Day 8 - Saigon Kick!

Saigon, kota bersejarah yang sering masuk film-film Hollywood, terutama tentang perang Vietnam. Sebelumnya gw cuma tau dari film, sekarang gw bisa menginjakkan kaki di sini! Bayangan gw, kota ini bakal kumuh dan terbelakang karena bekas perang, dan sering jadi destinasi buat karakter film Holywood yang lagi mengasingkan diri. Ternyata realita menghianati ekspektasi gw! 


Kota ini sungguh modern coy! Mirip (pisan) ama Jakarta!



-----

Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sinikenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom PenhDay 4 perjalanan ke Siem ReapDay 5 keliling Angkor WatDay 6 Killing Field Siem ReapDay 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. 

And this is Day 8, my first time in Saigon, Vietnam
-----


vietnam, saigon, ho chi minh, war remnant museum, pham ngu lao, bui vien

Ga ada bekas-bekas madesu bekas peperangan yang terlihat. Wajah-wajah orang-orangnya optimis menatap ke depan! Perang ideologi yang melibatkan blok barat dan timur jaman perang dingin, kini cuma tersisa bendera palu arit berwarna kuning dengan latar merah khas komunis yang dikibarkan bersandingan dengan bendera negara dengan color scheme yang sama. Dan taman-taman gede yang biasa ditemukan di negara-negara komunis. Sisanya, kota metropolitan dengan franchise-franchise terkenal  yang sering didemo sebagai wajah kapitalis antek mamarika. Namanya doang negara komunis, prakteknya mah, tetap kapitalis!

Setelah ratusan tahun memakai nama Saigon semenjak 1887 sebagai ibukota French Indochina, juga sebagai ibukota Vietnam Selatan pada jaman perang dingin, kini namanya udah berubah menjadi Ho Chi Minh City, setelah Vietnam Utara dan Selatan bergabung menjadi Republik Sosialis Vietnam. Kota ini menjadi kota dengan penduduk terbanyak di Vietnam, sekaligus pusat finansial negara ini. Ngalahin ibukotanya sendiri di Hanoi.


Anyway, pagi itu gw terbangun sekitar pukul 8. Sehari sebelumnya gw ngabarin teman-teman gw yang emang orang Vietnam dan tinggal di Saigon. Jaman gw masih ngantor, ketika mereka datang ke Indo, gw yang bertugas babysit mereka. Jadi meski udah pada resign, kita masih keep in touch. Cuong (bacanya Kung), salah satu dari mereka bakal jemput gw jam 9 di hostel.


Selesai mandi dan siap-siap, gw turun ke bawah. Pas lagi make sepatu, eeh, si Cuong udah nongol depan pintu, naik motor trailer. Gokil juga mainannya ni bocah, padahal mukanya beneran bocah pisan! Hahahaa... Gw pun dibonceng tanpa helm ama temen gw. Katanya mah, santai! Polisinya ga bakal nilang. 


EDUN!


Kita berjalan ke arah Pham Ngu Lao, menuju cafe Highlands Coffee. Katanya ini salah satu cafe terkenal di Vietnam, dengan minuman andalan cà phê sữa đá (dibaca Kafeseuda, kayak ngomong kafe soda) yang artinya kopi susu! Eits, berbeda dengan kopi susu yang ada di Indo. Ini yang jenis kopi drip khas Vietnam yang terkenal itu looh! 


Or so I thouhgt.


Kenyataannya, disajikan dalam cup plastik ala franchise kopi terkenal lainnya. Untung enak. Untung gratis! Gw ditraktir ama mereka sodara-sodara! Lumayan buat menghemat! Ohiya, di dalam cafe ini udah nunggu dua temen gw lainnya; si Dung dan Tung. Yeah, nama mereka sesimple itu. Sebenarnya ada beberapa lagi yang mau datang, sayangnya lagi di luar kota (bahkan luar negeri). Kita ngobrol lamaa banget. Maklum lah, udah lama ga ketemu. Mereka nyaranin gw spot-spot yang asik di Ho Chi Minh. Juga nyaranin ke Hanoi sekalian. Oooh, Hanoi mah, sudah pasti kawan! 


Selesai ngobrol, kita pamitan tanpa cipika cipiki, tapi selfie udah pasti. Si Cuong bonceng gw ke arah War Remnant Museum. Katanya ini salah satu yang wajib buat yang pertama kali datang ke Ho Chi Minh, biar tau sejarah era modern negara itu. Gw diturunin di depan gerbang museumnya, lalu dia pamitan mau gawe. 


Thx A Lot, buddies!



