Day 16; Failed to MaeKlong, to Yaowarat Then!
Bangkok, at last. Menurut gw, Bangkok tuh kota modern, metropolitan, yang jauh beda dari Jakarta. Pokoknya di atasnya Jakarta lah. Well, I'm about to be proven wrong! Ternyata ga semua area Bangkok tuh keren dan bersih dan rapih. Dan seharian ini gw berkali-kali sial!
-----Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1, Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom Penh, Day 4 perjalanan ke Siem Reap, Day 5 keliling Angkor Wat, Day 6 Killing Field Siem Reap, Day 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. Day 8 keliling Saigon dan masuk ke War Remnant Museum, Day 9 main ke Vietnam Traditional Medicine Museum and then Stranded at Old Quarter Hanoi in the middle of the night. That night, enjoyed Hanoi Old Quarter, Car Free Day & Weekend Market. Day 11 gw kejebak hujan, tapi akhirnya enjoy egg coffee dan kenalan dengan cewe lokal. Day 12 perjalanan hampir seharian menyeberang perbatasan Vietnam - Laos dengan bus! Day 13 di Vientiane, day 14 nyeberang dari Laos ke Thailand, serta explore Nong Khai. Day 15 train from Nong Khai to Thailand.
Pagi. Tidur gw nyenyaaaak banget! Ngorok may be! Tapi gw buru-buru bangun bwt ngangkat jemuran gw yang gw sebar di sekitar bed gw. Untung petugas hostel gada yang masuk kamar malem-malem. Jemuran dah kering. Lanjut bobo dah. Maklum, semalem jalan kakinya jauh. Masih pegel bos. Sembari merem, gw mikirin mo ke mana hari ini. Setelah bangun, gw coba tuh surfing internet pake wifi hostel. Kenceng bos, maklum masih baru. Ga tau ya sekarang, liat reviewnya beragam, dari bagus banget sampe buruk.
Anyway, akhirnya gw memutuskan untuk berangkat ke Mae Klong (pronounced Mae-Glong) railway station. Itu tuh, stasiun kereta terkenal di mana Kereta lewat pasar sempit, sampe penjualnya kudu ngangkat terpal kalo kereta lewat. Femes lah pokoknya, gugel aja! Yang masalah adalah, lokasinya jauuuh. Sekitar 80 kiloan di luar Bangkok gitu, di area Samut Songkram.
Gw cek, cara tercepat sih naik mobil minivan gitu. Bisa dari Chatuchak (Mo Chit Bus Terminal), Victory Monument, atau Sai Tai Mai (Southern Bus Terminal). Harganya sekitar B70-90, belum tiket BTS ke Mo Chit (B42). Katanya mah, kalo dari Mo Chit nyampenya sekitar 1 jam 40 menit. Cek cara lain, yaitu naik kereta. Sedikit lebih murah, tapi lebih lama. Dan transit berkali-kali! Gw kudu ke stasiun BTS Wongwian Yai (B42 juga) lalu jalan kaki ke stasiun KRL Wongwian Yai, naik KRL ke stasiun Mahachai (B10, ± 1jam), nyeberang sungai (B3), jalan dikit ke stasiun Ban Laem di deket sungai, lanjut naik KRL ke Mae Klong (B10, ± 1 jam juga). Total perjalanan bisa sampe 2,5 jam!
Jadi, gw pilih yang mana? Naik bus dengan total budget B132 pp (include BTS) dan perjalanan 1 jam 40 menit, atau ngeteng dengan total budget B88 (baliknya gw bisa keliling area Wongwian Yai) dan perjalanan 2,5 jam? Ya sebenernya ga jauh beda sih, malah lebih enak naik bus aja. Tapi gw malah milih ngeteng naik kereta, biar terasa adventure-nya gituuuu...Itung-itung lihat pemandangan juga. Jangan ditiru ya kalo ga mau ribet 😁
Akhirnya berangkatlah gw. Waktu dah menunjukkan pukul 11 siang. Telat si. BANGET!
