Day 11, Egg Coffee Hanoi

Travelling emang selalu ada ups and downs-nya. Contohnya pas di Hanoi ini, begitu sampai di kota ini tengah malem, madesu banget sampai gw kudu nginep di mesjid. Tapi malemnya was a blast! Ketemu Night Market selalu bikin mood gw happy! Nah, untuk hari ke-11 solo trip gw ini, diawali dengan hujan, mood jelek karena basah, tapi diakhiri dengan secangkir kopi telor (what?) plus kenalan ama cewe lokal sehingga mood gw bagus lagi. 


-----
Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sinikenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom PenhDay 4 perjalanan ke Siem ReapDay 5 keliling Angkor WatDay 6 Killing Field Siem ReapDay 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. Day 8 keliling Saigon dan masuk ke War Remnant MuseumDay 9 main ke Vietnam Traditional Medicine Museum and then Stranded at Old Quarter Hanoi in the middle of the night. That night, enjoyed Hanoi Old Quarter, Car Free Day & Weekend Market. 

And this is my next story, DAY 11, still in Hanoi's Old Quarter...
-----

vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe

Pagi itu cuacanya cukup adem. Langit nampak cerah, tapi cahaya matahari ga bersinar seterang kemarin, sehingga udara terasa sedikit dingin. Hari kedua gw di Hanoi, next mau ke mana ya? 


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Breakfast dari Hanoi Backpackers Hostel

Contemplating time!

Check out sekitar jam 12. Apakah gw perlu explore Hanoi lagi? Atau pindah ke kota selanjutnya? Atau sekalian aja ke negara selanjutnya? Next desitantion, dari Hanoi umumnya bisa ke Sa Pa, atau Ha Long Bay, atau sekalian ke Laos.

Sa Pa adalah kota di atas pegunungan, yang udah pasti dingin. Viewnya si udah pasti pegunungan dengan latar ladang padi yang kuning-kalau beruntung datang ke sana pas padinya udah siap dipanen. Gw nanya mba-mba lucu yang jaga (namanya Anh Hong), dy dengan excitednya nawarin paket trip ke Sa Pa. Ke Sa Pa bisa dengan bus, minivan ataupun kereta. 

Menurut gw, naik bus yang paling cepat dan murah. Perjalanan hanya memakan waktu 6 jam, bisa dengan day bus atau overnight bus. Overnight bus atau sleeper bus, tentunya bisa selonjoran. Harganya sekitar $9-22 per trip. Not bad. Naik kereta, cukup rumit. Kudu ke Lao Cai dulu dengan kereta selama 8 jam (overnight) lalu lanjut dengan bus ke Sa Pa selama 6 jam. Tiket keretanya sendiri mulai dari $6 yang paling ga nyaman. 

Next destination yang ditawarin, adalah Ha Long Bay. Siapa si yang ga tau Ha Long Bay ini? Bayangin aja Raja Ampat, tapi di Vietnam (meski Ha Long Bay lebih dulu tenar karena masuk film Hollywood, seperti Mortal Kombat). Sayang nya paket yang ditawarkan cukup mahal (anjaaay). Sekitar $100 cuy! Kemaren di area Hoan Kiem, gw juga sempet nanya-nanya harga ke Ha Long Bay, dan mereka menawarkan harga yang kurang lebih sama. MAHAL anjeeerrrr. FYI, paket segitu untuk bus Hanoi-Ha Long Bay PP, dan nginep semalam di kapal pesiar sambil ngider di pulau-pulau di Ha Long Bay. 

Nextnya? Ya langsung ke negara tetangga, Laos. Either Vientiane, ibukotanya, atau Luang Prabang, kota femes bagi backpacker di Laos. TAPI... Ternyata jauh boss! Dari Hanoi ke Vientiane, yang terdekat makan waktu estimasinya sekitar 21 jam! Ke Luang Prabang, sekitar 25 jam! Edaaan, anggap aja seharian gw di jalan. Cek harga, bus ke Vientiane sekitar VND 600k. 300 rebu perak, untuk sleeper bus. Ke Luang Prabang, hampir 2 kali lipatnya! Edaasssss!!!

