Day 5 part 3 - The Big Circle Angkor Wat by Old Bicycle

Bangun subuh-subuh, gowes sepeda butut ke area Angkor Wat, desak-desakan dengan ribuan turis lain untuk mendapatkan foto Sunrise yang apik dan ngantri untuk naik ke tower utamanya, keliling Angkor Thom, lihat-lihat wajah besar di Bayon, nongkrong di warung-warung depan Teras Gajah. Sekarang, masuk area The Big Circle of Angkor Wat.

----

Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom

Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1 Day 2 di Melaka dan Day 3 di Phnom Penh dan Day 4 perjalanan ke Siem Reap. 


And this is Day 5, Keliling Angkor Wat di Siem Reap. Gw kudu bagi tulisan ini jadi 3 bagian, soalnya ceritanya panjang, gw mo share historynya juga, plus banyak foto. So, bear with me folks :)



-----


The Big Circle


Gw cukup lama jg ngaso di warung jalanan yang ada di seberang Teras Gajah  sambil seruput es kopi yang lumayan pahit dan makan roti bekal gw. Setelah ngumpulin mood, gw beranjak ngambil sepeda dan mulai ngayuh lagi. Matahari super terik tepat berada di atas kepala, gw gowes tuh sepeda sambil melihat turis-turis lain lalu lalang dengan mobil atau tuk-tuk dengan santainya.


Huh, dasar kaya! 


#irikarenakutakmampu 😂


FYI, Biasanya tuk-tuk rider yang nawarin jasa nganter keliling Angkor Wat bakal ngasih harga $15-20 untuk paket sunrise Angkor Wat, Little Circle, dan Tha Prohm. Biasanya mereka nyediain air minum dingin dan tissue basah juga beserta cooler box. Malah ada yang kasih servis extra dengan nyediain wifi dan powerbank. Kalau untuk Big Circle atau Banteay Srei, beda harga lagi. Nawar sendiri yah.


Setelah menggowes lurus ke arah utara, gw sampai di North Gate Angkor Thom. Lagi-lagi, kendaraan pada ngantri. Lagi-lagi, gw bisa nyelonong antrian sehingga lewat gate duluan. Lagi-lagi, gw disalip ama kendaraan-kendaraan tadi setelah mereka lewatin gate.


Nasib.


Setelah lewatin gate, lewatin jembatan dengan parit di bawahnya, selanjutnya di depan sana adalah the Big Circle! Angkor Thom di mana di dalamnya terdapat Bayon temple, dan dikelilingi oleh diding setinggi 8 meter dan parit di luar dindingnya, merupakan area Little Circle. Selebihnya adalah the Big Circle! Bedanya dengan area Little Circle atau Angkor Thom di mana di sisi kiri-kanan jalan adalah hutan, dengan jalanan lurus, di Big Circle, beberapa area tandus dan jalanannya sedikit berkelok! Makin sengsaralah gw menggowes sepeda!


Preah Khan


Kuil pertama yang gw jumpai adalah Preah Khan (Royal Sword) yang dibangun di abad ke-12 oleh Raja Jayavarman VII. Kalau di Ta Prohm (Tomb Rider temple) terkenal dengan pepohonan yang tumbuh di antara bebatuan kuil, di sini juga sama, bedanya less tourist aja. Banyak area di kuil ini dibiarkan begitu saja, sehingga tanaman dan pepohonan tumbuh subur dan kontras dengan reruntuhan batu. Bahkan beberapa pohon kini menjadi pondasi bagi bangunan yang dirusakin.


Chaotic, but it's the of harmony between nature and mankind's cultures.


Unik!



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan
Menuju Preah Khan, ditandai dengan jembatan dan parit (bawah) lalu beberapa gate sebelum kuil utamanya. 


Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan
Di dalam Preah Khan

Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan
Detail Preah Khan

Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan
Reruntuhan Preah Khan yang dimakan jaman, dirusak secara natural oleh alam, dan proses renovasinya. 

Kuil ini membentang ke arah timur, hingga ke 'danau' Jayatakata. Danau ini akan gw ceritain nanti. Sebelum memasuki area kuil, seperti biasa terdapat jembatan dengan patung orang-orang yang lagi narik ular berkepala 7. Kepalanya juga banyak yang hilang. Parit yang berada di bawah jembatan dan mengelilingi area kuil, lebih mirip sebagai sungai kecil. Bahkan di beberapa bagian udah ga ada lagi airnya.