Nih, gw foreshadowing apa yang bakal terjadi:
TIPS: JANGAN BERANGKAT SIANG-SIANG KALO MAU NGETENG! 😫😫😫
WONGWIAN YAI Station
Wongwian Yai station ini rada tricky. Ada stasiun BTS Wongwian Yai, ada stasiun KRL Wongwian Yai. Letaknya yaa di area Wongwian Yai. Tapi mereka terpisahkan status jarak sekitar 10 menit jalan kaki. Dari BTS Phra Khanong deket hostel gw, kudu transit dulu ke BTS Siam. Ini yang paling femes si, depannya Siam Centre, Paragon dll ituu. Ganti kereta dari line E ke line S. Setelahnya tincal ngaso, lewatin Saphan Taksin (kalo mau ke Asiatique). Dua stasiun setelahnya, sampe deh di Wongwian Yai station.
View area Wongwian Yai, sebelum stasiunnya. Di ujung JPO ini ada pasar Wongwian Yai. |
Dari sini gw jalan kaki ke stasiun KRLnya. Di deket stasiun ada pasar, lumayan seru juga bwt explore sambil jalan menuju ticket booth. Sampai di loket, gw beli tiket sambil nunjukin passport gw. Kali ini passport dah gw bawa, ga mau mengulang kesalahan sebelumnya pas di NongKhai. Dengan membayar B10, tiket dah di tangan. Meski ±15 menit lagi berangkat, keretanya dah stand by, karena stasiun ini merupakan stasiun akhir.
Gw si langsung naik aja, nyari seat. Tipe siapa cepat dia dapat. Di dalam gerbong dah banyak orang-orang naik. Pada bawa bungkusan gede-gede. Kayaknya habis ngeborong, kan deketnya ada pasar. Tapi banyak juga abege dengan dandanan necis naik kereta ini. Ga berapa lama kereta jalan.
Meski seat-nya ga empuk dan ditemani dengan AC alam, gw cukup enjoy dengan perjalanan ini. Viewnya banyak yang oke. Sering lewatin bangunan-bangunan kuil megah khasThai. Juga lewatin perumahan penduduk, area suburban yang jauh dari hiruk pikuk metropolitan Bangkok. Kesan gw? Bangkok jorok juga ternyata!
Sepanjang jalan banyak view kuil-kuil Buddha seperti ini |
MahaChai Station
Kereta ini berhenti tiap stasiun dan penumpang naik turun tiap stasiunnya. Tapi perjalanan selama sejam ga terasa sama sekali. Sampai di MahaChai station, semua penumpang turun, karena stasiun ini juga merupakan stasiun Akhirnya Stasiun MahaChai ini juga terletak di tengah pasar, di pinggir sungai Ta Chin. Dari stasiun kudu jalan dikit ke pier gitu buat nyeberang sungai, tapi ga perlu takut nyasar. Orang-orang pada jalan ke sana koq!
Sampai di pier, bayar 3 Baht buat tiket lalu langsung naik perahu. Perahunya cukup gede, motor-motor juga muat. Ga nyampe 5 menit, kita dah tiba di seberang sungai. Dari pier, yang letaknya juga di tengah pasar, kudu jalan kaki lagi sampe ke stasiun Ban Laem. Nah, selama perjalanan gw enjoy the view aja.
MahaChai Station. Di dalamnya ada pasar kayak pasar Senen! |
Di luar stasiunnya ada pasar basah jualan seafood seger maupun yang udah diawetin/diasinin. Sepanjang jalan menuju pier, wangi seafood menemani hidung! |
Nyeberang sungain Tha Cin menuju Ban Laem station |
Pas nyampe di stasiun, keretanya dah berangkat coba!😱 Gw telat! Tumben KRL nya tepat waktu! Tapi mengingat stasiun Ban Laem juga merupakan stasiun ujung, makanya tepat waktu. Padahal gw cuma telat 8 menit! Hiks. Gw tanya petugas, next nya berangkat 16.40, tapi yang dari MaeKlong nya terakhir jam 15.30. FART!
MAKANYA JANGAN BERANGKAT SIANG-SIANG KALO MAO NGETENG! 😂😂😂
Ada calo minivan yang nangkring di situ. Harganya B120 per trip. Lebih mahil daripada yang dari Mo Chit. Ada beberapa turis juga dapat sial kayak gw, dan mereka milih naik minivan. Gw? Apa daya budget minim, akhirnya gw terpaksa dan dengan berat hati mengurungkan niat gw ke MaeKlong ini.