Setelah ngumpulin beberapa informasi tadi, dan menimbang-nimbang, dari segi harga, efisiensi waktu dan tenaga, akhirnya gw memutuskan;

1. Sa Pa gw skip. Karena gw ga bawa jaket tebal, jadi gw fix gw ga boleh ke tempat dingin dulu. Plus, untuk ke destinasi selanjutnya dari Sa Pa ke Laos, cukup rumit dan tentunya mahal. Kudu balik ke Hanoi lagi, lalu lanjut bus seharian kalau mau murah. Budgetnya bisa sampe 2x lipat. Fix, skip! 

Namun, dari Sa Pa (lebih tepatnya di Lao Cai, 33 km dari Sa Pa) bisa lanjut ke China (kota Hekou, provinsi Yunnan) lewat darat. Someday I'll gonna try it!

2. Hanoi. MAHAL. Dan gw sendirian, madesu banget kalo nginap sendirian di kapal pesiar 😅. Skip... skiiip...

3. Luang Prabang kejauhan dan lebih mahal. Vientiane IT IS! Dalam hati siapin hati buat nginep di bus seharian. Semoga ketemu travel mate yang seru di bus. *won't gonna happen😂 

Setelah mutusin ke Vientianne, gw pun merelakan duit sebesar 600 rebu Dong ke mba Anh, dituker dengan kuitansi. Katanya bus berangkat jam 6 dari Nuoc Ngam Bus Station. Kudu stand by di hostel jam 5, nanti ada yang jemput. Oke.

Setelah barang-barang gw packing dan titipin di resepsionis, gw pun berjalan ke luar hostel, nyari panganan. Kali ini lidah gw kangen ama rasa-rasa umami berkuah gitu. Langsung kebayang Pho. Ga lama, semangkuk Pho udah gw habisin!


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Pho
My fave Vietnamese food; Pho! Dengan daun bawang segede gaban, potongan cabe dan perasan jeruk nipis. Nikmat mana lagi yang kau dustakan nak!


Hujan

Kelar makan, kenyang-kenyang, tar lagi bego nih. Tapi gw kudu ga boleh mager-mageran dulu! Kudu nuker duit nih, at least megang Kip dikit buat jaga-jaga nanti malam. 

And then... DHUAAARRRRR.... Ujug-ujug ujan dong. Langsung pake deras! Gw mo balik ke hostel, nanggung. Untung bawa sendal jepit ama raincoat seadanya. Still, not good against this massive water drained from above. Udah ah, melipir aja di depan salah satu toko deket situ. 


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Hujan di Hanoi
10 menit... Masih hujan... 10 menit kemudian, masih sama. Aaah, bosen juga udah 20 menit berdiri doang. Udah, masa bodo ah, terjang aja! Maksudnya sih, jalan aja sambil neduh di bawah kanopi toko-toko yang tersebar di sepanjang jalan. Sekitar pukul dua, hujan mulai reda. Tinggal gerimis-gerimis manja, at least udah aman lah jalan kaki tanpa ngandalin kanopi toko. 


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Nangkring di depan toko kopi. Biar aroma kopinya membantu tetap melek. Ga ngaruh sih sebenernya. Anyway, jualannya kopi luwak tuh!

Gw berjalan cukup jauh, sembari mencari bank atau pun money changer yang beroperasi. Sialnya, jaraaang banget yang sedia mata uang Kip. Kayaknya ga laku apa ya mata uang Laos di sini. Gw jadi keinget, pas mau nuker duit Riel Kamboja ke duit Dong Vietnam. Ama orang money changernya ngasi senyuman ngeremehin gitu liat duit Riel. 

Setelah money changer dan bank kesekian, akhirnya gw nemu satu money changer kecil, tapi sedia duit Kip, meski ga banyak. FYUH! Gw tuker aja semua yang mereka punya. Sekitar 50 rebuan Kip, atau sekitar 80 rebuan rupiah, atau sekitar 160 rebuan Dong. Lumayan lah buat jaga-jaga. 

