Day 5 part 1 - Sunrise Hunting at Angkor Wat
Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1, Day 2 di Melaka dan Day 3 di Phnom Penh dan Day 4 perjalanan ke Siem Reap.
And this is Day 5, Keliling Angkor Wat di Siem Reap. Gw kudu bagi tulisan ini jadi 3 bagian, soalnya ceritanya panjang, gw mo share historynya juga, plus banyak foto. So, bear with me folks :)
-----
4 AM
Kamar dorm gw masih gelap, room mates gw semua pada terlelap. Gw melek sebelum alarm gw bunyi kenceng dan mengganggu penghuni lain. Malamnya gw udah mandi, biar begitu bangun tinggal cuci muka gosok gigi dan berangkat. Dan itu yang gw lakukan. Cek persiapan:
HP. Checked. Full charged
Power bank. Full charged dan kabel HP. Checked.
Mini Tripod. Checked. Buat jadi tongsis.
Handuk. Checked. Selalu menggantung di leher gw.
Topeng. Checked.
Aer dan cemilan buat sarapan dan roti buat makan siang. Checked.
Tas ransel. Checked. Semua barang tadi damasukin dalam tas ransel
Sepeda. Checked. Sepeda onthel tua dengan sara berderik ketika dikayuh dan rem rada blong. Maklum, sewanya murahan. Cuma $1 per hari.
Gembok. Checked. Biar sepedanya ga ilang. Berabe.
Suncreen lotion. Checked. Lumurin dikit di kaki dan muka. Gw make celana pendek dan sneakers. Buat kaosnya, gw pake baselayer nike yang lengan panjang, biar lengan gw ga gosong. Trus gw lapisin kaos dryfit biar keringetnya cepet ilang dan ga bau.
Persiapan kelar. Gw turun ke bawah melewati tangga. Ambil sepeda di parkiran hotel, dan langsung ngacir. Aseli, kosong banget jalanan. Kecuali ngelewatin daerah pasar, dan beberapa wat (kuil) di mana biksunya lagi pada "ngaji". Selain itu, kosong, dingin dan beberapa jalanan gelap karena ga ada lampunya.
Semua ini demi mengunjungi kompleks Angkor Wat yang super famous itu. Padahal mah, di Indo juga ada yang mirip-mirip, yaitu Borobudur dan Prambanan. Bahkan di tahun 2012, Angkor Wat dan Borobudur dinobatkan menjadi sister sites. Tapi gw kan udah pernah mengunjungi dua kompleks candi terkenal itu, jadi sekarang saatnya mengunjungi candi lainnya di negeri orang, di negeri Khmer (baca: Khe-maai).
History
Angkor Wat, yang terjemahan literalnya menjadi Kota Candi (dari bahasa Khmer, Angkor = City, atau sanskrit Nokor yang berarti sama, dengan Wat = Temple/candi/kuil), merupakan candi kerajaan Khmer, sebuah kerajaan yang dulu berjaya di Kamboja. Awalnya bernama Vrah Viṣṇuloka or Parama Viṣṇuloka dari bahasa Sansakerta, yang berarti the sacred dwelling of Vishnu. Yep, meski sekarang kompleks candi ini identik dengan Buddhisme, awalnya candi ini bernuansa Hindu, dan bisa dilihat dari relief di dalamnya. Salah satu legenda menyebutkan bahwa kuil ini dibangun hanya dalam satu malam saja. Koq kayak pernah dengar ya?
Ngomongin tentang sejarah Angkor Wat, ternyata ada hubungannya dengan kerajaan Sriwijaya di Nusantara loh! Raja pertama Khmer, Jayavarman II pernah berguru di kerajaan Sriwijaya, kemudian balik ke negaranya dan membangun kerajaan baru di sana, dengan meminjam struktur ketatanegaraan di nusantara (yang berlandaskan Hindu). Bahkan beliau yang meletakkan dasar-dasar konstruksi candi di kerajaan Khmer, yang bila dilihat sepintas, mirip dengan borobudur dan prambanan.