Ban Laem Station, penampakannya jauh lebih kecil dan sederhana dibanding MahaChai station. Padahal ini juga stasiun ujung. |
Next time, baby! Next time!
So, What to do now? Yaa pastinya mah, balik ke bangkok. Tapi mumpung dah jauh-jauh, gw jalan santai aja dan lihat-lihat di area pasar Tha Chalom. Di sini banyak yang jual seafood kering! Lalu balik nyeberang sungai dan beli tiket ke Wongwian Yai lagi. Perjalanan sejam dengan kereta yang tadinya menyenangkan karena dipenuhi dengan exitement, kini jadi madesu dan membosankan. Gw tidur deh...
Jalan balik ke Pier, sengaja lewat jalan kecil malah nemu ini. Wat Laem Suwannaram, saat itu belum kelar di renovasi, berlokasi di meander sungai Tha Cin. |
Selain itu, ada juga beberapa kuil kecil dan tua di dekat sini |
Pasar di MahaChai Station |
Explore WongwianYai
Sampai di wongwianyai udah sekitar jam 15.30-an. Dari sini gw beneran ga ada clue mau ngapain! Internet kan ga punya. Cuma ngandalin google map offline. Dari situ gw lihat-lihat aja apa yang kira-kira menarik. Di dekat stasiun ada semacam roundabout dengan tugu Wongwian Yai. Wongwian Yai sendiri berarti lingkaran besar. Dan di tengah lingkaran tersebut berdiri patung King Taksin, raja Thonburi, Thailand kuno setelah Ayutthaya. Wongwian Yai sendiri berada di area Thonburi.
Dari situ gw lanjut aja jalan lurus. Entah ke mana, pokoke bergerak aja. Di ujung sana gw lihat ada sungai Chao Phraya, salah satu sungai penting di tengah kota Bangkok. Membelah sungai, terdapat jembatan สะพานพุทธยอดฟ้า atau Memorial Bridge, dengan rangka besi bercat hijau, selain untuk kendaraan bermotor juga tersedia area pejalan kaki. Baik banget, demen deh!
Wongwian Yai Roundabout dengan Patung King Taksin di tengahnya. |
Khao Mo Mountain Replica |
Wat Prayurawongsawat Worawihan, dengan stupa berwarna emas terletak di atas 'bukit', dibangun sekitar tahun 1920. |
Kuil Buddha di sekitar kompleks Wat Prayurawongsawat |
Memorial Bridge atau สะพานพุทธยอดฟ้า (bisa baca ga? hehee). Jembatan ini membelah sungai Chao Phraya, dibangun pada tahun 1932. |
Di ujung jembatan where all the interesting parts located. Pertama gw dijamu dengan tulisan Yodpiman River Walk. Masuk ke dalam situ, ternyata area Yodpiman Flower City sejak 1961. Sesuai namanya, pedagang-pedagang di sini jualan bunga-bunga segar. Di area sini terbagi dua bagian; area old city dan bangunan baru. Dalam bangunan baru, semacam mall kecil yang masih rapih, di dalamnya ada cafe-cafe dan vendor yang jualan suvenir dan baju-baju. Di area old city-nya, area jualan bunga. Bau bunga semerbak deh dalam sini.
Keluar dari area bebungaan, gw jalan menuju utara, menyusuri jalan gede. Ada yang menarik, kan waktu itu Raja Bhumibol telah wafat. Nah di salah satu bangunan megah yang nampaknya milih negara gw lewatin, dindingnya dihias dengan foto-foto sang raja. Jadi semacam galeri foto beliau dari kecil, mengabdi sebagai biksu, hingga menjadi raja, dan kesukaan beliau terhadap musik.