Masuk ke dalam, ada beberapa chamber di mana salah sekian chambernya terdapat patung Budhha berwarna emas. Banyak orang lokal yang juga berkunjung untuk berdoa di patung tadi. Di salah satu chamber yang udah setengah runtuh, dan kini cuma ditopang oleh akar pohon, terdapat beberapa patung sebuah dewi yang dipahat dari batu. Nampak dupa yang dibakar mengelilingi patung tadi, beserta duit riel dan dollar berserakan di depannya. Oleh petugasnya, gw dikasih bahasa tubuh untuk bakar dupa dan naroh duit di situ.



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan
Patung -patung dewi dengan sesajen, bunga-bunga dan dupa (atas), dan akses ke arah patung-patung tersebut, yang sudah rusak oleh alam (bawah).


Gw lanjut berjalan ke belakang kompleks ini hinggua ketemu lagi jembatan berparit tadi, yang menandakan gw udah berada di luar area kuil. Yang menarik, di depan sana terlihat sebuah 'danau'. Cakep banget! Setelah menikmati keindahan 'danau' dan mempelajari di peta, danau ini merupakan waduk/reservoir buatan berbentuk kotak sempurna, merupakan bagian dari Jayatataka Baray, dan di tengahnya terdapat pulau kecil Neak Pean.


That's my next destination then!



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Bagian belakang (timur) Preah Khan, dan bagian barat Jayatataka Baray. Setelah gate paling timur Preah Khan, terdapat jembatan dengan paritnya (gambar atas). Setelah melewati jembatan, ada jalan setapak yang menghubungkan dengan Jayatataka Baray (gambar bawah). Dari sebelah barat Jayatataka Baray ini ga ada akses menuju Neak Pean, pulau buatan di tengahnya. Aksesnya cuma ada di sebelah utara Jayatataka Baray.

Gw akhirnya berjalan balik ke arah entrance buat ngambil sepeda. Sempat makan bekal, dan istirahat sejenak (tidur di bawah pohon rindang, nikmat!) gw terbangun dan ngelihat Alan dan Bobby keluar juga dari kuil. Dua orang roommates gw itu pada naik sepeda juga akhirnya, setelah gw jelasin rencana gw kemaren. Dan mereka ketiduran, jadi ga ngelihat sunrise! Akhirnya kita bertiga gowes bareng.


The mirror lake Jayatakata


Kami bertiga gowes dan melalui beberapa reruntuhan kuil kecil, yaitu Banteay Brei dan Prasat Prei. Di seberang kuil-kuil tadi, terdapat jalanan setapak. Kami sepakat untuk ngelihat apa yang ada di ujung sana. Ternyata, itu pintu barat ke Jayatataka Baray, sekaligus  bagian belakang Prasat Prey. Yawes, putar balik, lalu gowes lagi ke arah timur, hingga ada tulisan Jayatataka. Kami parkir di area pepohonan dan gw cek map untuk mastiin ini entrance yang benar.


Sip!



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka, banteay brei, prasat prei
Banteay Brei & Prasat Prei, mirip ama Preah Khan

Kami jalan ke dalam, dan oh boy, this was just magical! Jadi, danau buatan ini mempunyai pulau buatan di tengahnya, berama Neak Pean. Dan untuk mencapai pulau tadi, cukup berjalan kaki melewati jembatan kayu, di tengah-tengah danau yang luas. Dan karena danaunya sangat tenang, permukaannya menjadi seperti cermin! Tidak ada riak air sama sekali!


Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Jayatataka Baray, semacam parit super gede berbentuk persegi panjang sempurna bila dilihat dari atas. Sekarang jadi seperti danau tenang dengan tanaman air tumbuh liar di pinggirnya. Ada jalannan dari kayu untuk menyeberang ke danau buatan di tengahnya (Neak Pean). 

Kami berjalan sampai ke Neak Pean dan menemukan sebuah kolam lagi, dengan pulau kecil di tengahnya dan di atas pulau terdapat semacam kuil versi mini. Dan karena ga ada riak air, permukaan kolam tadi menjadi cermin juga!


Cakep banget deh! Ini salah satu lokasi yang selalu gw saranin ke teman-teman gw, atau sesama traveller.


Neak Pean (Entwined Serpents) merupakan bagian dari Preah Khan, dan didesain untuk kolam pengobatan. Mereka percaya, dengan mandi di kolam ini, bisa menyembuhkan penyakit. Percaya atau ga, kolam ini merupakan rumah sakit pada jamannya loh! Desain Jayatataka yang ngotak merepresentasikan keseimbangan element air, api, tanah dan udara. Semuanya terkoneksi ke kolam di tengahnya.