Tetapi, konstruksi candi utama Angkor Wat ini dimulai pada abad ke-12M, pada masa raja Suryavarman II (1113-1150). Bangunan candi ini didedikasikan untuk dewa Vishnu (atau Wisnu kalau di Indonesia), sekaligus sebagai candi nasional dan ibu kota kerajaan Khmer. Sayangnya, konstruksinya sempat berhenti ketika sang raja wafat. Tahun 1177, sekitar 27 tahun setelah sang raja wafat, kerajaan Angkor diserang oleh kerajaan Champa, yang merupakan musuh dari kerajaan Khmer. Meskipun dulu musuh, kini orang Khmer yang mayoritas Buddha dan orang Champa yang mayoritas Muslim hidup berdampingan di Kamboja (tapi ada juga komunitas Champa di Vietnam selatan yang beragama Hindu).
Oleh raja Jayavarman VII, yang menghalau penyerangan kerajaan Champa, dan merestorasi kejayaan kerajaan Khmer. Beliau pun membangun ibu kota baru (Angkor Thom) dan candi nasional baru (Bayon) di beberapa kilometer di utara Angkor Wat yang lebih bernuansa Buddha. Pantesan, desain Angkor Wat dan candi-candi lainnya nampak berbeda. Akhir abad ke-12, agama kerajaan Khmer berubah dari Hindu menjadi Buddha, dengan wilayah kekuasaan terbentang hingga ke utara di Vientianne (Laos), barat di Siam (Thailand) dan timur di Vietnam.
Konstruksi yang sangat megah dan masif dan sangat modern pada masanya. Mereka menggali parit (baray) yang mengelilingi dinding kota, sebagai defensif, irigasi dan penangkal banjir. Secara filsafat, desain-desain Wat di kompleks Angkor ini dimaknai sebagai Gunung Meru, yaitu gunung di mana para dewa-dewa Hindu tinggal. Mungkin mirip dengan gunung Olympus di mitologi Yunani kali yaa.
Beberapa abad kemudian, peradaban Khmer yang megah ini seolah hilang ditelan bumi. Barulah di pertengahan abad ke-19, area candi ini "ditemukan" kembali oleh seorang penjelajah Perancis bernama Henri Mouhout. Keberadaan candi ini pun didengar oleh pemerintah Perancis yang sudah memulai ekspansi Gold, Glory, Gospel mereka di wilayah Indochina. Pemerintah Perancis pun segera memulai mengeksplor reruntuhan kuil ini, dan memplejarinya. Yang aneh dari reruntuhan ini, tidak terdapat bekas-bekas pemukiman manusia di sini, dari rumah, gubuk, baju, senjata, peralatan masak dan sebagainya. Hanya ada reruntuhan itu sendiri sebagai bukti bahwa mereka pernah ada. Bahkan orang lokal pada masa itu juga ga ngeh tentang peradaban massif ini. Aneh ya? Yang lebih aneh lagi menurut gw, adalah meskipun Angkor Wat merupakan pusat kerajaan, tapi di dalam candi-candi ini ga terdapat ruangan yang bisa digunakan untuk menjalankan fungsi pemerintahan seperti singgasana maupun kehidupan sehari-hari, seperti ruang tidur dan kamar mandi.
Dengan mempelajari relief yang ada di area reruntuhannya, mereka mempelajari sejarah kerajaan Khmer. Awal abad ke-20 restorasi kompleks Angkor Wat dimulai, hutan-hutan yang menutupi bahkan merusak candi-candi di singkirkan. Sayangnya restorasi ini sempat terganggu karena Perang Sipil Kamboja di tahun 1970 lalu rejim Khmer Merah di tahun 1980. Bahkan setelah perang berakhir, terutama di rentang tahun 1980-1990, banyak pencuri yang masuk dan mengambil batu-batu yang dianggap berharga, terutama kepala Buddha. Makanya banyak patung Buddha yang headless di sini. Hingga sekarang, upaya eksplorasi, restorasi dan studi mengenai Angkor Wat tetap dilakukan.