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, highland coffee
cà phê sữa đá di Highland coffee plus Banh Mi, ditraktir barudak lokal!
Gw pun melangkahkan kaki ke dalam area museum, yang bentuknya seperti bangunan kantor tahun 90an; ngotak biasa aja. Nothing special dari luar. Tapi gw tau bakal belajar sejarah dan mungkin bakal ngeliat lagi foto-foto DP (disturbing pictures) kayak di Kamboja kemaren. Dengan menarik napas panjang dan bismillah biar knowledge-nya diridho-in ama yang di atas, gw melangkah menuju kaunter tiket. 

Harga tiketnya 15.000 Dong dan dapat sticker.


War Remnant Museum


Dari depan pintu masuknya, gw merasa museum ini seperti sebuah kampus. Kita menaiki tangga menuju ruangan besar di lantai ground, dengan banyak "mading-mading" yang menisi tembok kampus. Bedanya, mading-mading tersebut berupa poster propaganda komunis jaman dulu, foto-foto saat itu, poster protes mengenai agresi Amrik ke Vietnam, atau informasi mengenai museum ini sendiri. 


Sebenarnya, sebagaimana yang pernah gw ceritain di Tuol Sleng Genocide Museum di kamboja, agresi militer Amrik untuk menahan laju komunis di Asia Tenggara itu ga cuma di Vietnam aja loh. Kamboja dan Laos juga merasakan dampaknya. Bahkan Laos tercatat sebagai wilayah yang terbanyak di bomb saat itu. Tapi banyak yang ga tau kaan...


Hal yang lucu gw rasakan, adalah melihat banyaknya bule-bule amerika di museum ini. Oke, mungkin ga semuanya bule Amrik, tapi anggaplah kebanyakan dari mereka berasal dari sana (maksa banget ya gw?). Banyak yang masih muda, dengan aura-aura backpacking kere di wajahnya, banyak juga yang membawa keluarganya, lengkap dengan bule-bule juniornya.

Adalah hal yang lucu, sebab perang ini -menurut sepengetahuan gw sebelum masuk ke museum ini- adalah akibat dari pemerintahan Amrik yang ga mau kalah ama komunis. Jadinya mereka mencoba 'menyelamatkan' Vietnam Selatan yang belum dikuasain komunis saat itu. 'Menyelamatkan' dengan mengakibatkan banyak kesengsaraan, baik dari pihak Vietnam maupun pihak Amrik sendiri. Terutama pihak Amrik yang kalah perang di era modern ini, meski dengan persenjataan yang canggih tapi tetap kalah melawan Vietcong dengan peralatan seadanya. Hingga akhirnya film Rambo keluar buat mengobati kekalahan itu, di mana sang tokoh utama sebagai jagoannya seorang tentara Amrik.

Btw, setelah mengeksplor museum ini, dan sedikit riset mengenai perang Vietnam (maksudnya baca wikipedia 😌 ) gw keluar dari museum ini dengan perspektif yang berbeda. Memang benar, bahwa yang mengalami penderitaan, terutama luka fisik adalah dari rakyat Vietnam sendiri. Mau gimana pun, namanya perang, wilayah yang menjadi medan perang pasti yang mengalami kerusakan paling parah! Amrik seakan menjadikan perang ini sebagai uji coba persenjataan mereka, baik itu senjata api, bomb, kendaraan militer, maupun senjata kimia. Hasilnya? Foto-foto korban bisa dilihat di sini. Sangat menyayat hati! Bagi yang ga kuat, jangan masuk ke ruang eksibisinya!


Derita para korban pun sampai beberapa turunan, literally! Karena agent orange (bukan agen rahasia kayak James Bond berwarna orange yaa 😅!) yang ditembakkan Amrik ke wilayah yang diduga sarang Vietcong. Nanti gw ceritain lagi di bawah mengenai ini.


Dari pihak aggresor sendiri, yaitu Amrik, juga mengalami deritanya sendiri. Banyak tentara mereka yang dikirim ke sana karena wajib militer. Ya, semasa perang dunia ke dua hingga akhir Perang Vietnam, USA memberlakukan wamil bagi warganya yang berusia 18-25 tahun. Jadi, mau ga mau, mereka harus ikutan berperang! Banyak yang meninggal di medan peperangan, banyak juga yang balik ke negaranya dengan tidak utuh. Either cacat fisik, atau mengalami tekanan mental karena perang sehingga mereka pulang sebagai 'orang lain'. Banyak juga yang akhirnya bunuh diri karena ga kuat dengan itu semua. Belum lagi, mereka berangkat dengan tujuan berperang, ketika pulang, mereka dianggap 'penjahat' karena saat itu banyak yang menentang perang (ingat kaum hippies, woodstock, imagine-nya John Lennon dan flower generation?). Bersyukurlah guwaa yang terlahir di Indo dan udah ga perlu mengenal perang!