Hanoi Egg Coffee

Waktu udah hampir jam 3, gw pun berjalan kembali ke arah Old Quarter. Money Changer tadi gw dapat entah di mana, cukup jauh dari Old Quarter, dekat pasar apaa gitu. Entah lah. Anggap aja nyasar.


Tiba di Old Quarter, gerimis yang manja berubah jadi nyebelin, ga kelar-kelar cuy! Mana masih ada sekitar 2 jaman buat nunggu. Gw pun teringet kata temen gw yang demen kopi; Hanoi tuh terkenal ama egg coffee-nya. Jir, apaan nih, kopi campur telor kah? Like, really? Cukup intriguing, akhirnya gw pun cari-cari di peta offline gw, di mana bisa nemu egg coffee tadi. Cukup banyak juga ternyata, hampir tiap cafe nawarin egg coffee ternyata!

Nanya ke orang-orang yang lewat, katanya yang enak di Giang Cafe. Lah di mana pula itu. Ternyata gw udah berdiri ga jauh dari lokasinya 😂 lucky me. Ga perlu nyari-nyari lagi. Dari depan, kafenya nampak ga menarik. AT ALL! Cuma ada plang nama Oval yang dipajang di depan pintu kecil, yang kayaknya kalo orang papasan kudu melipir dulu saking sempitnya. Di kiri pintu ada semacam ruko-ruko. Pintunya nampak sangat mencurigakan😐 ngintip ke dalam, ujungnya ga kelihatan, dan cukup remang-remang pula! Makin mencurigakan, jangan-jangan sarang mafia lokal nih.


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Entrance menuju Cafe Giang. Ga meyakinkan dari luar!

Gw pun memberanikan diri. Masa bodo lah. Kaki gw pun melangkah memasuki pintu kecil tadi, memasuki lorong yang panjang dan remang-remang. Cahaya cuma datang dari arah pintu masuk dan beberapa bohlam lampu yang ga membantu buat nerangin lorong ini. Kiri-kanannya berupa dinding, nampak tua dan lapuk. Setelah beberapa langkah, ada beberapa bule bertampang timur tengah terlihat dari ujung lorong. Waduh, jangan-jangan mereka habis ketemu dengan mafia lokal, apalagi mereka ngomong dengan bahasa yang ga gw ngerti. Pas papasan, ternyata ga perlu melipir dikit biar masing-masing bisa lewat. Dindingnya cukup pas untuk orang jalan beriringan.

Sampai di ujung lorong, gw memasuki ruangan kecil, yang nampak seperti ruang keluarga dan dapur, dan ada beberapa meja-kursi khas lokal, yang duduknya semi jongkok gitu. Di salah satu sudut ada semacam counter, kayaknya kasirnya di situ, dengan bapak-bapak tua botak plontos nangkring sebagai kasir. Ruangannya sedikit lebih terang di sini. Beberapa mata pengunjung yang duduk sembari menghirup kopi menatap ke arah pintu masuk; ke arah gw! Gw pun makin deg-degan. Lalu gw disapa oleh salah satu pelayannya...

"Welcome! How many persons? Would you like to sit here or upstair?" kata mas-masnya dengan ramah.

Heee? Upstair? "Do you have upstair?" nanya gw seakan ga percaya, habis ruangannya kayak madesu gini.

"Yes, of course, this way!" Jawabnya sambil nunjukin arah. 

Gw pun berjalan menuju tangga yang ditunjuk. Tangga kayu, cukup tua namun masih kokoh. Begitu sampai di ujung tangga, tibalah gw ke ruangan lantai dua kafe ini. Gw takjub cuy, lantai duanya very homey! This is what a cafe should be! Ruangannya cukup luas dan bersih. Beberapa meja yang tengahnya dari marmer, dengan lis dan kaki meja dari bahan kayu diletakkan strategis dengan kursi-kursi semi jongkok, namun kali ini terbuat dari kayu juga. Meja dan kursinya dicat berwarna coklat tua. Lantainya dari tegel berwarna bata, plus dinding ruangannya yang meski beberapa spot nampak udah terkelupas karena usia, tapi bagian bawahnya di beri lis kayu, sehingga membuat image ruangan ini rusty vintage, bukan tua tak terurus. Pot-pot tanaman diletakkan di sudut-sudut ruangan dan dekat tangga, dan lukisan-lukisan tua dengan frame dari kayu berwarna sama dengan furniture di ruangan ini memperkuat klaim 'we designed it this way!'. Cool design. Ohiya, natural lighting di ruangan ini sangat bagus, loh. Dan ruangan ini rame! Ga sama pengunjung lokal, tapi muka-muka bule juga banyak, sehingga image buruk yang gw pikirin sebelum melangkah masuk ke sini sirna sudah. 