Sungai Chao Phraya di atas Memorial Bridge. Sungainya sangat lebar, bahkan kapal pengangkut barang bisa lewat. |
King Rama I Monument menyapa di ujung Memorial Bridge |
Yodpiman river walk, sesuai namanya berada di bantaran sungai Chao Phraya. Di dalam sini terdapat pasar bunga atau Yodpiman Flower City, dibangun tahun 1961. |
Di dalam area Yodpiman, ada pasar bunga segar 24 jam (kanan), Yodsiam Hostel (kiri) dan Plaza Yodpiman (tengah). Area Yodpiman ini cuma beda 2-3 blok dari Wat Pho dan The Grand Palace. |
Memoar of the King |
Gw jalan lurus, mengkikuti petunjuk Google map ke arah Little India di Phahurat Road. Eh, koq ga ada apa-apa ya. Jadi katanya mah area ini emang pusat komunitas Sikh selama seabad lebih dan mereka banyakan jualan kain gitu. Bukan buat turis yang cuma mau lihat-lihat kayak gw.
Yawes, gw lanjutin perjalanan, ujug-ujug sampailah gw di the Giant Swing yang femes itu! Wow, ga nyangka loh, padahal ga niat juga ke sini, hehee. Di seberang nya ada kuil Wat Suthat Thepwararam yang sayangnya lagi tutup karena persiapan pemakaman sang Raja. Gw jalan sampe nemu the Golden Mount, di mana ada kuil emas di atas bukit di tengah kota. Sayangnya kuilnya dah mau tutup. Gw sial mulu nih seharian.
The Giant Swing Riesenschaukel, monumen setinggi 22 meter dan berusia 200 tahun! |
Snapb and click while I'm on my way |
(kiri) Vishnu Temple, (tengah) Golden Mountain Bangkok dan (kanan) toko yang menjual Patung Buddha |
Yaowarat Road a.k.a Chinatown
Udah, gw jalan lagi deh menuju Chinatown. Gw belok ke arah Selatan dri Golden Mount tea. Nah dari sini, area kotanya mulai terlihat 'tua'. Sepanjang jalanan gw lihat area ruko-ruko tua dengan teralis besi yang udah karatan, cat tembok yang sudah luntur dan ngelupas, lampion-lampion a la Cina yang udah berdebu, area trotoar yang sempit dan sign toko yang entah kapan terakhir dibenerin. Oh iya, kebanyakan signage nya udah mulai berbahasa Cina, menandakan gw mulai masuk area Chinatown. Tapi melongok dikit ke atas, terlihat banyak kabel-kabel listrik yang berantakan, menandakan gw masih di Bangkok.
Akhirnya gw nyampe di jalan gede. Nama jalannya Yaowarat. Katanya mah di sini pusatnya Chinatown. Gw pikir bakal nemu semacam gerbang gede dengan tulisan China yang bilang "welcome to Chinatown", tapi ga nemu di sini. Apalagi waktu itu gw sampai sekitar pukul 17.30-an, masih terang, sehingga jalanannya masih terasa Bangkok banget deh. Mulai kecewa lagi nih gw.
Tapi gw coba berpikir positif aja. Gw coba telusurin jalanan Yaowarat ini. Semakin mendekati hot spot, semakin banyak ruko dengan hiasan merah emas, dan jualan emas juga. Dan mulai banyak kerumunan. Gw ikutin aja kerumunan tadi.
Sekitar pukul 6 sore, langit perlahan mulai menggelap tapi cahaya masih terang untuk ga mengandalkan lampu flash buat foto. Gw nemu ada semacam gerbang berwarna merah dengan tulisan penuh aksara Cina, dan ga ada satupun aksara latinnya. Meskipun ga massive dan berlokasi di lorong, nampak vendor-vendor sedang mempersiapkan lapaknya. Awalnya gw pikir ini cuma pasar biasa, tapi kayaknya gw akhirnya sampai di hot spot area sini. Plus ngeliat kerumunan orang berfokus di sini. Makin malam makin rame dah! Ternyata kudu nungguin malam baru kerasa Chinatownnya di area sini. Signage dengan lampu neon warna-warni dan tulisan Cina bakal menghiasi jalanan di sini.
