Day 10, Hanoi Old Quarter, Car Free Day & Night Market
Gw datang ke Hanoi tanpa expektasi apa-apa. And again, I was lucky. Seperti kunjungan gw ke Malaka, yang pas banget ketemu weekend, gw ke Hanoi juga pas weekend. Jadinya gw bisa ngerasain CFD (Car Free Day) a-la Hanoi, serta Night Marketnya Hanoi yang terbentang sepanjang area Hoan Kiem district! Katanya sih, ampe kiloan meter panjangnya!
-----
Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1, Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom Penh, Day 4 perjalanan ke Siem Reap, Day 5 keliling Angkor Wat, Day 6 Killing Field Siem Reap, Day 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. Day 8 keliling Saigon dan masuk ke War Remnant Museum, Day 9 main ke Vietnam Traditional Medicine Museum and then Stranded at Old Quarter Hanoi in the middle of the night.
And this is my next story, still day 10, in Hanoi's Old Quarter
Setelah tepar yang rasanya lamaa banget (maklum, akhirnya nemu kasur empuk setelah semalam tidur di karpet mesjid), gw terbangun dan (sok) kaget. Udah jam 3an! Gokil! FYI, gw punya maag, jadi ga boleh telat makan, terutama waktu sarapan dan makan siang. Temen-temen deket gw dah pada tau, kalo gw lagi maag, jadi kayak orang lain. Bayangin iklan sneakers deh. Hangry.
Jadilah gw buru-buru bangun, cuci muka dan turun ke bawah. Di bawah gw nanya ke mba-mba (lucu) yang jaga, di mana makanan enak kojo-nya area sekitaran sini. Di kasi tau beberapa spot, banyak juga. Gada yang gw inget akhirnya! Hahahahaa
Yaudah, gw jalan aja ngasal. Begitu keluar ke jalanan, wow! Lively banget! Motor dan becak pada lalu lalang. Street vendor yang jualan juga asapnya ngepul abis. Beda banget ama semalem, madesu dan suram! Karena dah laper, gw mampir ke salah satu warung yang yang nampak rame, gw liat jualannya nasi ketan.
Bukan ketan susu kayak di Jakarta ato manggo sticky rice di Bangkok ya. Ini mah emang semacam warteg tapi nasinya pake ketan. Gw masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang kosong. Kursinya mah semacam kursi mini kayak yang biasa dipake buat nyuci. Jadinya semi jongkok deh. Tapi emang di Vietnam, orang-orang jualan rata-rata nyediain kursi mini kayak gini.
Salah satu mba nya nanyain gw dengan bahasa Vietnam, yang kira-kira artinya mo pesen apa. Gw lihat di menu, hamdalah, pake bahasa Vietnam semua coeg! Mana banyak banget lagi opsinya. Mau nanya satu-satu, ribet. Akhirnya gw pake jurus wheel of fortune aja; asal nunjuk mana yang harganya kira-kira bukan yang paling mahal, tapi bukan juga yang paling murah. Sesekali gengsi boleh dong.
Lalu makanan gw pun dateng. Asem, 14 rebu rupiah dapatnya cuma semangkok nasi ketan ama dua potong daging salami dan semangkuk acar timun. Segini doang! Lain kali ga usah pake gengsi dah! Hahahaa...
Kelar makan, gw lalu bergegas jalan ngelilingi area Old Quarter. Area Old Quarter ini sebenarnya bagian dari Hoan Kiem District, di mana terdapat Hoan Kiem Lake sebagai pusatnya. Lokasinya di sebelah utara Hoan Kiem Lake. Jaman dulu banget, sekitar tahun 1010, area ini merupakan pusat kerajaan Thang Long.
Nah, Old Quarter ini pada jaman itu, selama ratusan tahun merupakan area residential, pusat manufaktur dan komersil, di mana tiap-tiap jalan menjual atau memproduksi satu jenis produk, sehingga penamaan jalannya mengikuti guild-guild tadi. Contoh, Hang Tre Street (jalan produk-produk bambu), Hang Dong Street (jalan produk-produk tembaga) dan sebagainya. Total ada sekitar 36 guilds di area ini, makanya nama lainnya Old Quarter disebut 36 streets. Area ini dilindungi dengan membangun dinding tinggi dan pintu gerbang di beberapa titik, tapi hanya Quan Chưởng gate doang yang masih survive hingga sekarang.
