Day 9 pt2 - Tokyo Tower, Jepang, 9 Hari, 9 Kota, 8 Juta Rupiah
Hari ke-9 part 2!
Siapa
yang ga tau Tokyo Tower? Nyebutin namanya, minimal tau lah ya, tempat
ini merupakan menara yang terletak di Tokyo. Dengan ketinggian 333
meter, Tokyo Tower merupakan bangunan tertinggi kedua di Jepang,
setelah Tokyo Skytree. Menara ini mengambil bentuk yang sama dengan
Eiffel Tower di Paris, merupakan simbol kebangkitan Jepang pasca
Perang Dunia ke-2, selesai di bangun tahun 1958. Berfungsi sebagai
antena broadcast,
selain sebagai tourist
spot.
Selesai
keliling area Ginza, destinasi gua adalah Tokyo Tower. Untuk
menikmati Tokyo Tower, bisa dengan cara berbayar maupun gratis. Kalau
bayar, dengan minimal ¥900, kita bisa naik ke observatorium
deck, setinggi 150 meter dan enjoy landscape kota Tokyo dari atas.
Cara gratis, cukup melihat bangunan ini dari luar. Madesu,
yah? Tapi ada spot yang bagus untuk melihat Tokyo Tower, yaitu dari
Zozo-ji Temple, dan tentunya spot ini sepi dari turis.
Zozo-ji
Temple
Perjalanan
gua dimulai dari area Hibiya, menyusuri Hibiya-dori. Sepanjang jalan,
Tokyo Tower udah bisa terlihat dari kejauhan. Tiba di area utara
Shiba Park, gua istirahat dulu di bawah pohon, sambil ngeliatin
anak-anak TK lagi main di taman. Ternyata dekat sini ada TK Onarimon,
pantesan. Di kejauhan gua ngeliat dua bocah seumuran SMP, lagi main
tangkap bola baseball, dengan jarak yang cukup jauh, tapi mereka
ngelempar dengan enteng banget. Udah gua bilangin kan, baseball di
Jepang cukup populer. Sayang, videonya yang gua capture pas
lagi gagal nangkep bola.
Tokyo Tower terlihat dari Shiba Park. Perhatikan pepohonan di taman ini, bila sudah musim berbunga, pasti bagus banget! |
Sebenarnya
Zozo-ji Temple terletak di tengah Shiba Park, makanya gua lanjut
jalan lagi, ngitarin taman ini. Sampai akhirnya ketemu bangunan kayu
super megah warna merah, dengan “papan nama” dari batu yang ga
kalah megahnya. Bangunan ini merupakan gerbang masuk utama menuju
Zozo-ji Temple. Yatta! Ketemu juga Sangedatsumon!
Banyak
bangunan kuil Zozo-ji Temple yang terbakar dan rusak, karena gempa,
kebakaran maupun peperangan dari tahun 1622, sehingga kebanyakan
bangunan yang berdiri saat ini merupakan hasil rekonstruksi ulang.
Ketika Perang Dunia ke-2, satu-satunya konstruksi yang selamat adalah
Sangedatsumon, gerbang masuk utama kuil ini. Mitosnya, bilamana
seseorang melewati gerbang ini, maka dia bisa membebaskan diri dari
tiga hawa nafsu; 貪
Ton;
"keserakahan", çž‹
Shin;
"kebencian" dan 癡
Chi;
"kebodohan").
Sangedatsumon Gate dengan "papan nama" dari batu. Gerbang ini ukurannya cukup megah. |
Setelah
melewati Sangedatsumon Gate, di bagian kanan terdapat Daibonsho atau
Big Bell. Dari namanya, ketahuan lah ya benda apa ini. Bell ini
dibuat tahun 1673 dengan diameter sekitar 1,76 meter dan tinggi 3,33
meter, serta berat 15 ton. Bell ini dibunyikan dua kali sehari –
masing-masing enam kali di pagi dan di malam hari. Untuk mensucikan
108 hawa nafsu dunia yang dapat menyesatkan manusia.