Beberapa abad kemudian, peradaban Khmer yang megah ini seolah hilang ditelan bumi. Barulah di pertengahan abad ke-19, area candi ini "ditemukan" kembali oleh seorang penjelajah Perancis bernama Henri Mouhout. Keberadaan candi ini pun didengar oleh pemerintah Perancis yang sudah memulai ekspansi Gold, Glory, Gospel mereka di wilayah Indochina. Pemerintah Perancis pun segera memulai mengeksplor reruntuhan kuil ini, dan memplejarinya. Yang aneh dari reruntuhan ini, tidak terdapat bekas-bekas pemukiman manusia di sini, dari rumah, gubuk, baju, senjata, peralatan masak dan sebagainya. Hanya ada reruntuhan itu sendiri sebagai bukti bahwa mereka pernah ada. Bahkan orang lokal pada masa itu juga ga ngeh tentang peradaban massif ini. Aneh ya? Yang lebih aneh lagi menurut gw, adalah meskipun Angkor Wat merupakan pusat kerajaan, tapi di dalam candi-candi ini ga terdapat ruangan yang bisa digunakan untuk menjalankan fungsi pemerintahan seperti singgasana maupun kehidupan sehari-hari, seperti ruang tidur dan kamar mandi.
Dengan mempelajari relief yang ada di area reruntuhannya, mereka mempelajari sejarah kerajaan Khmer. Awal abad ke-20 restorasi kompleks Angkor Wat dimulai, hutan-hutan yang menutupi bahkan merusak candi-candi di singkirkan. Sayangnya restorasi ini sempat terganggu karena Perang Sipil Kamboja di tahun 1970 lalu rejim Khmer Merah di tahun 1980. Bahkan setelah perang berakhir, terutama di rentang tahun 1980-1990, banyak pencuri yang masuk dan mengambil batu-batu yang dianggap berharga, terutama kepala Buddha. Makanya banyak patung Buddha yang headless di sini. Hingga sekarang, upaya eksplorasi, restorasi dan studi mengenai Angkor Wat tetap dilakukan.
Beli Tiket
Kompleks Angkor Wat sendiri berada di luar kota Siem Reap. Dari hotel gw ke arah Angkor Wat jaraknya 'cuma' 6 kilo sekali jalan, dengan jalur yang lurus-lurus saja melewati jalan utama Charles de Gaulle (CDG). Tapi untuk beli tiket masuk ke Angkor Wat, sekarang loketnya sudah berpindah sodara-sodara! Di 1/4 jalan di CDG, ada papan kecil yang nunjukin arah beli tiket Angkor Wat, tepatnya di street 60. Jarak dari CDG ke loketnya sekitar 6 kilo PP.
Ampuuun, pagi-pagi udah gowes jauh. Begitu mendekati lokasi pembelian tiket, gw udah mulai melihat beberapa tuk-tuk yang menuju lokasi yang sama. Makin semangat gw ngayuh. Sampai di titik lokasi, terlihat gedung yang nampak baru dengan atap tradisional khas Khmer. Beberapa tuk-tuk sudah parkir di lokasi. Sepeda pun gw parkir seadanya dengan gembok. Waktu masih menunjukkan 4.30 am, loket-loketnya masih pada tutup, dan belum banyak turis yang nongol. Sementara satpam di lokasi bilang loket buka pas pukul 5am. Okelahm, gw tungguin aja sampe buka, sembari ngelap keringat dan sarapan roti.
Menjelang pukul 4.50an, tiba-tiba area loket yang semula belum ada antrian, kini jadi rame dengan turis. Gw pun bergegas ngambil antrian. Sementara mas-mas dan mba-mba berseragam udah mulai terlihat bersiap-siap di depan loketnya masing-masing.