Di tiap-tiap jalan mempunyai kuil untuk memuja dewa-dewi pengrajin tiap-tiap crafter. Namun sayangnya, cuma beberapa yang selamat sepanjang waktu berjalan, seperti kuil Mã Mây and Kim Cổ.
Hingga Prancis menduduki Vietnam ratusan tahun yang lalu, area ini masih bertahan dengan fungsinya semula. Hanya facade bangunannya aja yang berubah gaya menjadi style kolonial, dan bertahan hingga sekarang. Dua pasar kecil yang berada di tengah Old Quarter diganti menjadi satu pasar gede, Dong Xuan Market. Di dekatnya dibangun rel untuk Tram. Pasar dan tram tersebut masih berfungsi sampai sekarasng (kini menjadi rel kereta api). Secara keseluruhan, saat ini sebagian besar telah berubah fungsi maupun desain, tapi nafas kolonial masih terasa ketika menjelajahi Old Quarter ini.
Jalan bentar, gw akhirnya sampe area danau Hoan Kiem. Ruameee nya puolll! Tapi gada kendaraan bermotor sama sekali! Cuma banyak orang-orang, lokal maupun internasional, sedang jalan kaki. Kayaknya gw menyaksikan Car Free Day nya Hanoi nih.
Ga berjarak lima meter dari gw, terlihat kerumunan orang-orang dengan suara musik ajeb-ajeb menggelegar. Grup dancer lokal dengan style hip-hop lagi pamer skill disaksikan oleh pengunjung CFD. Ga jauh dari situ, ada semacam taman memorial dengan patung seseorang yang berpakaian a la tradisional Cina. Mungkin orang terkenal. Di dekatnya ada gerombolan anak TK sedang tour kecil-kecilan dipandu oleh guru dan orang tua mereka.
Nampak juga beberapa seniman sedang beratraksi teaterikal. Ada dua yang beraksi, perpaduan tarian dan gestur-gestur aneh, bergerak mengelilingi area taman tadi. Satunya berwajah bule, satunya berwajah lokal. Sementara ada seorang yang berwajah lebih tua, mungkin dosennya ikut membantu membawa props (property untuk aksi) dan ada dua orang lagi yang merekam aksi mereka. Sedikit menjauh dari taman tadi, ada semacam mall dan ada kerumunan orang yang melakukan photoshoot untuk pre-wedding. Banyak banget ya, kegiatan orang-orang di sini.
-----
Setelah tepar yang rasanya lamaa banget (maklum, akhirnya nemu kasur empuk setelah semalam tidur di karpet mesjid), gw terbangun dan (sok) kaget. Udah jam 3an! Gokil! FYI, gw punya maag, jadi ga boleh telat makan, terutama waktu sarapan dan makan siang. Temen-temen deket gw dah pada tau, kalo gw lagi maag, jadi kayak orang lain. Bayangin iklan sneakers deh. Hangry.
Jadilah gw buru-buru bangun, cuci muka dan turun ke bawah. Di bawah gw nanya ke mba-mba (lucu) yang jaga, di mana makanan enak kojo-nya area sekitaran sini. Di kasi tau beberapa spot, banyak juga. Gada yang gw inget akhirnya! Hahahahaa
Yaudah, gw jalan aja ngasal. Begitu keluar ke jalanan, wow! Lively banget! Motor dan becak pada lalu lalang. Street vendor yang jualan juga asapnya ngepul abis. Beda banget ama semalem, madesu dan suram! Karena dah laper, gw mampir ke salah satu warung yang yang nampak rame, gw liat jualannya nasi ketan.
Bukan ketan susu kayak di Jakarta ato manggo sticky rice di Bangkok ya. Ini mah emang semacam warteg tapi nasinya pake ketan. Gw masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang kosong. Kursinya mah semacam kursi mini kayak yang biasa dipake buat nyuci. Jadinya semi jongkok deh. Tapi emang di Vietnam, orang-orang jualan rata-rata nyediain kursi mini kayak gini.
