Day 7 pt.4 - Namba, Dotonbori, Shinsaibashi, Osaka - Jepang, 9 Hari, 9 Kota, 8 Juta Rupiah

Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station


Hari ke-7 part 4 dan terakhir untuk hari ini!

Menuju Osaka

Ga terasa udah 2 hari gua di Kyoto, yang menurut gua masih kurang banget! Kalo bisa pengen seminggu di sini! Tapi yah, mau gimana lagi, gua harus berpisah ama kota ini. Tiba di hostel setelah seharian keliling dari pagi, gua ngambil ransel di common room hostel, rebahan sejenak, lalu berangkat ke Kyoto Station.

Udah jam 5 sore, dan ga kerasa, gua belum makan siang loh! Makanya gua keliling nyari combini, taunya nemu di stasiun, semacam supermarket mini yang menawarkan bento super murah! Setelah rada galau mau milih yang mana karena semua nampak enak dan murah, akhirnya gua milih satu, lalu cari tiket ke Osaka.

Ke Osaka sebenarnya cukup mudah. Ga perlu nanya-nanya orang juga, tinggal lihat di papan informasi di atas mesin tiket, harusnya udah tau. Hanya saja, emang banyak banget informasinya, karena stasiun ini termasuk stasiun besar yang dilalui berbagai macam jenis kereta, lokal maupun antar kota, jadi kudu merhatiin bener-bener biar ga salah. Hostel gua dekat dari Osaka Station maupun Shin-Osaka Station. Harganya sih, sama-sama ¥560, dan kalau jalan kaki, lebih dekat dari Shin-Osaka, maka gua milih ke stasiun ini aja.

Setelah naik ke peron, ternyata kereta yang gua naikin waktu itu jenis Express Train. Waktu tempuh cuma 25 menit, yang harusnya sekitar 41 menit. Nyampe di Shin-Osaka Station, mataharinya masih terang banget! Kirain nyampe sini bakal malam hari. Dari sini, gua jalan kaki ke arah hostel, sambil lihat-lihat kota Osaka.

Kota ini merupakan salah satu kota besar di pulau Honshu, terkenal sebagai kota pelabuhan dan kota komersial, arsitektur modern, nightlife dan streetfood. Yang terakhir sih, yang bikin gua tertarik ama kota ini. Selain itu, pengen lihat Osaka Castle dan Koshien di kota sebelah, gua ga ada rencana lain lagi di kota ini.

TIPS
Access to Osaka
Dari Kyoto Station, naik JR Tokaido-Sanyo Line ke arah Aboshi, turun di Shin-Osaka Station atau Osaka Station, harga sama ¥560. Perjalanan sekitar 41 menit, atau 25 menit kalau naik express.

Dengan Shinkansen, naik Tokaido-Sanyo Shinkansen, seharga ¥3.220. Perjalanan cuma 14 menit.

Kalau mau lebih hemat lagi, dari Kyoto cari Keihan Line (local train, bisa dari Gion-sojo Station, Kiyomizu-gojo Station atau Fushimi-Inari Keihan Station) yang ke arah Yodobayashi, turun di Yodobayashi Station di Osaka, cuma ¥410.


Osaka Tomato Guesthouse

Perjalanan ke arah hostel, dari pusat kota dengan banyak gedung-gedung tinggi pusat bisnis dan flyover besar di-mana-mana, tiba di daerah sub-urban dengan banyak perumahan penduduk, sesekali ada gedung tinggi, apartemen kecil, stasiun kecil dan stasiun pembangkit listrik. Di depan hostel, yang merupakan jalan kecil satu arah yang cuma cukup untuk satu mobil, terdapat semacam bukit.


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, osaka tomato guesthouse
Menuju hostel, pemandangannya kayak gini. Suasanya sub-urban, dengan jalan kecil, perumahan dan apartemen kecil dan bukit belakang sekolah kayak punya Nobita. 
Di sebelah bukit ini ada Yodo River yang saking lebarnya bisa dilalui ama Thriller Bark, kapalnya Gecko Moria yang disebut sebagai kapal terbesar di One Piece Universe. Di bantaran sungai ini ada Yodogawa Riverpark, taman supergede yang panjangnya mencapai 5,5 kilometer, dan berlanjut ke taman lainnya di ujung sana. Biasanya area ini dipakai untuk event lomba lari, sehingga terkenal oleh masyarakat lokal.