Suasana di Yaowarat ketika malam menjelang, makin rame! Gw makan mie bebek, ndess pisan! |
Area Chinatown ini emang salah satu 'kota tua' di Bangkok. Di develop oleh King Rama I semenjak tahun 1700-an, untuk mengakomodir pedagang Cina di area Siam. Ga cuma di Yaowarat road, tapi ada 6 jalan besar lainnya yang masuk bagian Chinatown. Yang paling tenar si emang Yaowarat road ini, karena di sini ada pasar malam dan street food nya.
Ga cuma di area Itsara Nuphap (area night street food dengan gerbang merah tadi) yang rame. Di sepanjang Yaowarat Road pun ruameee... Toko-toko makanan yang tadinya madesu pas cahaya matahari masih ada, kini rame dengan antrian orang-orang. Makanannya juga beragam, dari bird nest, bakpao, babi-babian, aneka mie, soup, jus. Di seberang jalan ini, terdapat Chinese Food Market. Tapi kalo malam malah udah banyak yang tutup. Di sini jualan berbagai macam hal yang berhubungan dengan makanan Cina, mulai dari bahan makanan, rempah-rempah, jamur, bahan makanan yang dikeringkan maupun yang masih basah.
Mencoba edit ala-ala cyberpunk 😅 |
Makin macet, turis lokal dan mancanegara makin banyak, untung gw dah kenyang jadi ga lapar mata! |
Puas lihat-lihat, gw lanjut jalan ke arah tenggara, menuju Hua Lamphong lagi. Kemaren selama jalan kaki dari Hua Lamphong ke hostel, gw ga sempat lihat-lihat. Fokus jalan doang. Sekarang punya waktu dan barang bawaan ga banyak. Nothing really special si buat di mention. Hahahaa.
The Green Mile
Tapi yang keren tuh, pas gw lewat di Lumphini Park. Salah satu taman publik gede di tengah kota Bangkok. Yang gw demen dari Bangkok tuh banyak taman gede kayak ini. Di dalam tamannya sendiri selain pohon rindang, danau buatan dan bench buat bersantai, juga disediakan jogging track! Banyak yang jogging di sini, bahkan hingga malam!
Di ujung timur laut taman ini, diperpotongan jalan Witthayu Road, ada semacam skybridge khusus pejalan kaki dan pesepeda. Ga nangung-nanggung loh, skybridge bernama The Green Mile between Lumphini & Benjakiti sepanjang 1,5 kilometer ini memotong area perumahan penduduk dan jalan raya. Sesuai namanya, jembatan ini menghubungkan Lumphini Park dan Benjakiti Park, taman gede lainnya yang bentuknya memanjang sesuai dengan bentuk danau buatannya.
Di sepanjang jembatan dengan cat hijau di lantainya dan teralis besi di kiri-kanan ini, kita berjalan di atas perumahan penduduk juga. Tingginya kurang lebih selantai dua rumah orang deh. Di bawah bisa lihat kehidupan orang-orang lokal, beneran ga ada bedanya ma di Jakarta. Ada yang rumahnya dijadiin warung, ada yang bawa jualannya pake sepeda maupun motor, ada anak-anak berlairan manggil penjual yang lewat.
The green mile, skywalk bridge khusus pejalan kaki dan pesepeda yang menghubungkan Lumphini Park dan Benjakiti Park! |
Sampai di ujung, gw turun dari jembatan dan sampai di Benjakiti. Dari sini udah deket banget ke hostel gw. Kenapa kemaren ga lewat jembatan itu ya. Sampai di hostel, setelah bebersih, mandi dan sikat gigi, sampailah gw ke pertanyaan penting tiap malam:
Besok mo ngapian yaa....
--- つづく
Damage Cost
Bts to WingwianYai B42
Train to Mahachai B20 (return ticket)
Crossing river B6 (return ticket)
Lunch (squid & thai tea) B40
Duck Noodle B40
TOTAL (rate saat itu) IDR 59.200
TIPS
To MaeKlong Railway Market
Go early in the morning! Unless you're driving yourself or using minivan, it's better to go there early as the road takes you 1hr 40 minutes or 2,5 hours! Also keep in mind, the lates train arrived to MaeKlong is 17.40. See the schedule below!
2. Yaowarat Road
Get here after dark!
Comments
Post a Comment