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Tangga di lantai dua Cafe Giang

vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Salah satu sudut di cafe Giang

vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Suasana di dalam Cafe Giang
Setelah lihat menu, gw mesen satu egg coffee. Yeah, satu aja, mau coba. Padahal dah deg-deg2an masuk sini, ujung-ujungnya cuma mesen satu 😂 Ga nyampe lima menit, pesanan gw dateng. Cepet kalik! Secangkir gelas mini berbahan bening berisi cairan berwana campuran kopi dan susu dengan sedikit buih di atasnya, namun terlihat lebih kental dari latte maupun cappucino. Gelas bening ini dilapisin lagi oleh tatakan yang berisi air panas, mungkin biar kopinya tetap panas kali ya. 

Setelah mengamati, gw pun nyobain seseruput. Oh boy! I love it! Gimana ya, mendeskripsikannya. Rasanya kopi, tapi manis dan kental dan terasa penuh di mulut. Manisnya pun bukan manis gula. 


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Egg Coffee yang famous itu!

Jadi, egg coffee atau Cà phê trứng merupakan minuman khas Hanoi dengan campuran kuning telor, gula, susu kental manis dan kopi robusta. Sejarahnya, pemakaian kuning telor karena jaman perang Vietnam sekitar tahun 1975, susu dan susu kental manis saat itu susah ditemukan di pasaran, karena embargo Amrik. Jadinya kuning telor dipakai sebagai penggantinya. Minuman ini dibuat dengan nyampurin kuning telor, gula dan kopi, dikocok hingga tercampur rata, lalu di atasnya ditambahin egg-cream - kuning telor yang dipanasin, lalu dikocok hingga berbuih. Pantes rasanya kental dan penuh di mulut.

Nah, ternyata, cafe ini lah yang pertama kali menyajikan minuman ini, hingga akhirnya menjadi minuman nasional. Sekarang udah generasi kedua yang menjalankan bisnis keluarga ini. Bapaknya, Nguyen Giang adalah yang pertama meramu kopi jenis ini. Well, turns out I was very lucky! Thanks stranger I met on the street for showed me this spot!

Karena gw mau foto-foto dan lagi ga bawa tongsis, gw minta tolong ke dua cewe lokal yang kebetulan duduk di belakang gw. Ga pake lama, akhirnya kita kenalan, add friend di FB juga. Coba gw masih lama di Hanoi, mereka nawarin mau jadi guide gw. Duh, sayang banget, next time deh 😅



vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe, drawing
Coba quick sketches dulu ke dua gadis lokal, they're impressed!

Jalan ke Terminal


Puas nongkrong sambil ngobrol ama temen baru, gw balik ke hostel sebelum jam 5. Gerimis belum berhenti, tapi mood gw udah bagus, hehee... Di hostel, gw di sambut ama Anh dan temennya. Mintol foto-foto lagi sebelum jemputan gw dateng.


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe

Pas dateng, orangnya -yang nampak masih muda banget dengan pakaian formal- datang naik motor. Dy nanya, karena hujan, mau dianter naik taxi ga. Gw mikir, mending naik motor karena lokasi terminalnya lumayan jauh. Lagian hujannya tinggal rintik-rintik kecil. Mending naik motor laah.

Setelah pamit ama Anh dan temennya, gw dianter naik motor menuju Nuoc Ngam Bus Station, sekitar 10 kiloan dari lokasi gw, atau sekitar 30 menitan naik kendaraan. Di perjalanan, gw pun menyaksikan rush hournya orang-orang lokal. Cukup padat dengan kendaraan, terutama motor. Motornya rata-rata masih motor bebek jadul, matic nampaknya belum trend di sini. Entah sekarang. Ohiya, helmnya juga masi helm jadul, bukan full face.