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, osaka tomato guesthouse, yodo river, yodogawa riverside park
Di balik bukit tadi, ada Yodogawa Riverside Park, taman yang sangat luas yang kadang dipakai oleh warga lokal untuk event olahraga. Di samping taman ini, ada Yodo River, sungai yang sangat luas! 
Osaka Tomato Guesthouse sendiri, terletak di tengah area parkir. Cukup aneh ngeliatnya, karena kiri-kanannya udah ga ada gedung lain. Dari luar, gedung berlantai tiga ini terlihat kecil dan ramping, begitu masuk ke dalam, makin ramping lagi. Tapi, pas masuk ke area common room-nya, ternyata luas loh. Hostel ini dan Kyoto Tomato Hostel masih satu franchise, namun yang di Osaka nampak lebih modern, dengan kamar yang lebih nyaman dan luas. Tapi sayang, ga ada kotatsu, hehee.


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, osaka tomato guesthouse, yodo river, yodogawa riverside park
Letak Osaka Tomato Guesthouse yang unik, di tengah-tengah area parkiran. Dari luar, gedungnya nampak slim banget!

Di dalam kamar, terdapat 5 bunkbed, dan masing-masing diberi futon, colokan dan lampu, serta tirai. Wifi kenceng. Shower room-nya bersih. Sayang seat di WC nya ga diberi heater, sehinga dingin banget pas didudukin. Di bagian terasnya, dipakai untuk menjemur, pemandangannya asik untuk enjoy suasana sub-urban. Stafnya sangat ramah loh! Dari stafnya, gua tau kalau ternyata Kyoto Station itu bukan pusat kota Kyoto. Dan untuk ke Osaka, bisa pakai Local Train dengan harga tiket cuma ¥410 saja.

Setelah ngabisin bento yang gua beli di Kyoto, dengan lahap, gua mandi lalu tidur. Capek cuy!


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, osaka tomato guesthouse, yodo river, yodogawa riverside park
(Kiri) Area bunkbed di lantai dua, satu kamar luas untuk maximal 10 orang . (Kanan) Area common room dan check-in (lihat pintu geser di tengah, itu ruang staf). 

Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, osaka tomato guesthouse, yodo river, yodogawa riverside park
Bento yang gua beli di Kyoto, bentuknya udah berantakan pas sampai di hostel. Setelah dipanasin, langsung masuk perut. Ada 5 macam nasi kepal beda warna dengan lauk ikan bakar, udang goreng tepung, ayam goreng dan sayuran. Segini cuma 430 Yen.

Rate
Gua book hostel ini via Traveloka seharga ¥1386. Kalau mau update harga, bisa cek langsung ke sini!


Shinsaibashi

Bangun-bangun, udah jam 7. Karena ga ada rencana pasti untuk di Osaka (sebenarnya dari hari pertama juga ga punya rencana pasti sih, hehe) maka, gua surfing di Internet. Liat di TripAdvisor, cari local market, ketemu deh 3 area ini. Langsung saat itu gua mutusin untuk tidur lagi. Ga ding, meski cape, gua ga boleh mager!

Sehabis siap-siap, gua jalan ke arah Nishinakajimaminaminagata Station (namanya panjang amat ya). Seperti biasa, di papan informasi udah disediain info stasiun dan harga tiket. Turun di Shinsaibashi Station, lalu jalan dikit, sampai deh di Shinsaibashi Shopping District.

Shinsaibashi adalah shopping district terbesar di Osaka, dengan banyak toko-toko branded, lokal dan internasional. Telah berdiri sejak jama Edo, area ini bertahan selama 350 tahun lebih. Area ini populer di kalangan anak muda Kansai, jadi kalau mau ngeceng, ke sini aja. Area ini, termasuk Namba, sering di sebut juga sebagai Champs-Élysées dari Timur.

Gua jalan dari Shinsaibashi Station, melewati area nightclub. Di sini, banyak hotel berbintang banyak, ikkemen cafè, resto mahal dan mungkin love hotel. Di jalan yang ngepas untuk satu mobil ini, banyak taxi yang lewat. Karena banyak eksekutif muda dengan penampilan perlente ngegandeng gadis cakep dengan dandanan yang maksa mata ga boleh ngedip biar ga dosa. Ups. Tapi banyak juga cowok-cowok tampang yakuza, nangkring di depan hotel, nawarin sesuatu ke orang-orang yang lewat. Gua sempat ditawarin, tapi ga ngerti dan ga mau juga. Serem coy!