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka, neak pean
Danau buatan di tengah pulau buatan (Neak Pean) di tengah danau buatan (Jayatataka Baray). Katanya mah dulunya ini semacam rumah sakit, karena kolam ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kalau berendam di sini.

Setelah keliling-keliling, kami balik ke entrance dan menikmati air kelapa di salah satu lapak di situ. Sebenarnya bukan lapak sih, lebih ke gubuk semi permanen.  Di belakang lapak nampak reruntuhan kuil kecil, Prasat Krol Ko. Kuil yang kecil, berlumut dan runtuh. Tapi tetap kami explore, karena why not?


Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Prasat Krol Ko, cuma 'gerbang' kecil ini doang, dengan desain menyerupai gate nya Angkor Thom yang ditandai dengan wajah super gede lagi senyum. Di belakang gatenya sudah dirusak oleh akar pohon yang tumbuh liar.

Banteay Kdei 

Bertiga, kami lanjut gowes menuju timur, lalu berbelok ke selatan, mengikuti bentuk Jayatataka Baray yang ngotak. Di jalan kami melihat runtuhan kuil lainnya, Ta Som, East Mebon dan Prasat Leak Neang dan Pre Rup. Pre Rup ini merupakan salah satu spot untuk sunset view yang populer, tapi waktu itu masih jam 4an.  Jadi kami terus lanjut ke selatan, ke arah Banteay Kdei.


Banteay Kdei, juga dibangun oleh raja Jayavarman VII, lebih awal jika dibandingkan dengan Ta Prohm, Angkor Thom dan Preah Khan, makanya desainnya mirip, cuma lebih kecil. Bahkan reruntuhannya juga disangga oleh akar pohon, beserta parit yang mengelilingi kompleks kuil sebagaimana Ta Prohm dan Preah Khan. Yang membedakan adalah, tidak ada jembatan selayaknya Preah Khan. Yang menarik, reruntuhan ini dihuni oleh para biksu, dan terdapat juga patung Buddha berwarna emas di tengahnya. Bahkan masih banyak lagi patung Buddha yang terkubur. Masyarakat lokal juga datyang ke sini untuk sembahyang.


Karena kemiripan yang cukup signifikan dibanding kuil-kuil lainnya, kami ga eksplore cukup lama di sini.



Srah Srang

Terletak di seberang Banteay Kdei, Srah Srang merupakan "The royal bathing pool" yang berbentuk kolam, sangat luas hingga menyerupai danau. Ukurannya 700x300 meter, dibangun pada abad ke-10 oleh raja Rajendraverman dan disempurnakan oleh raja Jayavarman VII. Konstruksinya menghadap ke arah matahari, dan dikelilingi oleh pohon dengan airnya yang berwarna turquoise, menjadikan danau ini spot favorit ke-dua untuk sunrise view. Namun untuk sunset juga bagus banget, katanya. Sekarang danau ini dialihfungsikan untuk irigasi pertanian di sekitarnya.



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom
"Danau" Srah Srang, dulunya merupakan bath tub kerajaan. Bath tub nya aja segede gini yak. Horang Kayah.

Tomb Rider Temple alias Ta Phrom

Waktu udah hampir pukul lima. Artinya, bentar lagi area Angkor Wat ditutup untuk wisatawan. Alan dan Bobby memutuskan untuk balik ke kota, karena kebetulan jalanan di samping Srah Srang bisa langsung mengarah ke kota.


Gw? Penasaran dengan Ta Prohm di mana mba Angelina Jolie shooting film Tomb Rider. Letaknya berlawanan arah dengan jalan ke kota, sehingga kami terpaksa berpisah. Gw mengayuh sepeda gw sendirian, ke arah barat, di mana matahari udah pelan-pelan tenggelam. Di kiri-kanan jalan cuma ada persawahan dengan padi yang menguning.


Gw kebut deh gowesan gw, biar sempat masuk ke Ta Prohm. Sampai di point yang di tuju di map, nampak gapura yang menandakan pintu masuk ke Ta Prohm, dan turis-turis udah berjalan ke luar area kuil. Untuk kuilnya sendiri masih berapa ratus meter lagi ke dalam. Gw gowes aja tuh sepeda melewati gapura, hingga terlihat reruntuhan kuil. Oleh petugasnya dikasih tau waktu tinggal 10 menit sebelum tutup.


Waduuuh


Gw cepat-cepat aja masuk, lihat-lihat dan foto-foto. Gw mengamati, pantesan kuil ini lebih terkenal dibandingkan dengamn reruntuhan kuil-kuil yang lain. Pohon-pohon yang tumbuh di antara batu-batu kuil di sini lebih besar dan massif, dengan patung wajah Buddha yang nyelip di antara akar pohon. Merging antara pepohonan dan reruntuhan kuil begitu sempurna, namun masih terlihat seperti sebuah kuil alih-alih hutan. Lucky for me, udah ga ada turis yang ngantri buat foto di spot-spot terbaik di sini.



