Day 3 - Mt. Fuji - Jepang, 9 Hari, 9 Kota, 8 Juta Rupiah
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
-
Hari ke 3!
Tiket ke Kawaguchiko berangkat jam 8.14
dari Shinjuku. Jam 6 pagi gua udah siap-siap, packing kelar langsung
check-out. Di hostel ini kalau early check-out cukup
drop kunci di drop box dekat resepsionis. Ransel dan semua barang gua
bawa. Berangkat dari Ueno station ke Shinjuku naik Yamanote Line
dengan kartu ajaib (JR Tokyo Wide Pass) for free, kalau tanpa kartu kudu bayar ¥200.
Asakusa di pagi hari, cerah banget!
My tickets
Sampai
di Shinjuku, naro barang di loker stasiun seharga ¥500,
nyari peron untuk Fujisan train (nama keretanya). Setelah beli
onigiri di combini, nunggu di peron tersebut. Ga lama, keretanya
datang! Kereta Fujisan ternyata bukan Shinkansen! Untung kemarin jadi
ke Gala Yuzawa, jadi bisa ngerasain Shinkansen -yang ternyata biasa
aja, ga kerasa cepatnya kalau di dalam. And I think I was lucky, karena hari ini weekend, jadi kereta langsung tersedia. Kalau weekdays, harus transfer di Ostuki station.
Shinjuku station
Fujiyama 2 Train. Bukan Shinkansen, tapi kereta express langsung ke Kawaguchiko, yang ada pas weekend aja. Kalau weekdays, kudu transit.
Sketsa dulu, buat ngisi waktu
Kawaguchiko
Station
Perjalanan
memakan waktu sekitar 2 jam. Sepanjang jalan, view nya bagus
-akhirnya bisa menikmati view yang bagus karena keretanya bukan
double deck. Sampai di stasiun Kawaguchiko, langsung disapa oleh
Fuji-yama, atau Gunung Fuji, atau Fujisan. Orang Jepang memakai kata
-san untuk gunung, seperti nama orang.
View dari Fujisan 2 Train, pemakaman a la Jepang
View dari Fujisan 2 Train, sawahnya masih 'mati'. Kalau udah puncak musim semi, jadi hijau semua.
View dari Fujisan 2 Train, Fuji-yama dari kejauhan
View dari Fujisan 2 Train, Fuji-Q Highland, semacam dufan dengan pemandangan Fuji-yama sebagai background.
Stasiunnya
sendiri bentuknya sangat sederhana dan kecil, tapi bersih, nyaman dan
pelayanannya tetap tokcer. Stasiun ini juga nyatu dengan terminal bus
kota Kawaguchiko. Keluar dari stasiun dengan nunjukin kartu ajaib ke
petugas peron, langsung berhadapan dengan kota Kawaguchiko yang
menurut gua sangat nyaman, tenang, countryside banget deh.
Beda banget ama Tokyo. Jalanannya berbukit, karena kota ini terletak
di antara pegunungan.
Desain exterior Fujisan Express Train
Kawaguchiko station
Bahkan conenya dibentuk sepertu Fuji-san
Fuji-san sudah menyambut dari Kawaguchiko Station
Depan Kawaguchiko Station, Kawaguchiko Bus Terminal
Omnibus, bus untuk sightseeing kota Kawaguchiko
TIPS
Access
to Kawaguchiko Station
Dari Tokyo Station ke Shinjuku Station dengan Yamanote Line, seharga ¥200. Naik bus langsung dari Shinjuku Expressway Bus Terminal dengan membayar ¥1.750.
Depan Kawaguchiko Station, dengan Fuji-san sebagai latarnya.
Price list naik kereta
Atau lanjut dengan JR Chuo Line transfer di Otsuki station, naik Fujikyo Line ke arah Kawaguchiko. Turun di Kawaguchiko station. Total seharga ¥2.460. Khusus untuk weekend, ada kereta langsung dari Shinjuku ke Kawaguchiko, dengan Fujisan 1&2, dengan harga sama ke Shinjuku, atau ¥2.630 ke Tokyo Station.
Locker room, dengan harga dari 500 Yen
Keliling kota dengan Fujisan electric bike
Tenjoyama Park
Dengan
applikasi offline andalan, gua mutusin untuk jalan ke Tenjo-yama atau
gunung Tenjo, untuk melihat gunung Fuji dari kejauhan. Di kaki bukit
Tenjo-yama ini ada Kachi-kachi Ropeway, naik gondola langsung ke
viewpoint-nya di Kachi-yama atau gunung Kachi. Akses ke sana
bisa dengan bus, tapi sebagai anak muda yang sehat, gua milih jalan
kaki, deket cuma 15 menit dengan sedikit hiking. Padahal biar hemat
si, hehe... But I'm glad I did!