Salah satu mba nya nanyain gw dengan bahasa Vietnam, yang kira-kira artinya mo pesen apa. Gw lihat di menu, hamdalah, pake bahasa Vietnam semua coeg! Mana banyak banget lagi opsinya. Mau nanya satu-satu, ribet. Akhirnya gw pake jurus wheel of fortune aja; asal nunjuk mana yang harganya kira-kira bukan yang paling mahal, tapi bukan juga yang paling murah. Sesekali gengsi boleh dong.
Lalu makanan gw pun dateng. Asem, 14 rebu rupiah dapatnya cuma semangkok nasi ketan ama dua potong daging salami dan semangkuk acar timun. Segini doang! Lain kali ga usah pake gengsi dah! Hahahaa...
Nasi Ketan (xoi) dengan topping (harusnya) bisa macem-macem. Cuma karena ga bisa baca menunya, plus lagi males nanya, asal nunjuk aja, hasilnya gini doank 😂 Padahal kalo nge-google, foto-foto yang lain lezat-lezat penampakannya. Well, not all my trips are that great😅 Anyway, ternyata toko nya cukup femes, dan mba-mba hostel yang nunjukin ga asal nunjuk (suudzon abis gw!). Nama tokonya Xoi Yen. |
Kelar makan, gw lalu bergegas jalan ngelilingi area Old Quarter. Area Old Quarter ini sebenarnya bagian dari Hoan Kiem District, di mana terdapat Hoan Kiem Lake sebagai pusatnya. Lokasinya di sebelah utara Hoan Kiem Lake. Jaman dulu banget, sekitar tahun 1010, area ini merupakan pusat kerajaan Thang Long.
Nah, Old Quarter ini pada jaman itu, selama ratusan tahun merupakan area residential, pusat manufaktur dan komersil, di mana tiap-tiap jalan menjual atau memproduksi satu jenis produk, sehingga penamaan jalannya mengikuti guild-guild tadi. Contoh, Hang Tre Street (jalan produk-produk bambu), Hang Dong Street (jalan produk-produk tembaga) dan sebagainya. Total ada sekitar 36 guilds di area ini, makanya nama lainnya Old Quarter disebut 36 streets. Area ini dilindungi dengan membangun dinding tinggi dan pintu gerbang di beberapa titik, tapi hanya Quan Chưởng gate doang yang masih survive hingga sekarang.
Di tiap-tiap jalan mempunyai kuil untuk memuja dewa-dewi pengrajin tiap-tiap crafter. Namun sayangnya, cuma beberapa yang selamat sepanjang waktu berjalan, seperti kuil Mã Mây and Kim Cổ.
Hingga Prancis menduduki Vietnam ratusan tahun yang lalu, area ini masih bertahan dengan fungsinya semula. Hanya facade bangunannya aja yang berubah gaya menjadi style kolonial, dan bertahan hingga sekarang. Dua pasar kecil yang berada di tengah Old Quarter diganti menjadi satu pasar gede, Dong Xuan Market. Di dekatnya dibangun rel untuk Tram. Pasar dan tram tersebut masih berfungsi sampai sekarasng (kini menjadi rel kereta api). Secara keseluruhan, saat ini sebagian besar telah berubah fungsi maupun desain, tapi nafas kolonial masih terasa ketika menjelajahi Old Quarter ini.
Jalan bentar, gw akhirnya sampe area danau Hoan Kiem. Ruameee nya puolll! Tapi gada kendaraan bermotor sama sekali! Cuma banyak orang-orang, lokal maupun internasional, sedang jalan kaki. Kayaknya gw menyaksikan Car Free Day nya Hanoi nih.