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Ini lagi naik motor. Topengnya gw edit 🙈
Sembari ngebut, gw lihat perubahan style bangunan di sepanjang jalan, dari style kolonial, post kolonial, hingga modern. Menjelang sampai di terminal, driver gw nelpon temannya. Pas nyampe, gw langsung di sapa ama temannya, dan disuruh ngikutin. Yawes, bye friend!


vietnam, travelling, Hanoi, Old Quarter, Old Quarter Hanoi, Egg Coffee, Giang Cafe
Rush hour di Hanoi, plus gerimis

NEXT, perjalanan panjaaaaang like hell & heaven to Vientiane, Laos...

Which made me think, why did I do all these journey? LoL...
--- つづく

Damage Cost

Bus to Laos VND 600.000
Pho VND 40.000
Egg Coffee VND 25.000
Aqua VND 10.000

Total VND 675.000
TOTAL (rate saat itu) IDR 337.500

TIPS
Visit Hanoi at weekend! They have Car Free Day moment around afternoon at Hoan Kiem Lake district. Also at night, they have massive Night Market from Hoan Kiem to Old Quarter!


When in Hanoi, try their signature egg coffee!

Where To Stay In Hanoi
Old Quarter or Hoan Kiem (they're neighborhood). Hoan Kiem is Hanoi's commercial centre, where attractions like Hanoi Opers House, weekend night market, Hoan Kiem Lake and Ngoc Son Temple are easily accessible on foot. North of Hoan Kiem Lake is the Old Quarter, where collonial houses, art galleries, local cuisines & cafes are located. If you're looking for cheap hotel or backpacker hostel to five-star hotels, with busy (not so busy) nighlife scene with plenty of local food, stay around these areas.

Ba Dinh district is another area where most of Hanoi's historical monuments are located, such as Temple of Literature, Presidential Palace, One Pillar Pagoda, Hanoi Flag Tower & Ho Chi Minh Mausoleum. If you want less crowded neighborhood with mid-ranged hotels, you might choose this.

Tay Ho (West Lake) for travellers looking to enjoy quiet retreat in Hanoi with mid-range hotels, stylish bistros and lakeside resturants. Usually for more wealthy travellers.

Where to Next after Hanoi?
Usually, from Hanoi, next destination would be Sa Pa or Ha Long Bay. Or, you can go to Laos. Here're some info about them;

1. Sa Pa
Sa Pa is a city high above sea level, famous with it's rice field and cold weather, due to it's location. You can go either by bus or train. 
By bus; Approximately take 6 hours, day trip or overnight trip, with $9-22 per trip per person. This is the most easy and cheap way to go to Sa Pa.
By Train; you shoudl go To Lao Cai train station first. Ticket start from $6, overnight train approximately 8 hours. You'll arrive early in the morning. Then take bus from Lao Cai to Sa Pa, for 6 hours drive. From Lao Cai you can cross the border to Vietnam.

2. Ha Long Bay
Usually the travel agent will give you around $100-150 for tour package, include roundtrip minivan from your hotel to Ha Long Bay, and a day trip with cruise ship, include dinner and a room.  But there's a cheaper yet more hassle route, by using normal bus to Ha Long Bay then buy the cruise ticket yourself by avoiding the scammers there. Your pick.

3. Laos
To laos, you can go by bus. Depart from Nuoc Ngam Bus Station then chose between Vientiane or Luang Prabang. Vientiane approximately 21 hours drive, ticket around VND 500k. While Luang Prabang, around 25 hours drive, with VND 800k ticket. Both are direct and overnight buses, mean they have sleeper berth and won't change bus at the border.  

Comments

Popular posts from this blog

Dummy Booking For Flight Ticket

Singapore - Johor Bahru - Kuala Lumpur Lewat Jalur Darat

Kereta Jakarta - Bandung hanya 14 Ribu, Backpacking Style!

Jepang, 9 Hari, 9 Kota, 8 Juta Rupiah (Prolog)

Menyusun Itinerary Perjalanan & Budgeting dengan Google Maps