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Ta Prohm Temple alias Tom Rider Temple, terkenal karena jadi lokasi syuting film tersebut. Jadi kalau datang ke sini di prime time, dijamin penuh turis! Makanya datang telat kayak gw! Puas foto-foto, sayangnya cuma bawa kamera hape, jadinya fotonya burem!


Back to city


Selesai foto-foto, yang ternyata makan waktu lebih dari 10 menit tapi di biarin ama penjaganya (thanks yaa), gw gowes balik. Balik ke arah Banteay Kdei, dengan memunggungi matahari dan berbelok ke selatan. Gw lihat beberapa orang lokal sedang nongkrong di Srah Srang untuk menikmati sunset, beberapa sedang BBQ daging ayam, sapi dan babi. Damn, bikin laper. 


Sepanjang jalan, gw gowesnya nyantai aja karena udah ga diburu-buru waktu, plus capek cuy! Mending enjoy view sawah di sebelah kanan jalan gw, dengan sunset sebagai latarnya. Karena jalanan yang gw lewatin merupakan jalanan umum, banyak kendaraan masyarakat lokal yang juga lewat. Kenapa gw tau itu lokal, sebab bentukannya setengah motor, setengah gerobak yang lalu lalang, membawa hasil panen, atau barang dagangan. Bahkan ada motor-gerobak yang membawa sapi! Gw nebeng deh di belakang gerobak tadi. Mayan, ga perlu capek-capek ngayuh. 


Cuma tahan aja dipantatin sapi! Hahahaha 


*sayang ga sempet foto



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Pulaaang! Masih harus gowes dulu belasan kiloooo😅
Di perjalanan, gw mikir, besok ngapain yaa. Karena gw belum persiapin my next plan! Hahahaa. Gw mikir, dari sini gw bisa naik bus ke Bangkok, karena gw lihat di peta, perjalanan sekitar 8 jam saja. Alternatif lainnya, ke Ho Chi Minh di Vietnam, yang makan waktu belasan jam! Sebelum masuk kota, gw mampir ke beberapa travel agen untuk nanya-nanya harga. Alhasil, gw nyampai di kota pukul 8 malam!!! 

TOTAL perjalanan gw sekitar 54 kilometer dengan sepeda butut. Bangga ga yaa😅


Dinner


Sebelum sampai hotel, gw mampir dulu di warung di seberangnya. Lagi mesen makan, ketemu si Mon. Ngobrol deh kita, bertiga dengan salah satu traveller dari Cina yang gw ajak kenalan pas makan di warung itu. Kelar makan di warung yang tergolong murah itu, gw gowes ke arah rental sepeda buat balikin sepeda sekaligus ngambil duit gw. 


Lalu gw balik ke hotel, dan mandi. Selesai mandi, gw akhirnya memutuskan untuk pergi ke Ho Chi Minh saja! Mikirnya lama yaaa... Hehee. Soalnya gw udah pernah beberapa kali ke Bangkok, dan belum pernah sekalipun ke Vietnam. So, meski perjalanannya lebih lama, gw hajar aja deh. Tapi gw butuh istirahat sebelum berangkat, maka gw memutuskan untuk extend sehari di sini.




Ga lupa, gw semalem kan habis nyuci ya. Jadi gw ke rooftop hotel, gw mau ngambil laundry-an gw yang gw gantung di rooftop.


Eh, HILANG dong!


Kaget bercampur was-was. Tapi gw tetap stay cool. Plus udah kecapean, akhirnya gw terlelap dengan nyenayknya (mungkin ngorok juga kalik)


Gw tanya resepsionis keesokan harinya, ternyata mereka udah ambilin laundry-an gw, bahkan disetrikain pake parfum segala!


Terharu!


-----


Next, the Killing field of Siem Reap!


--- つづく



Damage Cost
Drink(s) $2
Dinner KHR 5.000 ($1,25)
Angkor Wat Ticket $37
Rental Sepeda  $1 (yang ini gw masukin di budget hari sebelumnya)

Total (rate saat itu) IDR 533.050

TIPS
Access to Angkor Wat
Angkor Wat berada outskirt kota Siem Reap, sekitar 5-6 kilometer dari pusat kota. Untuk mengelilinya, ada beberapa alternatif:

1. Tuk-Tuk. $15-20 per hari, dengan rute Angkor Wat + little circle + Ta Prohm (Tomb Rider), untuk rute lain, coba di tawar sendiri. Satu tuk-tuk bisa untuk 4-5 orang. Jadi kalau ramean, ini yang paling oke. Kadang drivernya nyediain air dingin+cooler dan tissue basah. Kalau beruntung, mereka bawa powerbank dan wifi juga. 