Area Hoan Kiem Lake, udah rame orang-orangnya! |
Lý Thái Tổ (974-1028) King Memorial, Emperor Lý Dinasty. Beliau yang merelokasi ibukota kerajaan ke Hoa Lư to Thăng Long yang sekarang menjadi kota Hanoi. |
Di salah satu sudut dekat danau, ada semacam alun-alun. Ada beberapa orang sedang melakukan atraksi seni. Don't ask me what they're doing. Pokoknya nyeni deh! |
Hoan Kiem Lake
Di tengah Hoan Kiam Lake, ada dua pulau kecil. Yang satu dihubungkan dengan jembatan kayu melengkung bercat merah, cukup ikonik dan elegan dan kalo kata gw sih, sedikit Jejepangan style nya. Satunya kayaknya perlu pake perahu ke sana deh. Karena penasaran, gw jalan ke arah jembatan merah tadi.
The Huc Bridge, atau jembatan Sun Shine. Romantis amat namanya! |
Gak nyangka, di tengah pulau tadi ada semacam kuil dengan style tradisional Cina. Kuil bernama Den Ngoc Son (Temple of Jade Mountain) ini merupakan simbol arsitektur Buddhist. Sementara jembatan merah tadi bernama The Huc Bridge, yang berarti "Sun Shine Bridge". Nama lain jembatan tadi adalah "the Place Where the Light of the Morning Sun Rests'. Nama yang panjang namun cukup poetic dan romantis, dan diamini oleh kerennya foto-foto jembatan ini ketika sunrise, sunset dan juga malam hari ketika jembatan ini dihujani oleh lampu-lampu di sekeliling area Hoan Kiem.
Jembatan ini dibuat di tahun 1865, dan sempat dibakar oleh warga lokal yang memprotes okupansi Prancis di kuil suci tadi di tahun 1887. Setahun kemudian, jembatan ini selesai direparasi, dan hancur lagi pas Lunar New Year di tahun 1952, karena ga kuat menahan beban orang yang berdiri di atasnya. Akhirnya jembatan ini di hancurin dan dibangun ulang dengan memakai sayembara. Pemenangnya bernama Nguyen Ngoc Diem, dan desainnya tetap mempertahankan style lama jembatan tersebut.
Entrance ke Den Ngoc Son |
Tiket masuk ke Den Ngoc Son sebesar VND30k. Tiket dibeli sebelum menyeberangi jembatan. |
Sampai di ujung jembatan ini, gw tiba di depan gerbang kuil berwarna abu-abu, dengan relief harimau dan naga di kiri-kanan gerbangnya, serta tulisan beraksara cina di pilar-pilarnya. One thing for sure, masuk ke dalam sini kerasa banget aura holy place nya. Mungkin karena bau dan asap dupa yang dibakar kali ya. Kuil ini ga begitu gede, dinding dan pintu kayu bercat merah beraksen emas, serta sesajen di tengah altar membuat kesan tradisional Cina di kuil ini. No wonder si, kebudayaan Vietnam kan banyak diimpor dari Cina, bahkan area ini sempat menjadi bagian dari kekaisaran Cina ratusan tahun yang lalu.
Di salah satu ruangan, ada semacam display kaca dengan patung kura-kura di dalamnya. Ternyata itu bukan patung, tapi jasad beneran! Jadi, dulunya di danau Hoan Kiem ini, hidup seekor kura-kura. Uniknya, kura-kura tadi merupakan satu-satunya penghuni di danau dan pulau kecil ini selama puluhan tahun! Setelah meninggal, jasadnya diteliti oleh taxidermis, dan akhirnya di pajang di dalam kuil ini sebagai penghormatan kepada penghuni terakhir pulau ini.
Jazad kura-kura yang sekian puluh tahun menjadi penghuni satu-satunya danau Hoan Kiem. Forever Alone, literally. |
View dari jembatan The Huc |
Salah satu altar di dalam kuil |
Salah satu sudut di tengah pulau |
Dari kanopi tadi bisa lihat pulau lain di tengah danau Hoan Kiem, bernama Turtle Tower. Perlu naik boat untuk ke sana. |
Night Market
Kelar menjelajah sekitaran Hoan Kiem, gw sekalian menunggu sunset di tepi danau. Ampe malam pun, masih banyak aja yang nongkrong di area ini, terutama di tepi danau. Ama pemerintahnya pun memfasilitasi dengan naroh bench di beberapa spot, serta lampu-lampu sorot warna-warni, jadinya bikin romantis deh. Ga cuma anak muda, yang tua-tua beruban pun banyak yang nangkring sekitar sini!