Perjalanan
ke sana, gua melewati perumahan penduduk, yang topografinya berbukit.
Rumah-rumahnya bagus. Kecil, tapi nyaman, semacam zen style gitu deh.
Kemudian ketemu jalanan dengan paving block, yang emang disediakan
untuk para hikers. Di tengah jalan, gua ketemu papan
informasi. Ternyata ada akses alternatif untuk ke melihat Fuji-san,
dengan hiking di Tenjoyama Park. Di atasnya, ada Nakabadaira
Observation Area.
Pemandangan danau Kawaguchiko dari salah satu viewpoint yang dilewati ketika hiking di Tenjoyama Park.
Pemandangan Fuji-san dari salah satu viewpoint yang dilewati ketika hiking di Tenjoyama Park. It's not even at the top yet!
Kalau
dengan gondola, kalian bisa langsung ke viewpoint di Kachi-yama
dengan cepat, tapi selama perjalanan ke atas, cuma kelihatan danau
Kawaguchiko saja. Dengan hiking di Tenjoyama Park, akan ada beberapa
viewpoint untuk melihat Fuji-san, danau Kawaguchiko atau keduanya!
Dan dengan gondola, semua spot-spot tadi bakal ke-skip. Butuh sedikit
effort, but worth it! Jalur hikingnya pun ga begitu sulit,
sudah disediakan undukan dari kayu, dan beberapa jalur masih
bersalju! Selama pendakian, gua berpapasan sama beberapa pasangan
kakek-nenek yang ikutan naik atau turun hiking. Bagi kalian yang
malas duluan, masak mau kalah ama kakek-nenek?
Sampai
di Nakabadaira Observation Area, sepi banget! Karena kebanyakan turis
lebih milih naik gondola, atau mungkin ga tahu ada spot ini. Di sini,
tinggal noleh ke kanan, lihat view Fuji-san noleh ke kiri, view danau
Kawaguchiko. Recommended banget lah!
Nakabadaira Observatory Area, banyak bangku untuk istirahat, dan sepi dari turis! Perhatiin tanamannya masih pada 'mati'. Kebayang kalau udah puncak musim semi, pasti jadi bagus banget area ini.
Nakabadaira Observatory Area, karena sepi banget, jadi puas foto-foto.
Fujisan dari Nakabadaira Observatory Area
Nakabadaira Observatory Area, karena sepi banget, jadi enak buat nge-sketch
Kawaguchiko cityscape
Kawaguchiko lake dari Nakabadaira Observatory Area. Mau lihat danau atau Fujisan, tinggal muter badan!
TIPS
Access
to Nakabadaira Observation Area, bisa dengan hiking. Atau naik
gondola dulu ke atas Kachi-yama, lalu turun dengan jalan kaki melalui
jalur Tenjo-yama.
Sangat
disarankan melewati jalur ini di pertengahan bulan Juli hingga awal
Agustus, karena bunga-bunga Hydrangea mekar semua. Di bulan maret
aja, di mana masih banyak tanaman yang 'mati', view nya sudah bagus
menurut gua.
Tanamannya masih 'mati' karena saat ini masih awal musim semi. Kalau udah puncak musim semi, area ini akan semakin hidup
Kachi-yama
Viewpoint
Puas
foto-foto, ternyata jalur pendakiannya masih ada. Gua penasaran,
akhirnya gua jabanin deh. Ternyata, jalur itu untuk akses ke
Kachi-yama, gunung lain di sebelah Tenjo-yama dan ujungnya itu
merupakan viewpoint yang diakses dengan gondola. Di atas sini,
ada spot-spot untuk foto dengan Fuji-san, dan ada cafe kecil, namanya
Tanuki-chaya.
Dari
namanya, iconnya ya, tanuki. Menurut cerita lokal, Tanuki
(rakun) adalah karakter yang nakal. Tanuki sering melakukan
kejahatan dan suatu ketika, ada kelinci
menyaksikan si rakun berbuat jahat,
kemudian menghukum Tanuki tersebut.
Para Tanuki yang lain berusaha membalas
dendam dengan menculik Kelinci namun masyarakat setempat
berhasil menyelamatkan kelinci tersebut.
Jadi kalau main ke Mt Kachi, sempatkan melihat karakter Tanuki dan
Kelinci ini.