Deg-deg-an nih. Dan ternyata gw salah ngambil antrian! Untuk tiket terusan 3 hari, lokasi loketnya berada di sebelah kiri, sementara untuk one day ticket, berada di sebelah kanan. Gw buru-buru pindah lokasi ngantri. Ternyata rombongan di belakang gw juga salah ngantri, begitu gw kasih tau mereka ikutan pindah. Pukul 4.55 am, loket sudah buka untuk melayani para turis membeli tiket.
Baca informasinya aja guys |
Setelah dapat lokasi yang cukup oke buat ngantri, gw rada lega. Tapi tiba-tibaa... jantung gw langsung lemes. Sebelumnya, gw cek harga tiket Angkor Wat di internet, katanya 'cuma' $20 untuk onde day pass. Buat gw itu udah mahal, tapi apa boleh buat. Kapan lagi kan, bisa ngeliat Angkor Wat yang ketenarannya udah mendunia ini. Begitu lihat di lokasi, harganya baruu aja beberapa minggu lalu di-update menjadi $37 untuk one day pass.
Galau! Naiknya hampir dua kali lipat cuy!!! Dan ini baru trip hari ke-5 gw, masak awal-awal udah nge-hedon? Tapi gw mikir, gw udah bela-belain bangun subuh-subuh, udah gowes jauh, masak malah no-show si? Ah, hell lah, hajar weh. Hakuna matata! Sambil jerit-jerit sedih melihat dompet.
Begitu giliran gw untuk beli tiket, gw ngasi selembaran duit $100 sambil disuruh lihat kamera untuk foto. Ternyata tiketnya langsung diprint di tempat beserta foto kita! Kereen. Selesai beli tiket, gw disamperin sama salah-satu rombongan yang tadi gw 'selametin" di antrian sebelumnya. Dy dari Jepang, namanya Ayumi, ngajak selfie dan sekarang kita masih kontak di FB.
Gw ambil sepeda, lalu mengayuh cepat menuju Angkor Wat. Dan sialnya gw selalu disusul ama tuk-tuk lain yang ngebut, ninggalin gw cuma debunya saja! Begitu masuk area Angkor Wat, harus lewatin check-point dulu, nunjukin tiket, lalu dipersilahkan melanjutkan perjalanan. Perlu diingat, tiket ini ga boleh hilang, sebab tiap kali mau memasuki kuil, harus nunjukin tiketnya ke petugas.
Sunrise Hunting di Angkor Wat
Dari check-point, sebenarnya kita boleh-boleh saja ke mana pun di dalam area Angkor Wat ini. Tapi karena waktu itu masih sekitar 5.30 am, cahaya matahari sudah mengintip di balik sana, gw pun bergegas ke Angkor Wat temple. Perlu di ingat, kompleks Angkor Wat ini terdiri atas puluhan kuil-kuil kecil dan besar, dengan kuil Angkor Wat sebagai pusatnya.
Sampai di area kuil Angkor Wat, gw nyari parkiran. Sudah terlihat banyak banget turis di sana. Selesai ngegembok sepeda, gw lalu bergegas ke dalam. Setelah nunjukin tiket ke petugas, terdapat sebuah 'danau' dan kita harus berjalan di jembatan floating dock untuk sampai di seberangnya. Gw pake tanda kutip 'danau' karena ini merupakan danau buatan, dengan bentuk kotak sempurna yang mengelilingi kuil Angkor Wat.
View dari danau, sorry fotonya blur, pake hp doang dan lagi buru-buru biar bisa liat sunrise. |
Got a pefect spot to shot this one! |
Puas foto-foto dan video, langit udah terang benderang. Gw pun masuk ke dalam inner gate Angkor Wat. Isinya? Batu-batuan, ada yang berlumut ada yang ga, ada yang rusak, ada yang nampak udah direnovasi, ada yang masih tertimbun menunggu dipasang kembali. Ada juga beberapa relief di dinding dalam candi, maupun patung Buddha. Tiba di tengah kuil, terlihatlah 3 tower Angkor Wat tadi.