Setelah
bell ini, di depan terdapat Daiden, bangunan yang lebih megah dari
Sangedatsumon, dan merupakan bangunan utama kuil ini. Merupakan pusat
sekte Jodo, dari Buddhisme Jepang, di regional Kanto, awalnya
dibangun tahun 1393 di daerah Chiyoda, Tokyo. Oleh shogun Tokugawa
Ieyasu, di tahun 1598 kuil ini dipindahkan di tempatnya sekarang, dan
sekaligus berfungsi sebagai kuil klan Tokugawa.
Daiden atau bangunan utama. Banyak turis yang berfoto di sekitar sini. Tapi secara keseluruhan, area ini termasuk sepi. |
Sangedatsumon terlihat dari Daiden |
Nah,
dari sini liah kita bisa menikmati suasana yang nyaman dan tenang
yang ditawarkan Zozo-ji Temple, dengan latar Tokyo Tower. Semua
bangunan bisa diakses dengan gratis. Gua memilih masuk ke dalam
Daiden dengan menaiki anak tangga yang juga megah. Di dalam bangunan,
terdapat pilar-pilar masif yang menopang kuil ini, dan tiga altar
dengan masing-masing patung.
Altar
di tengah dengan nuansa emas dengan patung Buddha berwarna emas,
dengan lampu chandelier yang juga berwarna emas yang menjuntai
dari atap ke bawah. Disediakan kursi-kursi bagi pengunjung untuk berdoa. Altar di kiri dan kanannya, dengan patung biksu
yang lebih kecil dengan halo di belakangnya, dihias dengan lebih
simpel dan terlihat humble.
Di dalam Daiden, (kiri) altar utama, dengan display serba emas dan patung Buddha berwarna emas, (kiri & kanan) Patung bikshu Buddha dengan display lebih simple. |
Gua
menyusuri koridor luar Daiden ini hingga ke belakang. Dari sini, view
Tokyo Tower terlihat lebih keren, dan tempatnya jauh lebih sepi. Dari
sini, terlihat area semacam hutan yang membuat gua penasaran, sehingga gua
melanjutkan langkah ke arah sana. Ternyata, di belakang hutan tadi merupakan kuburan! Banyak batu nisan di sini, dan ada beberapa
pengunjung terlihat sedang berdoa di salah satu patung Buddha di
situ. Setelah gua cek, ternyata area ini merupakan mausoleum klan
Tokugawa. Nah, di sini juga bagus untuk foto dengan latar Tokyo
Tower, cuma hati-hati aja ya. Permisi dulu, hehe.
Koridor belakang Daiden, sangat sepi dan banyak kucing! Sinar matahari membuat foto gua bagus banget! |
Area mausoleum klan Tokugawa. Dari sini bagus juga untuk foto Tokyo Tower. |
Quick sketch dulu gan! Susah euy, detail atapnya! |
Di
salah satu area kuil ini, terdapat barisan patung Jizo yang jumlahnya
mungkin ratusan –gua ga hitung, pokoknya banyak. Patung-patung ini
dipakein kupluk dan bunga, mainan kincir angin maupun dupa di
depannya. Jizo adalah penjaga anak-anak yang meninggal sebelum
dilahirkan. Para orang tua bisa milih salah satu patung di sini, dan
kupluk serta ornamen lainnya merupakan pemberian dari mereka.
TIPS
Access
to Zozo-ji Temple
Banyak
alternatif moda transportasi dari Tokyo Station;
Naik
bus no.98 dari Tokyoekinanguchi Bus Stop, turun di Tokyo Tower. Dari
sini jalan kurang lebih 6 menit. Harga tiket ¥220.
Atau
naik Yamanote Line, turun di Hamamatsucho Station. Dari sini jalan
sekitar 10 menit, harga tiket ¥160.
Atau
naik Mita Line dari Otemachi Station ke arah Hiyoshi di platform 1.
Lewatin 4 stasiun, turun di Shibakoen Station. Dari sini jalan
sekitar 6 menit. Harga tiket ¥180.
Entrance
Fee
Gratis
dan buka tiap hari, dari pukul 09.00~17.00
Tokyo
Tower
Dari
sini, gua lanjut jalan ke arah Tokyo Tower. Perjalanan mulai
menanjak, dengan sedikit demi sedikit kaki towernya mulai kelihatan.