2. Dengan sepeda motor, rental motor $5 per hari, exclude bensin. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Kalau berdua, alternatif ini bisa dicoba. Tapi perlu ingat, Angkor Wat di siang hari sangat panas terik menyengat!


3. Dengan sepeda, ngandelin betis gan. Harga dari $1-2 per hari. Bawa ID/passport sebagai jaminan. Jangan lupa bawa air minum yang banyak, soalnya kalau beli di dalam Angkor Wat suka dimahalin. Ambil sepeda yang punya keranjang di depannya, biar enak naroh barang.



Angkor Wat, Angkor Thom, Angkor, Bayon, Big Circle, Srah Srang, Ta Phrom, Preah Khan, jayatataka
Sepeda butut yang gw sewa cuma $1!


What to Do
Sunrise Hunter atau Sunset Hunter?

Kebanyakan area candi dibuka untuk umum mulai pukul 7.30 am hingga 5.30 pm. Tapi, kalau mau hunting sunrise, berangkat sebelum jam 5 pagi. Tiket cuma bisa dibeli on the spot, harga tiket $37 per orang untuk one day pass, dan lokasinya sedikit memutar dari jalur utama ke jalan Angkor Wat, cek di sini. Loket buka pukul 5 pagi. Bawa cash, dan mukanya jangan kucel ya, nanti di foto dan di print untuk tiketnya. Tiket ga boleh hilang, soalnya tiap kali masuk sebuah candi, kudu nunjukin tiket ke petugas yang jaga (kecuali lokal mah, bebas keluar masuk). 


Setelah beli tiket, langsung ngacir ke candi Angkor Wat, parkir, lalu masuk ke inner gate. Nanti ada moat di depan interior gate, di mana ratusan turis lain bakal jadi lawan kalian buat nyari spot terbaik. Lokasi sunrise lainnya ada di Srah Srang, semacam danau di sebelah barat candi Angkor Wat (di area Big Circle). 


Khusus untuk sunset hunting, pot terbaik untuk sunset view, yaitu Phnom Bakheng, sekitar 1,5 kiloeter dari candi Angkor Wat. Sama seperti sunrise hunting, kalian bakal ngantri juga dengan turis lainnya di sini. Lokasi candinya berada di atas bukit, jadi selain ngantri, kudu hiking juga. Begitu di atas, cuma dikasih waktu 10 menit per orang. Lokasi lainnya untuk sunset view adalah Pre Rup, di sebelah barat danau Srah Srang. Desainnya mirip dengan Angkor Wat, dan kalian bisa menikmati sunset view dari towernya. Khusus untuk Phnom Bakheng dan Pre Rup, jam bukanya diextend hingga pukul 7pm, agar turis bisa menikmati sunset view lebih leluasa. 


Why not Both? BISA BANGET! Tapi perlu trick khusus. Kalian datang ke loket pembelian tiket dan beli tiket DI ATAS PUKUL 5pm. Dengan demikian, tiketnya available dari saat pembelian hingga pukul 5.30 di hari itu, dan besoknya dari pukul 5am-5.30pm. Setelah beli, langsung ngacir ke sunset spotnya, di Phnom Bakheng atau Pre Rup. Paginya, datang ke Angkor Wat atau Srah Srang. Your choice!



Ticket Price


1 day pass   - $37, berlaku hari itu juga (kecuali beli tiket di atas 5pm, berlaku besoknya)
3 days pass - $62**, berlaku dalam 10 hari sejak kartu diaktifkan
7 days pass - $72**, berlaku dalam 1 bulan sejak kartu diaktifkan

*harganya sudah termasuk sumbangan ke Kantha Bopha Children Hospital sebesar $2, yang letaknya dekat dengan kompleks Angkor Wat.

** pembelian 3 days pass dan 7 days pass tidak perlu datang berturut-turut

Selamat hunting! 

Comments

Popular posts from this blog

Dummy Booking For Flight Ticket

Menyusun Itinerary Perjalanan & Budgeting dengan Google Maps

Pengalaman Tidur di Bandara Haneda, Tokyo

Day 18; Mengurus Surat Kehilangan di KBRI Thailand

Pengalaman Diganggu Ladyboy di Bangkok