Anyway, gw bakal nyeritain isi museum ini apa adanya secara cepat aja! Di lantai satu (ground floor), selain lobby dengan pameran poster jaman itu, ada sebuah ruangan yang berisi publikasi dukungan dunia, terutama Jepang kepada perjuangan Vietnam kala itu. Di area belakang, terdapat taman yang luas dengan kendaraan tempur jaman perang Vietnam dipajang. Dari pesawat terbang, tank hingga helikopter. 



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum
Main Entrance War remnant museum, langsung disuguhkan dengan poster dan foto-foto perang jaman itu.


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum, propaganda posters
Beberapa poster propaganda, yang disebarkan oleh negara lain yang membela Vietnam

Ga jauh dari area itu, ada bangunan kecil bernama Chuồng Cọp (translate literalnya adalah Kandang Harimau) dengan beberapa bilik. Di dalamnya direkonstruksi suasana penjara dan keadaan tahanan perang.


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum
(atas) Area display Kandang Harimau alias ruang tahanan dan eksekusi
(bawah) Area display kendaraan tempur, dari tank, heli hingga pesawat tempur.
Lanjut ke lantai dua, terdapat dua ruangan berbentuk L. Di dalamnnya, langsung disuguhi dengan pameran senjata-senjata api yang digunakan oleh tentara Amerika, lengkap dengan peluru dan bomb. Kayaknya bombnya udah ga aktif ya. Ada juga besi-besi sisa kendaraan perang yang di bomb dipamerkan di salah satu sudut ruangan. 

Di ruangan lainnya, dipamerkan foto-foto korban perang. Ada yang berbentuk daging terkoyak, ada yang badannya sudah hitam hangus. Bagi yang ga kuat, jangan ke ruangan ini. Gw sengaja ga masukin foto-foto tadi secara detail ke dalam blog gw, karena distrubing banget, mungkin ga semua orang bisa kuat lihatnya.



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum
Ruang display di lantai pertama, memamerkan senjata, peluru, bahkan bomb dan rongsokan besi bekas kena bom. 


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum, napalm girl
Napalm girl, salah satu foto perang Vietnam yang terkenal itu, di mana seorang anak gadis berusia 9 tahun lari telanjang dengan ekspresi kesakitan karena bajunya terbakar. Foto dari tahun 1972 yang mendapatkan Pulitzer Prize ini juga di pajang di dalam ruang pamer. FYI, nama anak tersebut adalah Phan Thị Kim Phúc, dan masih hidup sehat wal afiat hingga saat ini. Foto ini doang yang gw pajang, karena foto ini sudah beredar di mana-mana dan beliau sendiri sudah make a peace dengan kejadian ini. Wawancaranya bisa dibaca di sini.

Lanjut ke lantai tiga, lantai tertinggi di gedung ini, ada dua ruangan berbentuk L lagi. Di ruangan pertama disajikan data-data dan fakta sejarah perang yang ada di dunia sekitar jaman itu. Misal penyajian perbandingan data antara perang dunia ke dua, perang Vietnam dan perang Korea. Juga foto potrait dari para jurnalis perang, lengkap dengan hasil karyanya, kamera yang digunakan dan data diri mereka. 


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum
Area yang didedikasikan untuk para fotografer perang saat itu

Di ruangan lain, ruangan yang spesial, yang menyajikan fakta-fakta mengerikan tentang Agent Orange. Saat itu, pasukan Vietcong yang bergerilya di hutan dan dengan persenjataan seadanya berhasil membuat pasukan Amrik kalang kabut. Chu Chi tunnel yang terkenal itu, merupakan bukti bahwa pasukan Vietcong mampu memakai pengetahuan geografis wilayah mereka untuk keuntungan mereka sendiri. Hasilnya, pasukan Amrik susah menemukan markasnya.

Nah, akhirnya mereka memakai senjata kimia untuk menghancurkan musuh. Yakni Agent Orange ini, digunakan dari tahun 1961 hingga tahun 1971. Kacaunya, senjata kimia yang disemprot dari pesawat ke hutan-hutan belantara di Vietnam ini ga cuma memakan korban dari pasukan Vietcong saja, tapi rakyat sipil juga kena. Mereka yang kena secara langsung, badannya langsung rusak dan melepuh. Bagi yang ga kena langsung, mungkin cuma menghirup doang, susunan genetik mereka berubah. Bermutasi, tapi ga jadi keren kayak X-Men!