Sebelum puncak Kachiyama viewpoint, disajikan dulu pemandangan Kawaguciko lake. Setelah di atas, yang kelihatan cuma Fuji-san doank, vice versa.
Kachiyama Viewpoint, dengan Tanuki-chaya
TIPS
Access
to Tenjoyama & Kachiyama
Hiking
kalau kuat, tapi gratis. Kalau males, naik gondola aja. Per orangnya
¥800 untuk PP. Jangan lupa ambil brosur diskon di area informasi di
stasiun Kawaguchiko, biar dapat diskon 10%.
Kalau mau naik Kachi-kachi ropeway, jangan lupa ambil brosur ini di Kawaguchiko Station, di information areanya.
What
to do
Foto-foto.
Ada beberapa spot untuk foto, tapi harus ngantri dengan turis lain.
Kachiyama viewpoint. Di sini rame ama turis, jadi kalau mau foto-foto, harap antri ya.
Bell of Tenjo. Katanya, kalau ngebunyiin ini permintaan bisa dikabulkan!
Cobain
cemilan khas Tanuki-chaya, mitarashi dango, dango yang dibakar dengan
arang, ada stamp gunung Fujinya, kemudian dilumurin saos manis-asin.
Satu set mitarashi dango plus green tea seharga ¥360.
Mitarashi Dango.
Kalau kalian ada waktu lebih, bisa lanjut hiking ke Mitsutoge-yama. Total perjalanan bolak balik sekitar 6 jam. Ada papan peringatan, harap estimasi waktunya dengan baik, agar ga kemaleman. Disarankan balik sebelum sunset.
Kawaguchiko
Lake
Kelar
istirahat, gua lanjut hiking ke bawah, mampir bentar ke Gokoku
shrine, kemudian lanjut ke jalur pejalan kaki ke arah danau. Sampai
di ujung jalan, gedung Kachi-kachi ropeway kelihatan. Jalan dikit,
sudah sampai di danau. Ada anak-anak TK sedang bersih-bersih. Mereka
sedari dini diajarin untuk sadar lingkungan. Hebat.
Gokoku Shrine area
Paving blocknya sudah menurun. Di ujung jalan, kelihatan Kachi-kachi ropeway station
Perjalan balik ke stasiun
My Bento! Karena masih ada sekitar setengah jam sebelum kereta balik ke Tokyo siap, sambil nunggu gua mampir ke lawson di dekat stasiun. Harga bentonya cuma 350 Yen.
Gundam
Sampai
di shinjuku, gua langsung naik kereta ke Odaiba. Tujuannya, tentu
saja Gundam! Hari ini (3 Maret) merupakan hari terakhir Gundam-sama
hidup. Besok udah mau dirobohin, katanya mau diganti dengan Gundam
Unicorn, jenis gundam dari seri terbaru, dan lebih besar.
Ada poster gundam, isinya last day photoshoot! Jadi sedih, huhuu
Gundam-samaa!
TIPS
Access
to Odaiba
Dari
Shinjuku Station, naik JR Saikyo Line atau Yamanote Line, turun di
Osaki Station, sambung Rinkai Line yang ke arah Shin-Kiba, turun di
Tokyo Teleport Station, seharga ¥500. Dengan kartu ajaib, gratis.
What
to Do
Untuk
sementara, kalian ga bisa melihat Gundam. Tunggu saja sampai Gundam
berikutnya selesai dibangun. Tapi sebenarnya, patung Gundam ini
lokasinya di pelataran mall Diver City. Namanya juga mall, ada banyak
yang bisa kalian lakukan, dari shopping, window shopping, makan. Ada
gundam cafenya juga di depan raibow bridge.
Action figure Gundam yang paling awal! Dijual di dalam Gundam Cafe
My dinner di dalam Diver City, bagian foodcourtnya. Enak banget ramennya! Jenisnya Tsukemen atau dip ramen, mie ramen dingin dicelupin ke dalam kuah panas. Yang ini spicy tsukemen, sedikit mahal dari makanan yang gua makan selama di Tokyo 730 Yen, but worth every penny! Kuah ayamnya kerasa penuh di mulut, tapi ga berat.
Hello Kitty Japan, di Diver City
Rainbow bridge di depan DIver City. Di sampingnya ada Gundam Cafe.
Nightbus
to Nagoya
Dari Odaiba, gua balik ke
Shinjuku, keliling bentar, kemudian ambil tas di loker, lanjut ke
Tokyo Station. Jalan ke arah Marunouchi North, di mana terminal JR
highway bus berada. Bedanya JR bus dengan Willer, yang ini ga pake
tudung saji di seatnya. Saran gua, ketika musim dingin, jangan ambil
seat di samping jendela. Udara dingin tetap kerasa, meski di dalam
bus sudah memakai penghangat. Dalam bus ini juga tersedia wi-fi loh!