Malam hari, suasana makin romantis. Saran gw, kalo ke Hanoi jangan solo trip deh!😂 |
Ada (banyak) yang melakukan sesi foto Pre-Wed di sini |
Gw pun teringat ama pesan teman gw; kalo datang ke Hanoi pas weekend, maen ke pasar malamnya, yang terbentang 5 kiloan (un-verified) meter sepanjang area old-quater! Nah, yawes, gw pun mencari di mana ada semacam penampakan pasar malam di sekitar sini.
Ga perlu jalan jauh-jauh, gw udah melihat banyak kerumunan orang dengan tenda-tenda dan asap yang ngepul dari kejauhan. Yep, pasar malamnya nemu di seberang Dong Kinh Nghia Thuc Square deket danau tadi.
Mulailah gw memakai explore mode gw; lirik kiri-kanan sambil ngiler lihat makanan yang ditawarkan, mikir-mikir pakaian-pakaian dan aksesori yang dijual di sepanjang pasar ini. Tahan diri bro, tahaan!
Sebenarnya nothing really special si yang ditawarin. Pakaian-pakaiannya kurang lebih sama lah yang ditawarin di Benh Tanh Market di Ho Chi Minh. Makanannya rata-rata makanan populer barat, asia, maupun mix seperti hot-dog, burger, toppoki, bakar-bakaran dan goreng-gorengan. Tapi gw demen aja liat-liat keramaian seperti ini.
Puas explore, gw pun balik ke hostel. Mikirin, besok lanjut ke mana yaa. Ke Halong Bay yang populer itu, ke SaPha yang kece itu, atau lanjut ke Laos. Yah, let the future me decide that!
Mulailah gw memakai explore mode gw; lirik kiri-kanan sambil ngiler lihat makanan yang ditawarkan, mikir-mikir pakaian-pakaian dan aksesori yang dijual di sepanjang pasar ini. Tahan diri bro, tahaan!
Dong Kinh Nghia Thuc Square, landmark terkenal di area Hoan Kiem. Dari sini udah mulai terlihat Night Marketnya. |
Hanoi Weekend Night Market |
Jualannya macam-macam makanan, fashion, aksesoris, hingga elektronik. |
Puas explore, gw pun balik ke hostel. Mikirin, besok lanjut ke mana yaa. Ke Halong Bay yang populer itu, ke SaPha yang kece itu, atau lanjut ke Laos. Yah, let the future me decide that!
--- つづく
Damage Cost
Tea at CircleK VND 7.000
Sticky Rice VND 28.000
Matcha Tea VND 11.000
Lime Tea VND 15.000
Es Teler VND 20.000
Ngoc Son Temple VND 30.000
Hanoi Backpacker Hostel VND 76.000
Total VND 187.000
TOTAL (rate saat itu) IDR 93.500
TIPS
Visit Hanoi at weekend! They have Car Free Day moment around afternoon at Hoan Kiem Lake district. Also at night, they have massive Night Market from Hoan Kiem to Old Quarter!
Where To Stay In Hanoi
Old Quarter or Hoan Kiem (they're neighborhood). Hoan Kiem is Hanoi's commercial centre, where attractions like Hanoi Opers House, weekend night market, Hoan Kiem Lake and Ngoc Son Temple are easily accessible on foot. North of Hoan Kiem Lake is the Old Quarter, where collonial houses, art galleries, local cuisines & cafes are located. If you're looking for cheap hotel or backpacker hostel to five-star hotels, with busy (not so busy) nighlife scene with plenty of local food, stay around these areas.
Ba Dinh district is another area where most of Hanoi's historical monuments are located, such as Temple of Literature, Presidential Palace, One Pillar Pagoda, Hanoi Flag Tower & Ho Chi Minh Mausoleum. If you want less crowded neighborhood with mid-ranged hotels, you might choose this.
Tay Ho (West Lake) for travellers looking to enjoy quiet retreat in Hanoi with mid-range hotels, stylish bistros and lakeside resturants. Usually for more wealthy travellers.
Comments
Post a Comment