Menuju inner complex nya Angkor Wat |
Suasana di dalam gate, sebelum keluar ke kompleks utama. Di dalam gatenya sendiri banyak lorong-lorong seperti ini. |
Tadaaa, suasana di dalam inner complex Angkor Wat |
Di dalam sini, banyak detail-detail yang bagus. Antara relief yang menceritakan kisah Angkor Wat, hingga detail teralis jendela di lorong gate yang tadi! |
Akhirnya nemu juga nih towernya. Dan turis boleh masuk ke salah-satu tower tadi, tapi dijatah. Ga boleh masuk sekaligus, makanya pintu masuk dan keluarnya cuma dari salah satu tower saja, dijagain oleh petugas dan turis-turis kudu ngantri buat masuk. Gw pun ngantri deh, diikuti oleh ratusan turis lainnya yang berpikiran sama.
Buat naik ke atas, kudu manjat tangga berbatu ini! Stairway to heaven! |
View di atas tower, bagus banget guys! Kelihatan hutan-hutan hijau yang mengelilingi kompeks Angkor Wat |
Setelah ngantri sekitar 20 menit, akhirnya gw naik ke atas. Tangganya cukup suram, tapi nampak kokoh. Cukup cape juga manjat tangganya ke atas. Tapi begitu tiba di atas, it's all worth it! Bisa ngelihat area Angkor Wat 360° dari atas. Plus, di atas sini masih ada beberapa chamber lagi, yang bagus buat foto-foto.
Suasana 'kolam' di dalam tower, lagi beruntung, turisnya ga ada yang masuk frame. |
Seleasai keliling area tower tadi, gw turun ke bawah, lalu melangkah ke bagian belakang kuil. Banyak spot asik buat foto di belakang sini. Saran gua, kalau di area depan kuil banyak turis, maka datangnya ke belakang areanya. Dijamin sepi turis! Puas mengelilingi area Angkor Wat, gw pun beranjak balik ke area parkiran sepeda. Dalam hati, I'm not finished with you yet, Angkor Wat! I'll be back someday!
Suasana di belakang kompleks Angkor Wat, sebelum keluar dari outer gate. Ada ladang rumput yang luas banget! Hijaunya sangat kontras degan warna bebatuan Angkor Wat. |
Ada stupa di belakang kompleks Angkor Wat. Stupa ini unik, sebab terbuat dari material yang berbeda dari kompleks Angkor Wat, yaitu batu bata berwarna merah, sehingga keberadaannya cukup kontras. |
Jalan menuju gate belakang alias eastern gate Angkor Wat. Terdapat kuil kecil disitu. |
Di ladang rumput menuju kompleks utama Angkor Wat, terdapat dua reruntuhan yang dulunya merupakan perpustakaan. Reruntuhan ini merupakan salah satunya. |
Now What?
Sepeda gw ambil dan gw mengayuh sepeda gw ke arah jalanan, sambil mikir, next nya ke mana lagi ya? Karena area Angkor Wat ini cukup luas, dengan ratusan kuil kecil dan beberapa kuil gede yang cukup worth it untuk dieksplor. Makanya sampai ada istilah little circle dan big circle. Little circle untuk loop kecil, dengan melewati beberapa kuil-kuil terkenal (selain Angkor Wat sendiri) seperti Bayon temple, victory gate, sunset hill dan Ta Phrom Temple. Sementara untuk big circle, ada beberapa kuil yang kurang famous, tapi ternyata worth it untuk dikunjungi..
Gw memutuskan bakal ambil big circle. I'm on my own, I'm free to do it, no extra fees pula. Kalau pake tuk-tuk, biasanya minta extra kalau ambil yang big circle. Gw pun mengayuhkan sepeda gw ke utara sambil ngebayangin apa yang bakal gw temuin di depan sana.