Dotonbori

Jalan ga jauh, gua sampai di jembatan ber-handrail kayu, yang terletak di atas Dotonbori River. Meski malam, airnya warna ijo bening gitu, bersih pula. Di kiri kanan tepi sungainya, terdapat jalur pejalan kaki, dan banyak restoran, yang dari penampakannya enak-enak semua. Pernah liat Ciwalk di Bandung ga? Yang ada rambo, ultaman, spiderman di atas toko-toko di pinggir jalan Ciwalk? Nah, di sini kayak gitu, cuma karakternya menjadi gurita!


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, dotonbori river
View Dotonbori Riverside

Yep, takoyaki dan okonomiyaki merupakan panganan khas Osaka. Makanya, tako (gurita) menjadi maskot. Gua mau ngantri di salah satu toko, yang menjual takoyaki seharga ¥500 untuk 4 pcs, tapi karena antriannya yang ngular, ga jadi deh. Btw, di area sini banyak toko yang buka 24 jam loh!

Gua lanjut jalan aja. Sayangnya, gua ga nemu Glico Man Sign yang terkenal itu. Adanya di Ebishubashi Street. Sampai di seberang jembatan, area ini lebih rame! FYI, daerah Dotonbori ini merujuk pada area di sepanjang Dotonbori River yang dipenuhi oleh food stall dan food truck, dengan menu yang bikin ngiler parah!


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, dotonbori river
Dotonbori area

Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, dotonbori river
Dotonbori Foodtruck Spot



Namba

Daerah Namba merupakan pusat area Minami di Osaka, dengan Dotonbori dan Shinsaibashi, tiga area ini merupakan tempat hangout anak muda Kansai, maupun turis yang mencari suasana malam yang homy. Meski di daerah Shinsaibashi banyak hotel yang aneh-aneh, tapi di area Dotonburi dan Namba, gua ngeliat banyak turis yang bawa anak kecil.

Perjalanan dari Dotonburi, lanjut menyeberangi Sennichimae-dori, sampai di area Namba City, semacam arcade shop semi-terbuka dengan jalanan yang udah diberi atap. Lanjut sampe Namba Park, liat-liat, muter-muter ga jelas sambil foto-foto. Meski banyak resto lokal di area sini, gua akhirnya balik ke Dotonburi karena pengen nyoba takoyaki.


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station
Salah satu toko di Namba


Gua ketemu satu toko takoyaki yang kebetulan lagi sepi. Penjualnya sepasang kakek-nenek. Seporsi takoyakinya, cuma ¥300 saja, dapat 5 pcs. Ama si neneknya, gua dikasih bonus satu! Yatta, lucky! Enak loh, takoyakinya.

Puas keliling di tiga area ini, gua balik ke hostel dan istirahat. What a day!


Backpacking, flashpacking, travelling, jalan-jalan, osaka, kyoto, jepang, japan, namba, dotonbori, shinsaibashi, Shin-osaka station, takoyaki
Osaka Takoyaki

TIPS
Access to Shinsaibashi
Dari Shin-Osaka Station, naik Midosuji Line (subway) ke arah Tennoji, ewatin 6 stasiun, turun di Shinsaibashi station. Harga tiket ¥230. Dari Osaka Station, dengan kereta & harga tiket yang sama, tapi jalan dikit ke Umeda Station untuk naik kereta ini, dan hanya melewati 3 stasiun saja.

Dari Osaka Tomato Guesthouse, kereta yang sama dan harga yang sama, tapi naik dari Nishinakajimaminaminagata Station, turun di Shinsaibashi Station.

Access to Dotonburi & Namba
Cara yang sama dengan ke Shinsaibashi, tapi turunnya di Namba Station, satu stasiun setelah Shinsaibashi Station.

Total pengeluaran gua kali ini:
Kereta ke Osaka ¥560
Bento ¥430
Kereta ke Shinsaibashi PP ¥460
Meal ¥300
Hostel ¥1386 (untuk harga terupdate bisa kalian cek langsung ke sini)
TOTAL ¥3136

See you next in DAY 8,Osaka Castle,
atau baca Day 7 Pt.3, Kiyomizudera Temple, Kyoto, disini.
Atau, baca pengalaman gua di Arashiyama Bamboo, Day 6 di sini.

Comments

Popular posts from this blog

Dummy Booking For Flight Ticket

Singapore - Johor Bahru - Kuala Lumpur Lewat Jalur Darat

Kereta Jakarta - Bandung hanya 14 Ribu, Backpacking Style!

Jepang, 9 Hari, 9 Kota, 8 Juta Rupiah (Prolog)

Menyusun Itinerary Perjalanan & Budgeting dengan Google Maps