Diujung tanjakan, sampailah gua di Tokyo Tower yang terkenal ini. Jam
segini masih rame aja. Banyak anak sekolahan serta turis lokal maupun
internasional di sekitar area ini. Dan, dikit-dikit gua denger orang berbahasa Indonesia! Beda banget ama di Zozoji Temple, ga ada satupun turis dari Indo.
Ga
lama, lewat orang-orang yang lagi balapan Go-Kart dengan kostum unik.
Kalau kalian pernah lihat video orang main Mario Kart beneran di
jalanan kota Tokyo, nah, Tokyo Tower merupakan salah satu rute
mereka. Sehingga kalian bisa melihat mereka balapan di sekitar sini.
Sayang, harganya minimal ¥8.000, dan
duit gua udah menipis banget! SKIP!
Di
Tokyo Tower ini, yang saat ini dibajak oleh kru topi jerami, kini
dikenal dengan nama lain, yaitu Tokyo One Piece Tower. Terdapat theme
park bertema One Piece di
dalam Tokyo Tower, dimulai dari lantai 3 hingga lantai 5. Konsep
keseluruhan theme park ini
berada di salah satu pulau di New World, bernama Tongari Island.
Tongari berarti lancip, yang merujuk ke bentuk Tokyo Tower yang
lancip. Biasa, pun intended,
khas Odachi Sensei. Selain theme
park, Luffy dan kru juga
menginvasi lantai 1, di area Food Town, dengan Sanji's ORESAMA
Restaurant, Cafe Mugiwara dan Mugiwara Store untuk suvenir khas One
Piece.
Kanko Bus dengan iklan Tokyo One Piece Tower, saat lagi ngetem di WTC Building, Hamamatsucho Station. |
Meski
gua pengen banget masuk, tapi harga tiketnya bikin gua sedih. Duit
gua ga cukup! Terpaksa ngarep, dan berdoa someday
gua pasti balik ke Tokyo
dan masuk ke sini!
Pasti!
Amin.
Aminin
donk!
Sebenarnya
tiket untuk masuk ke Observatory Deck di Tokyo Tower doank jauh lebih
murah. Tapi gua urungkan niat aja, biar nanti kalau balik lagi ke
sini, sekalian naik ke Tokyo Towernya.
Dari
sini gua lanjut perjalanan ke arah Roppongi. Just sightseeing, lalu
balik lagi ke arah WTC Building tempat gua naroh ransel di loker.
Saatnya ke bandara, ga usah keliling lagi lah. Maunya begitu, but
something unexpectedly fun occurred! See you di
part 3!
Tokyo Tower di siang dan malam hari. Sama-sama keren! |
TIPS
Access
to Tokyo Tower
Banyak
alternatif moda transportasi dari Tokyo Station;
Naik
bus no.98 dari Tokyoekinanguchi Bus Stop, turun di Tokyo Tower. Harga
tiket ¥220.
Atau
dari naik Marunouchi Line ke arah Ogikubo di platform 1, lewatin 1
stasiun, transit di Ginza Station. Lalu naik Hibiya Line kearah
Naka-Meguro di platform 5, lewatin 3 stasiun, turun di Kamiyacho
Station. Dari sini tinggal jalan sekitar 8 menit. Harga tiket ¥170.
Atau
naik Yamanote Line, turun di Hamamatsucho Station. Dari sini jalan
sekitar 16 menit, harga tiket ¥160.
Atau
naik Mita Line dari Otemachi Station ke arah Hiyoshi di platform 1.
Lewatin 3 stasiun, turun di Onarimon Station. Dari sini jalan sekitar
10 menit. Harga tiket ¥180.
Entrance
Fee
Tokyo
Tower
Main
Observatory (150 meter) dengan lift atau 600 anak tangga, seharga
¥900.
Main
Observatory + Special Observatory (250 meter) seharga ¥1.600
Buka
dari pukul 09.00~23.00 (pembelian tiket terakhir pukul 22.30)
Main
Observatory + Tokyo One Piece Tower ¥3.900. Beli online menjadi
¥2.900.
Theme
Park buka dari pukul 10.00~22.00.
*harga
di atas untuk harga dewasa per individu. Ada diskon khusus untuk
grup, maupun anak-anak.
*Special
Observatory lagi direnovasi saat ini.
Total
pengeluaran gua kali ini: ¥0
Comments
Post a Comment