladesh. Itu kalau di resto ya, kalau dipinggir jalan, wallahualam deh.
Yang merah, Anawrahta Road. Di sepanjang jalan itu banyak makanan yang enak-enak dan murah, dan halal. Yang daerah biru, itu daerah Arab-India, banyak warung-warung kecil yang halal juga.
|
WARNING! Di Yangon banyak street food kayak gini (lihat foto di bawah). Penampakannya semacam sate yang dicelup -, daging, telur, jeroan ditusuk kayak sate terus dicelup di dalam kuah, panci kuahnya berada di tengah, dikelilingi sate-sate yang siap dicelup, penjual dan pembeli duduk melingkar ngelilingin si panci, duduknya hampir ngemper gitu. Menggiurkan sih, dan selalu rame.
Nah, ini namanya Wet Thar Dote Htoe, yang harfiahnya, sate babi. So, pasti ga halal ya!
Wet Thar Dote Htoe, merupakan bagian dari babi (daging, jeroan, lidah) yang ditusuk sate, lalu di masak dengan bumbu khas Myanmar. |
Kira-kira begitulah yang bisa gua infoin saat ini. Sayangnya, ada beberapa foto yang hilang. Gua sih masih pengen backpacking ke sana (saat itu sedang bistrip, jadi kurang banyak eksplor). Someday bakal gua updet deh list ini. Amin.
Selama seminggu di sana, gua juga sempat mengalami culture shock, yang udah gua tulis menjadi 18 hal yang perlu kamu tahu di Yangon.
Enjoy your travel, Mate :)
Cerita menarik...
ReplyDeleteThx :)
DeleteKebetulan feb 2020 ini aku dan suami mau ke myanmar.. lagi nyari2 kisaran harga makanan di sana, trutama kalo bisa yg halal :). supaya budget itin bisa dibuat.. tx banget infonya.. semoga bbrp resto di atas bisa aku temuin . kalo liat petanya ga jauh dr hotel ku nanti sih
ReplyDeleteAmiin. Ini pengalaman tahun 2014. Harusnya sekarang dah makin gampiang sih nyari halal food. Enjoy your trip :)
ReplyDelete