Dan ini yang paling jahat deh kata gw. Mutasi genetik ini ga cuma ditanggung mereka, tapi juga diterusin ke anak cucu mereka! Banyak anak yang terlahir cacat karena orang tua mereka terkena efek Agen Orange. Ada yang terlahir dengan anggota badan ga lengkap, atau malah lebih, bahkan ada yang deformed. Hasil jepretan beberapa fotografer  perang saat itu juga diabadikan di sini.


Karya fotografer asal Jepang, Goro Nakamura yang dipamerkan di ruangan ini memotret kehidupan korban Agent Orange generasi saat ini. Sangat miris. Yang bikin takjub, di dokumentasi para korban, terlihat mereka melanjtkan hidup layaknya orang normal, meski terlahir ga sempurna. Salut!



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, war remnant museum
Area display khusus membahas tentang agent orange. Apa agent orange, bagaimana Amerika menggempur pasukan vietkong dengan senjata biologi mematikan itu, foto-foto para korban (langsung dan ga langsung). Sudut kanan bawah adalah foto salah satu korban yang paling "mendingan" di banding korban lainnya, dan beliau menjalankan toko reparasi elektronik di Da Nang City.

-----

Puas melihat-lihat museum, gw lanjut keliling lihat-lihat kota ini. Ada beberapa turis spot yang gw lewatin, seperti Dinh Độc Lập atau Independence Palace, hingga Hà thờ Đức bà Sài Gòn alias gereja Notre Dame nya Saigon. Cuma lihat-lihat dari luar. Udah ga kuat nih otak mencerna banyak informasi sejarah dari beberapa hari terakhir. Maunya lihat-lihat aja deh.


Kota ini enak banget buat pejalan kaki. Banyak taman yang gede nan rindang di sini! Daratan kota ini dibagi oleh sungai Mekong, sehingga banyak pulau-pulau 'kecil' di tengah kota. Kecil dalam tanda kutip kalo lihat dari peta, tapi gede juga kalo lihat dari deket. Nah, menariknya, di sepanjang pinggiran kali, selalu ada jalur pedestrian, biasanya ada tamannya juga. Untuk nyeberang ke pulau-pulau lainnya, ada jembatan yang ga cuma dilaluin mobil, tapi disediain jalur pejalan kaki juga! Enak banget deh buat jalan. 



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, nguyen hue walking street, ho chi minh memorial park, saigon notre dame
Landmarks terkenal di Ho Chi Minh (atas) Patung memorial kakek Ho Chi Minh, di Nguyen Hue Walking Street, semacam alun-alun kota ini.
(bawah) Saigon Notre Dame (merah) dan gedung pemerintahan kota Saigon, yang bercorak klasik baroque.



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, nguyen hue walking street
Salah satu gedung menarik dan instagrammable yang bisa di lihat di Nguyen Hue walking street.

Sungainya juga sangat bersih, meski masih terlihat satu-dua sampah yang ikut mengalir di kali. Beberapa pulau kecil tersebut nampaknya didevelop untuk perumahan penduduk. Pulau-pulau lainnya untuk area bisnis, termasuk distrik satu di mana Pham Ngu Lao berada. 


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling
Yang gua suka di kota ini, meski semrawut, tapi nampak bersih! Banyak taman yang gede, bahkan di bawah kolong jembatan juga nampak tanamannya terawat! Sungainya juga bersih,  dan di jembatannya di sediakan jalur pedestrian (ga sekedar ada, tapi berfungsi dan cukup lebar, sehingga aman buat pejalan kaki). Dan banyak gedung-gedung dengan style kolonial yang masih bertahan di kota ini, membuat kontras dengan suasana sekitar yang modern dan tradisional ala Vietnam.

Di deket terminal ferry buat nyeberang pulau, ada Saigon Skydeck, ato menara Avenger. Mirip pisan! Di atasnya bisa lihat cityview kota ini. Di dekatnya, ada Nguyen Hue Walking Street. Nah, di area yang nampak seperti alun-alun kota ini, turis dan lokal bisa jalan kaki. Apa spesialnya? Karena di sekelilingnya terdapat mall, hotel dan kantor pemerintahan dengan gaya bangunan French Colonial. Di depan People's Committee juga ada patungnya paman Ho.