Bersambung ke part 2; Angkor Thom
--- つづく
TIPS
Access to Angkor Wat
Angkor Wat berada outskirt kota Siem Reap, sekitar 5-6 kilometer dari pusat kota. Untuk mengelilinya, ada beberapa alternatif:
1. Tuk-Tuk. $15-20 per hari, dengan rute Angkor Wat + little circle + Ta Prohm (Tomb Rider), untuk rute lain, coba di tawar sendiri. Satu tuk-tuk bisa untuk 4-5 orang. Jadi kalau ramean, ini yang paling oke. Kadang drivernya nyediain air dingin+cooler dan tissue basah. Kalau beruntung, mereka bawa powerbank dan wifi juga.
2. Dengan sepeda motor, rental motor $5 per hari, exclude bensin. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Kalau berdua, alternatif ini bisa dicoba. Tapi perlu ingat, Angkor Wat di siang hari sangat panas terik menyengat!
3. Dengan sepeda, ngandelin betis gan. Harga dari $1-2 per hari. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Jangan lupa bawa air minum yang banyak, soalnya kalau beli di dalam Angkor Wat suka dimahalin. Ambil sepeda yang punya keranjang di depannya, biar enak naroh barang.
1. Tuk-Tuk. $15-20 per hari, dengan rute Angkor Wat + little circle + Ta Prohm (Tomb Rider), untuk rute lain, coba di tawar sendiri. Satu tuk-tuk bisa untuk 4-5 orang. Jadi kalau ramean, ini yang paling oke. Kadang drivernya nyediain air dingin+cooler dan tissue basah. Kalau beruntung, mereka bawa powerbank dan wifi juga.
2. Dengan sepeda motor, rental motor $5 per hari, exclude bensin. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Kalau berdua, alternatif ini bisa dicoba. Tapi perlu ingat, Angkor Wat di siang hari sangat panas terik menyengat!
3. Dengan sepeda, ngandelin betis gan. Harga dari $1-2 per hari. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Jangan lupa bawa air minum yang banyak, soalnya kalau beli di dalam Angkor Wat suka dimahalin. Ambil sepeda yang punya keranjang di depannya, biar enak naroh barang.
my ride exploring Angkor Wat |
What to Do
Sunrise Hunter atau Sunset Hunter?
Kebanyakan area candi dibuka untuk umum mulai pukul 7.30 am hingga 5.30 pm. Tapi, kalau mau hunting sunrise, berangkat sebelum jam 5 pagi. Tiket cuma bisa dibeli on the spot, harga tiket $37 per orang untuk one day pass, dan lokasinya sedikit memutar dari jalur utama ke jalan Angkor Wat, cek di sini. Loket buka pukul 5 pagi. Bawa cash, dan mukanya jangan kucel ya, nanti di foto dan di print untuk tiketnya. Tiket ga boleh hilang, soalnya tiap kali masuk sebuah candi, kudu nunjukin tiket ke petugas yang jaga (kecuali lokal mah, bebas keluar masuk).
Setelah beli tiket, langsung ngacir ke candi Angkor Wat, parkir, lalu masuk ke inner gate. Nanti ada moat di depan interior gate, di mana ratusan turis lain bakal jadi lawan kalian buat nyari spot terbaik. Lokasi sunrise lainnya ada di Srah Srang, semacam danau di sebelah barat candi Angkor Wat (di area Big Circle).
Khusus untuk sunset hunting, pot terbaik untuk sunset view, yaitu Phnom Bakheng, sekitar 1,5 kiloeter dari candi Angkor Wat. Sama seperti sunrise hunting, kalian bakal ngantri juga dengan turis lainnya di sini. Lokasi candinya berada di atas bukit, jadi selain ngantri, kudu hiking juga. Begitu di atas, cuma dikasih waktu 10 menit per orang. Lokasi lainnya untuk sunset view adalah Pre Rup, di sebelah barat danau Srah Srang. Desainnya mirip dengan Angkor Wat, dan kalian bisa menikmati sunset view dari towernya. Khusus untuk Phnom Bakheng dan Pre Rup, jam bukanya diextend hingga pukul 7pm, agar turis bisa menikmati sunset view lebih leluasa.