Sandaran seatnya bisa diturunin, tapi jangan lupa minta ijin dulu ama
orang di belakang kita ya. Termasuk ga sopan di sana, kalau main
turunin sandaran tanpa minta ijin.
My ticket untuk nightbus ke Nagoya. Harusnya tiket ini dikumpulin ketika turun bus, tapi entah kenapa ga diambil ama supirnya. Lumayan jadi suvenir.
Area terminal JR Bus di Marunouchi Exit, Tokyo Station. Di sekitar area ini, banyak calon penumpang yang duduk selonjoran di lantai sambil nunggu bus tiba.
Interior JR Highway bus. Cukup nyaman kata gua.
Expasa rest area, entah di kota mana
Gua milih naik nightbus ke
Nagoya, karena lebih hemat. Coba naik Shinkansen, sekitar ¥11.000an.
Perjalanan ke nagoya, bus akan berhenti di beberapa rest area. Gua
coba turun ketika mampir di Expasa rest area, yang entah lokasinya di
kota mana, gila dinginnyaa! Saat itu waktu pukul 3 pagi. Di dalam
area ini, ada restoran dan combini. Langsung deh beli milk tea
botolan hangat, seharga ¥144. Sekitar jam 6 pagi, bus gua
sampai di Nagoya station. Brrrr... Dinginnya tetap bikin mampussss...
halo mas, sorry slow respon. So, klo ke Fujisan ada bbrp cara. Yg kmrn, saya pakai Tokyo Wide pass, dapat gratisan ke sana. Tapi PERLU BOOKING dulu ke kantor JR nya (lokasinya ada di stasiun2 besar, tinggal pilih yg terdekat aja). Booking via online jg bisa, tp berbahasa Jepang, kalaupun berbahasa Inggris, rada ribet. Kalau beli biasa tanpa pass, biusa beli di kantor JR, via OL atau beli di Combini (sevel, circle K, family mart dll)
Pernah galau ga ketika mau bikin visa? Salah satu persyaratannya (biasanya) kan ada tiket flight PP tuh. Nah tapi kan belum tentu visanya diterbitkan. Jangan-jangan abis beli tiket (yang ga murah tentunya) eeh, malah ditolak visanya. Tiket hangus. Asem ga? Have you ever perplexed whenever you want to apply for a Visa? One of the requirements is round-trip flight tickets. Unfortunately, with the tickets in hand, not guarantee that your visa will be accepted. Worst case scenario, your visa denied and the tickets are forfeited. Boohoo... Alangkah indahnya kalau bisa ngebooking tiket doang, ga perlu bayar dulu. Bayarnya belakangan setelah visanya jadi. Nah, kegalauan ini gw rasain banget kemaren pas mau buat visa ke Eropah. Duit pas-pasan banget, kalau ditolak kan ancur hati dompet gw! Alhasil, gw pun melakukan riset secara online (tanya mbah gugel) gimana solusi untuk kegalauan gw. What will bring joy to this sad confused fella is if there is any way you could book a ticket (a
“Gua mau ke Jepang!” “Kapan?” “ 3 minggu lagi!” “Buset, ujug-ujug? Udah bikin persiapan apa aja? Itinerary lu udah? Mau ke mana aja di sana?” “Belum ada persiapan, belum ada itinerary, dan belum tau mau ke mana! Hahahhaaaa” Kira-kira gitu percakapan gua ke temen-temen gua, H-3minggu sebelum berangkat ke Jepang. Well , gua sii anaknya kumaha engke weh lah . Gimana tar di sana. Biasanya gitu. Tapi, karena ini pertama kali ke Jepang, dan gua tahu kurs Rupiah di bawahnya Yen, maka gua ga boleh terlalu woles . Jadi, gua kudu bikin itinerary lah. At least, ada patokan. Nah, kalau mau bikin itinerary, tentu harus cari tahu dulu mau ke mana aja. Gua si, searching di blog-blog, forum atau lihat di Trip Advisor. Gua kumpulin tuh, spot-spot yang direkomendasikan. “Terus, kalau udah kekumpul, gimane?” Nah, dikelompokin deh, spot-spot mana aja yang berdekatan. Dari situ, bisa kelihatan, kan, gimana ngatur waktu dan budget biar efisien. Gimana cara ngelompokinnya?