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, saigon skydeck, avengers tower
Saigon Skydeck, tapi mirip banget ama desainnya Avengers Tower

Lagi asik jalan, tiba-tiba gerimis mengandung. Yaah. Terpaksa neduh dulu. Kebetulan, lokasi Benh Tanh market yang terkenal itu ada deket sini. Gw ngacir ke sana aja. Penasaran kan, kenapa banyak turis bule yang nyaranin ke sini. Pas gw lihat dari luar, biasa aja si. Bangunan tua gitu. Pas masuk ke dalam: Omaigod! Kayak Blok M! Udah! Isinya barang-barang KW brand-brand ternama, atau barang-barang BM. Harganya jelas murah. Tapi yah, buat kita yang ginian mah banyak di Jakarta. Kecuali nyari yang khas Vietnam banget, seperti kopi atau suvenir.

Sambil nunggu hujan reda, gw ngajak cewe lokal yang ikut neduh buat kenalan. Iseng aja. Eeh, ternyata dia pernah ke Indonesia. Eeh, ternyata dia muallaf! Namanya dulu Vi, sekarang jadi Nurul Vi. Terus dia ngasi tau di mana aja makanan halal di distrik satu. Dekat Benh Tanh Market, ada satu ruas jalan di mana yang jualan rata-rata Muslim dari Malaysia, dan Arab. Buat bayar kopi pinggir jalan aja mereka nerima duit Ringgit.



Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling, benh tanh market
Benh Tanh market, dan Malaysian Street. Banyak makanan halal! Foto kanan bawah gw selfie ama mbak Nurul.

-----

Hari udah mulai sore, hujan mulai reda, gw pun jalan ke arah hostel. Sampai di hotel, begitu nyalain internet, Dinh, salah satu temen gw di kantor lama ngebales WA gw. Gw sengaja ngajaknya berbeda dengan gerombolan pagi tadi, soalnya si Dinh belum resign. Dan yang gw nantikan tiba: si Dinh mau nraktir makan malam! YESSS! Sebagai backpacker (lagi) kere, ini yang diidam-idamkan! Hahahaa...

Terus si Dinh ngajak mantan boss gw juga. Eh, halo boss! Hehee...


Sangat disayangkan, kamera hape gw butut banget bwt foto malam hari, indoor pula. Jadi makanan2 banyak tersaji hasil jepretannya kebanyakan blur. Padahal lengkap banget tuh, dari kuliner Vietnam Utara hingga Selatan ada semua! Huhuuu...


Kelar makan, gw jalan balik ke hostel sambil lihat-lihat suasana kota Saigon di malam hari. Malam itu gw tiba di hostel namun rombongan nongkrong geje di malam sebelumnya udah pada misah. Jadi gw langsung tidur aja. 


Well, the night ends like that.


NEXT; Vietnam Traditional Medicine Museum. Why? Iseng aja...


--- つづく

Damage Cost
Lunch Gratisss
Dinner Gratisss 
Tiket War Remnant Museum 15.000 Dong

Total (rate saat itu) IDR 7.500

TIPS
Where To Stay In Saigon
Biasanya, bus-bus dari luar kota maupun luar negeri akan tiba di district satu Ho Chi Minh. Lebih tepatnya area Pham Ngu Lao (PNL) Daerah sini buanyaak hotel dan hostel murah. Jalan dikit nemu deh. Kalo ga buka google maps, b**king.com, tra***oka dan sejenisnya aja!  Di dekat PNL, ada Bui Vien alias Backpacker Street. Mirip ama Pub Street di Siem reap, di sini pub, club, bar, hotel, hostel, pijet, convenience store hingga street food babalatak deh.


Saigon, hochiminh, vietnam, Bui Vien, travelling
Bui Vien at Night

Food
Area Bui Vien dan Pham Ngu Lao banyak makanan lokal, street food style maupun resto. Franchise luar kayak burger king pun ada. Convenience store semacam Circle K atau Mini Stop juga menawarkan fast food dan buka 24 jam! Bosen area sini? Maen ke area Benh Tanh Market. Di dalam pasar ini banyak warung-warung lokal dengan harga terjangkau. Kalau malam hari, di luar pasarnya jadi semacam pasar kaget yang menjajakan barang dan makanan. 

Mau cari makanan halal? Satu ruas jalan di dekat Benh Tanh Market, terkenal dengan nama Malaysian street, berjejeran makanan halal dari Malaysia, timur tengah dan Indonesia. Dari namanya aja, di sini mereka menerima Ringgit juga loh!  

Comments

Popular posts from this blog

Dummy Booking For Flight Ticket

Singapore - Johor Bahru - Kuala Lumpur Lewat Jalur Darat

Pengalaman Diganggu Ladyboy di Bangkok

Day 18; Mengurus Surat Kehilangan di KBRI Thailand

Pengalaman Tidur di Bandara Haneda, Tokyo