Why not Both? BISA BANGET! Tapi perlu trick khusus. Kalian datang ke loket pembelian tiket dan beli tiket DI ATAS PUKUL 5pm. Dengan demikian, tiketnya available dari saat pembelian hingga pukul 5.30 di hari itu, dan besoknya dari pukul 5am-5.30pm. Setelah beli, langsung ngacir ke sunset spotnya, di Phnom Bakheng atau Pre Rup. Paginya, datang ke Angkor Wat atau Srah Srang. Your choice!
Selamat hunting!
Kebanyakan area candi dibuka untuk umum mulai pukul 7.30 am hingga 5.30 pm. Tapi, kalau mau hunting sunrise, berangkat sebelum jam 5 pagi. Tiket cuma bisa dibeli on the spot, harga tiket $37 per orang untuk one day pass, dan lokasinya sedikit memutar dari jalur utama ke jalan Angkor Wat, cek di sini. Loket buka pukul 5 pagi. Bawa cash, dan mukanya jangan kucel ya, nanti di foto dan di print untuk tiketnya. Tiket ga boleh hilang, soalnya tiap kali masuk sebuah candi, kudu nunjukin tiket ke petugas yang jaga (kecuali lokal mah, bebas keluar masuk).
Setelah beli tiket, langsung ngacir ke candi Angkor Wat, parkir, lalu masuk ke inner gate. Nanti ada moat di depan interior gate, di mana ratusan turis lain bakal jadi lawan kalian buat nyari spot terbaik. Lokasi sunrise lainnya ada di Srah Srang, semacam danau di sebelah barat candi Angkor Wat (di area Big Circle).
Khusus untuk sunset hunting, pot terbaik untuk sunset view, yaitu Phnom Bakheng, sekitar 1,5 kiloeter dari candi Angkor Wat. Sama seperti sunrise hunting, kalian bakal ngantri juga dengan turis lainnya di sini. Lokasi candinya berada di atas bukit, jadi selain ngantri, kudu hiking juga. Begitu di atas, cuma dikasih waktu 10 menit per orang. Lokasi lainnya untuk sunset view adalah Pre Rup, di sebelah barat danau Srah Srang. Desainnya mirip dengan Angkor Wat, dan kalian bisa menikmati sunset view dari towernya. Khusus untuk Phnom Bakheng dan Pre Rup, jam bukanya diextend hingga pukul 7pm, agar turis bisa menikmati sunset view lebih leluasa.
Why not Both? BISA BANGET! Tapi perlu trick khusus. Kalian datang ke loket pembelian tiket dan beli tiket DI ATAS PUKUL 5pm. Dengan demikian, tiketnya available dari saat pembelian hingga pukul 5.30 di hari itu, dan besoknya dari pukul 5am-5.30pm. Setelah beli, langsung ngacir ke sunset spotnya, di Phnom Bakheng atau Pre Rup. Paginya, datang ke Angkor Wat atau Srah Srang. Your choice!
Ticket Price
1 day pass - $37, berlaku hari itu juga (kecuali beli tiket di atas 5pm, berlaku besoknya)
3 days pass - $62**, berlaku dalam 10 hari sejak kartu diaktifkan
7 days pass - $72**, berlaku dalam 1 bulan sejak kartu diaktifkan
*harganya sudah termasuk sumbangan ke Kantha Bopha Children Hospital sebesar $2, yang letaknya dekat dengan kompleks Angkor Wat.
** pembelian 3 days pass dan 7 days pass tidak perlu datang berturut-turut
3 days pass - $62**, berlaku dalam 10 hari sejak kartu diaktifkan
7 days pass - $72**, berlaku dalam 1 bulan sejak kartu diaktifkan
*harganya sudah termasuk sumbangan ke Kantha Bopha Children Hospital sebesar $2, yang letaknya dekat dengan kompleks Angkor Wat.
** pembelian 3 days pass dan 7 days pass tidak perlu datang berturut-turut
Selamat hunting!
Comments
Post a Comment