*Tulisan ini merupakan rangkaian perjalanan gua backpacking ke Jepang, 9 hari, 9 kota, 8 juta rupiah. Dan ini kelanjutan perjalanan gua setelah sebelumnya nginap di KLIA2 . Akhirnya, tiba juga di Haneda. Sebelumnya, di KL gua demam. Udah was-was, jangan sampai liburan terhambat gara-gara sakit. Pas sampai di Haneda, langsung hilang demamnya! YESSS!!! Sebelum kaki gua nginjek tanah di luar bandara, gua belum officially menyentuh negara tersebut. At least, itu yang ada di benak gua. Karena tiba jam 22.30, akhirnya gua terpaksa bersabar meski sangat excited ! Turun dari pesawat, masuk ke area imigrasi. Dag-dig-dug juga ditanyain banyak, dari nginap dimana, itinerary sampai tiket baliknya. Untung petugasnya kawaii , jadi sedikit ga nervous . Akhirnya paspor gua dicap, keluar di area umumnya. Seperti sebelumnya di KLIA2, gua keliling dulu untuk survey dan cuci mata, sekalian cari makan. Menurut gua, bandara ini ga sebesar KLIA2 yang udah kayak mall, di mana tenant yang jua
Setelah seharian yang melelahkan kemaren, akhirnya hari berganti juga. Gw terbangun, masih dalam realita, di dalam ruangan penuh orang di hostel yang ga reccommended ini. Tapi satu hal yang pasti, hari ini gw kudu cari tahu apa yang perlu gw lakuin kalo kehilangan dompet beserta isinya di luar negeri. ----- Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini , kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1 , Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom Penh , Day 4 perjalanan ke Siem Reap , Day 5 keliling Angkor Wat , Day 6 Killing Field Siem Reap , Day 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. Day 8 keliling Saigon dan masuk ke War Remnant Museum , Day 9 main ke Vietnam Traditional Medicine Museum and then Stranded at Old Quarter Hanoi in the middle of the night. That night, enjoyed Hanoi Old Quarter, Car Free Day & Weekend Market. Day 11 gw kejebak
Yang namanya travelling, biasanya bawa pulang segudang cerita. Dari cerita yang seru, unik, ngeselin, sampe menyeramkan! Yap, kali ini gua mau share cerita yang menyeramkan. Bukan digangguin makhluk halus, tapi digangguin makhluk yang lebih halus lagi!!! Hahahaaa... Kejadiannya di Bangkok, sekitar 3 tahun yang lalu. Waktu itu emang sering bolak-balik Bangkok untuk bisnis trip. Hotelnya terletak di daerah Sukhumvit, lebih tepatnya di Sukhumvit Soi 2. Dari sini tinggal jalan kaki ke kantor di Wave Place Building, samping Central Embassy, mall baru (waktu itu belum soft opening) yang isinya branded item semua. Di Sukhumvit Soi 2 ini banyak hotel-hotel berbintang, salah satunya JW Mariot. Nah, satu blok di sebelah Sukhumvit Soi 2, ada Nana Tai Soi, yang kalau dari jalan utama (Sukhumvit Road) isinya bar dan pub. Tiap malam pasti rame deh di sini. Hotel gua, Lohas Suites, emang pintu depannya di Sukhumvit Soi 2, tapi ada pintu belakang langsung ke Nana Tai Soi. Kalau mau ke sevel, gua b
mas kamen rider, tanya dong, tiket shinjuku fujisan pp itu beli langsung di stasiun shinjuku atau harus pesan online dulu? terimakasih
ReplyDeletehalo mas, sorry slow respon. So, klo ke Fujisan ada bbrp cara. Yg kmrn, saya pakai Tokyo Wide pass, dapat gratisan ke sana. Tapi PERLU BOOKING dulu ke kantor JR nya (lokasinya ada di stasiun2 besar, tinggal pilih yg terdekat aja). Booking via online jg bisa, tp berbahasa Jepang, kalaupun berbahasa Inggris, rada ribet. Kalau beli biasa tanpa pass, biusa beli di kantor JR, via OL atau beli di Combini (sevel, circle K, family mart dll)
Deletemakasih mas, nice info :)
ReplyDeletesama2 :)
DeleteHalo mas, mau tanya kalo jalur dri shinjuku ke odaiba yg mas lewatin itu tercover pakai jr pass tidak ya?
ReplyDeletetercover ama JR Pass atau Tokyo wide pass
Deletepake kamera apa?
ReplyDeleteKamera HP, sama kamera Fuji pinjeman :D
Delete